3. FLOREN ARJUNA SYAHREZA

646 75 16
                                    

7 tahun kemudian....

Floren masuk dalam bus setelah lamanya ia menunggu dengan waktu tiga puluh menit. Sebelum duduk di kursi ia menempelkan kartu di dekat supir sebagai argonya. Selesai membayarnya, Flore duduk di kursi paling pojok.

Helaan napas panjang Floren hembuskan. Seperti biasa ia memakai earphone di telinganya dengan musik favoritnya. Sambil menikmati perjalanan Floren juga menikmati alunan musik yang sedang ia dengar.

"Hei, apa kamu bisa melihatku? Aku sangat yakin kalau tadi kamu bisa melihatku!"

Tidak peduli siapa yang sedang berbicara dengannya. Floren semakin menaikkan volume musiknya. Karena tidak semua yang ia lihat adalah berwujud manusia. Benar, sejak kecil Floren memiliki kelebihan yang tidak semua orang mempunyai yaitu bisa melihat yang tidak kasat mata dan berkomunikasi dengan mereka. Terkadang Floren memanfaatkan kemampuannya itu untuk menyelamatkan hidup seseorang.

Tapi untuk kali ini Floren akan berhenti, ia sudah lelah dan tidak ingin berurusan dengan hal yang seperti itu lagi. Floren juga ingin hidup normal seperti yang lainnya. Namun, percuma saja bahkan saat ini ia sedang melihat banyaknya yang tidak kasat mata berjalan kesana kemari dengan manusia.

"Cih, kamu sombong sekali!"

Sampai di halte dekat sekolahnya. Floren turun dari bus dan di ikuti oleh tak kasat mata itu dari belakang.

"Tolong bantu aku sekali ini saja!"

Floren menghentikan langkah kakinya. Tangannya mengepal erat sambil memejamkan matanya.

"Nggak! Gue udah janji sama diri sendiri nggak usah ikut campur lagi urusan mereka!" batin Floren.

"Nyawa ibuku dalam bahaya. Dan, aku tidak bisa pergi dalam keadaan tenang karena masih ada janji yang belum bisa aku tepati. Tolong.... Bantu aku sekali ini saja."

"Shit! Kenapa harus gue? Kalaupun nyawa ibu lo dalam bahaya yaudah biarin aja. Toh, ujung-ujungnya juga bakal mati kan?"

"Wajah kamu tampan tapi mulut kamu jelek. Harus banget ngomong kayak gitu?"

"Gue udah nggak mau berurusan dengan hal yang kayak gitu lagi. Paham nggak lo!?"

"Yaudah, kalau gitu aku bakal terus ngikutin kamu sampai hati kamu luluh dan mau bantuin aku!"

"Ck, terserah!"

Beberapa siswa yang lewat saling membisikkan sesuatu tentang Floren. Tidak sekali atau dua kali mereka melihat Floren bicara sendiri. Namun, Floren tidak pernah memperdulikannya karena baginya itu sudah menjadi hal yang biasa. Dengan acuhnya Floren berjalan ke kelasnya. Benar saja gadis tak kasat mata itu terus mengikuti kemanapun Floren pergi.

"Bisa nggak jangan ikutin gue!" sentak Floren membuat beberapa siswi yang di tangga terkejut.

"Floren lagi marah sama siapa?"

"Biasa lah orang aneh emang begitu."

"Padahal dari tadi nggak ada yang ngikutin dia."

"Udah biarin aja nggak usah di peduliin."

Floren menatap tajam ke arah gadis itu. Sementara yang di tatap tajam hanya terkekeh.

"Lihat, gara-gara lo gue di bilang aneh sama mereka!"

"Kamu emang aneh. Mau bagaimana lagi?"

"Ck, resek banget lo!"

"Aku kan udah bilang tadi sama kamu. Kalau kamu mau bantuin aku setelah semuanya selesai aku bakal pergi dari sini dan hidup tenang di alam yang baru."

CINTA DAN ISYARAT (SLOW UPDATE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang