Pintu apartement itu mulai terbuka perlahan, setelah sebelumnya sempat menimbulkan bunyi bel yang cukup kencang. Gadis cantik dengan gaun pengantinnya itu mulai memasuki apartment mewah yang ada di hadapannya saat ini. Melangkah maju dengan kedua bola matanya yang mulai menatap tajam menelususri setiap sudut ruangan yang bernuansa biru muda itu.
Benarkah kehidupan barunya berada di sini? Bahkan tak ada warna merah muda sedikitpun di dalam ruangan mewah ini, bukankah warna merah muda adalah warna faforitenya. Bagaimana seseorang yang dengan berani melamar dan menikahinya tidak tahu menau apapun yang ia sukai dan ia benci. Terdengar cukup miris memang, mereka baru saja melakukan sumpah janji di depan pendeta dan di saksikan oleh ratusan orang yang menghadiri resepsi pernikahan itu. Juga melakukan ciuman sakral di atas altar yang memang wajib di lakukan oleh sepasang pengantin baru yang baru saja melakukan sumpah cinta pada Tuhan. Ciuman singkat yang berhasil menipu ratusan orang yang melihatnya.
"DongHae-ssi. Dimana kamarku?" Tanya gadis itu hati-hati. Lalu melangkah maju menghampiri seorang pria tampan lengkap dengan jas putih dan kemeja hitamnya sedang melepaskan sebuah dasi yang masih melingkar sempurna di leher pria itu.
Pria tampan bernama Lee DongHae itu menoleh enggan, sedikit menunduk lalu mulai membuka mulutnya untuk berbicara. "Di apartement ini hanya ada satu kamar. Kau tidur saja di kamarku," Katanya nampak terlihat sangat tenang. Sedangkan gadis itu tersontak kaget, kedua mata indahnya bahkan sudah membulat sempurna.
"Lalu kau tidur dimana?" Tanya Yoo Hyun begitu saja.
"Aku akan membeli apartement baru, tepat di samping apartement ini. Aku akan tidur di sana, tapi semua barang-barangku tetap di sini agar tak ada orang yang curiga." Jawab Dong Hae tegas. Lantas menghempaskan tubuhnya di atas ranjang besar yang di hiasi sprei putih berenda.
"Akhh aku ingin tidur," Katanya sambil menguap kecil.
"Baiklah. Aku akan membereskan semua barang-barangmu. Jika kau membutuhkan sesuatu katakana saja ehmm,"
"Ehm," Gumam Dong Hae tanpa melirik sedikitpun ke arah Yoo Hyun.
Kim Yoo Hyun menarik napas kecil saat melihat pria yang baru saja resmi menjadi suaminya itu nampak tengah tertidur pulas di ranjangnya. Seolah sama sekali tidak perduli dengan apapun yang sedang terjadi saat ini. hanya mementingkan egonya dan bersikap seolah-olah semuanya baik-baik saja.
Tangan tirusnya mulai terangkat untuk mengambil sebuah koper besar berwarna biru tua milik Dong Hae. Ya pria itu memang menggemari warna biru, apappun itu asal berwarna biru pria itu pasti akan membelinya. Dengan sangat teliti ia membereskan baju-baju milik Dong Hae dan memasukannya ke dalam lemari pakaian yang baru. Semua itu ia kerjakan sendiri dengan kedua tangan tirusnya, meskipun ia sangat lelah kerana berjam-jam ia berdiri dengan sebuah High Heels berukuran 6 centi dan juga gaun pengantinnya yang sangat berat dan menyusahkan itu. Tapi setidaknya dengan mengerjakan semua pekerjaan itu membuatnya sedikit melupakan hal-hal pahit yang ia alami akhir-akhir ini.
****
2 Jam berlalu. Apartement yang semula terlihat biasa-biasa saja kini berubah menjadi lebih rapih, wangi dan terlihat sangat cantik dengan banyak pajangan ruangan dan lukisan-lukisan mahal yang sudah gadis itu siapkan sejak lama. Semua perubahan itu menjadi lebih baik karena tangan tirus milik gadis yang yang saat ini sedang berusaha keras melepaskan gaun pengantinnya yang terlihat sangat ketat di tubuh langsingnya. Kedua tangannya ia tekuk ke belakang untuk menurunkan reselting gaun itu, namun usahanya gagal karena gaun itu benar-benar sangat pas dengan tubuhnya yang membuat gaun itu seperti melekat kuat.
Gadis itu mendecak sebal. Karena usahanya selalu gagal untuk melepaskan gaun itu dari tubuhnya. Sekilas ia melirik ke arah kamar dimana seorang pria tampan masih tertidur pulas dengan posisinya tidur yang telentang menghadap atap. Apakah ia harus membangunkannya? Pikirnya. Tapi ia tak punya keberanian lebih untuk memintanya, apa lagi membangunkan pria itu.