Bunyi apa itu?
Sepasang mata indah milik seorang gadis bertubuh mungil itu mulai terbuka perlahan. Ia menyingkirkan beberapa tangan kekar yang masih memeluk tubuhnya, pria-pria brengsek ini seolah tidak terganggu sama sekali dengan suara bel apaartement yang berbunyi terus menerus sedari tadi.
Vivi Hwang benci saat-saat seperti ini. Ketika ia bangun dengan tubuh polosnya dan rasa nyeri di bagian sensitifenya, juga tangan-tangan sialan ini yang melingkar di pinggangnya. Rasanya jijik jika mengingat kejadian beberapa jam yang lalu ketika tubuhnya di sentuh oleh dua pria yang berbeda secara bergantian. Dan itu untuk pertama kalinya ia melakukan pekerjaan double service, sampai-sampai ia harus ketiduran seperti ini.
Bel apartement lagi-lagi berdering begitu nyaring yang membuat Vivi Hwang tersadar sepenuhnya. Dengan cepat ia menarik selimut bulu hingga ke atas lehernya, lalu membangunkan Dong Hae yang masih tertidur pulas karena kelelahan.
"Lee Dong Hae, ada orang orang di luar," Kata Vivi dengan suara kencang sambil menarik lengan pria itu. Namun bukannya bangun pria itu malah memeluk tubuhnya erat.
"Yak! Lee Dong Hae, bangunlah. Ada seseorang yang berusaha mendobrak pintu apartementmu di luar," Gadis itu menjambak rambut kecoklatan Dong Hae dan memaksa pria itu untuk bangun.
Sedangkan Dong Hae yang merasa kesakitan langsung terbangun dan sedikit meringis sakit. Gadis ini benar-benar sangat kasar. "Jam berapa sekarang?" Tanya Dong Hae. Vivi melirik ke arah jam dinding besar yang ada di kamar serba biru ini. "Jam tiga sore," Jawabnya cepat.
Dong Hae langsung bangkit dari tidurnya dan duduk di samping Vivi yang sedang mengikat rambut panjangnya. "Jam tiga?" Tanya Dong Hae memastikan. Vivi hanya mengangguk ringan. "Jangan-jangan itu Yoo Hyun!" Ucap Dong Hae.
Dua detik kemudian ia bangkit dari ranjang dan mulai memakai celana panjang dan T-Shirt polosnya. Ia sedikit terkejut karena ia bisa sangat ceroboh seperti ini, apa lagi posisi mereka bertiga yang masih polos tanpa sehelai benangpun. Ini belum saatnya untuk membuat Yoo Hyun cemburu, astaga apa yang harus ia lakukan sekarang.
"Bangunkah Hyuk Jae, dan bergegaslah pergi. Aku akan kirim bayaranmu secepatnya," Perintah Dong Hae.
"Apakah itu istrimu? Kau tertangkap, Lee Dong Hae." Vivi Hwang tersenyum kecil dan mulai memunguti pakaiannya yang berserakah di lantai. Ia bahkan tak memperdulikan perintah Dong Hae, ia hanya senang melihat pria itu berada dalam posisi terdesak seperti ini. Wajahnya yang terlalu tampan itu nampak sangat lucu.
"Jangan bicara lagi nona Hwang," Yoo Hyun tersenyum kecil pada Dong Hae.
"Arraso," Dengan langkah cepat Dong Hae berjalan keluar dari kamarnya. Apakah itu benar-benar Yoo Hyun, tapi mengapa suara bel itu berbunyi terus menerus, seakan-akan orang yang ada di luar sana sangatlah tidak sabar ingin masuk.
"Tunggu sebentar," Baru saja Dong Hae membuka separuh pintu apartementnya, tiba-tiba saja sebuah tinjuan meluncur di pipi kirinya hingga ia jatuh tersungkur ke dalam.
"Brengsek Kau Lee Dong Hae!" Ujar pria itu dengan amarahnya yang suda memuncak. Dan lagi-lagi pria itu meninju wajah Dong Hae dengan tangan satunya.
"Apa-apaan ini?" Dong Hae yang masih belum pulih benar mulai tidak mengerti kenapa pria ini menyerangnnya. Namun ketika ia melihat wajah pria itu, ia langsung mengerti dan mulai melawan.
"Kau pikir apa yang kau lakukan huh? Mengirim kaset CD semcam itu, belum puas kau menghancurkan Kyu Hyun dan mengambil sesuatu yang paling berharga untunya? Apa sebenarnya maumu huh!" Teriak pria itu tepat di wajah Dong Hae dan hendak menyerangnya lagi. Namun Dong Hae menahan tangan pria itu dan menghentakannya sangat kasar. Dong Hae tersenyum kecut, lalu tertawa meremehkan. Rencananya gagal dan ia benar-benar sangat marah saat ini.