24

469 23 0
                                    

Malam harinya hujan kembali turun dengan deras di sertai kilatan petir yang saling menyambar.

Dika/jeno kini berada di ruangan khusus miliknya , ia sedang bermain sedangkan jenny tengah sibuk dengan pekerjaan .
Ia sesekali mengawasi jeno yang sedang bermain puzzle.

" kak , besok jeno ijin pergi ketaman belakang ya " jenny menatap jeno yang juga menatapnya dengan mata yang berbinar dan senyuman yang cantik.

" tidak " singkat jelas dan padat .

Senyuman itu seketika luntur di gatikan cebikan yang menandakan si empu tengah kesal terhadap jenny.

Ia sama sekali tidak di perbolehkan keluar dari mansion ini , pernah ia mencoba kabur bukannya merasa bebas ia malah tersesat di tengah hutan dan bertemu serigala yang menatapnya lapar.

Untung saja jenny datang tepat waktu dan pasti setelahnya ia mendapatkan hukuman dengan tidak boleh keluar kamar selama 1 minggu. Sungguh menyebalkan jika saja sahabt² jenny ada pasti dia senang karena bisa di ajak jalan² oleh mereka menikmati indah nya kota.

Tiba - tiba lampu mansion padam .
Yang membuat jeno langsung ketakutan ia takut gelap dan suara keras apalagi sekarang hujan badai dan juga terdengar gemuruh petir yang menyambar.

Jenny langsung dengan sigap memeluk tubuh bergetar itu menenangkan jeno yang ketakutan .

" tenang ada saya di sini jangan takut " jenny mengelus punggung sempit itu dengan pelan .

" Kakak, takut"
" kita tidur saja oke " jenny langsung mengendong ala koala jeno menuju kamar mereka .

...

Keesokan harinya.

" tuan muda , cepat masuk hari sudah menjelang siang " kepala pelayan memanggil jeno yang tengah asik bermain di luar.

" nanti bibi , aku masih mau main oke tidak apa-apa selagi penyihir jahat itu tidak datang " jeno menolak ia lebih memilih bermain lagi padahal kemarin tidak di ijin kn oleh jenny untuk bermain di taman belakang.

" Siapa yang kmu maksud penyihir jahat itu Kitty" suara deep terdengar begitu menakutkan di telinga jeno . Dia tau betul suara siapa ini .

Jeno menoleh ke belakang dan berdirilah jane dengan senyum menyeramkan itu .

" apakah kmu ingin kedua kakimu menghilang hm ? " ucapan jane berhasil membuat jeno takut ia pun langsung masuk ke dalam mansion. Sungguh mereka berdua menakutkan.

" Maaf , jangan marah aku hanya merasa bosan terkurung di mansion ini , apalagi tidak ada teman yang bisa ku ajak bermain . " jeno menunduk dalam ia enggan menatap mata tajam yang sedang menatapnya.

" Ayo jalan jalan " ajak jane yang berhasil membuat jeno menatap jane dengan raut bahagia ia senang akhirnya ada yang mengajaknya jalan-jalan .

Kini jeno telah siap ia memakau hoodie berwarna putih dengan celana jeans berwarna hitam tidak lupa memakai sepatunya yang senada dengan warna hoodie miliknya.

Jeno menatap keluar jendela pemandangan pepohonan yang lebat dengan suasana yang tenang. Jalanan begitu sepi tidak ada yang berlalu lalang . Cuaca sedang mendung setelah tadi malam hujan deras entah hari ini akan hujan lagi atau tidak jeno berdoa semoga hujan tidak datang ia tidak ingin acara jalan jalannya harus batal karena hujan.

Imun tubuh nya memang lemah sejak kecil , ia akan mudah terserang demam ataupun sakit lainnya .

Mobil mereka kini mulai memasuki area perkotaan setelah melewati hutan yang amat jauh .

Mata jeno menatap binar melihat gedung gedung yang menjulang tinggi . Sungguh ia kagum, jane tersenyum menatap bayi kecilnya yang sedang mengagumi indahnya Kota .

Sungguh jeno sekarang seperti bayi yang baru di lahirkan .

" jane lihat wow indah sekali bunga nya " jeno melihat ke arah taman yang di penuhi bunga yang bermekaran.

Di perjalanan hanya terdengar celotehan jeno yang terus kagum .

Mereka pun sampai di mall yang terbesar di kota .

Tentu mall tersebut milik jane, jeno mengeratkan genggaman tangannya ia menatap takut orang² yang menatapnya pada saat memasuki mall tersebut.

Padahal tatapan orang² menatap antara gemas dengan tubuh mungil jeno yang bersembunyi di balik tubuh tinggi jane.

Tiba di toko boneka jeno melihat takjum dengan boneka yang indah . Rasanya ingin membeli satu tapi dia enggan untuk meminta . Sebenarnya ingatannya telah kembali tapi ia tetap berpura pura hilang ingatan agar terus bisa merasakan kasih sayang yang ia inginkan walaupun terbesit rasa rindu kenapa sahabat nya.

Pikirnya menyelam ke masa lalu yang suram dimana ia kehilangan seluruh dunianya menjadikannya berandal.

Lamunannya buyar seketika ketika jane menggoyangkan tubuhnya. Mata sipitnya menatap jane yang tengah menatapnya khawatir, tiba tiba saja jeno menjadi pendiam membuatnya khawatir.

" bolehkan aku sekolah " kata yang ia lontarkan berhasil merubah mimik wajah jane menjadi dingin. Kata yang paling di benci jane maupun jenny mereka ingin menyembunyikan si kecil dari dunia yang jahat ini.

" tidak " tolakan keras berhasil membuat wajah jeno tampak suram .

Ia ingin kembali sekolah.
" Ku mohon " tatapan polos nan indah itu membuat hati jane berdesir seakan tidak bisa menolak permintaan sikecil.

" baiklah tapi ada syaratnya" balasan dari jane berhasil membuat senyuman amat manis itu mengembang .

.
.
.
.

Sekolah nan megah berdiri di tengah-tengah kota, sekolah yang di juluki sekolah termahal di eropa itu berhasil jeno masuki tentunya dengan jane yang memasukkan.

Lady SenoraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang