Beginning

307 21 2
                                    

Daniel harap-harap cemas melihat perempuan yang kini duduk di sebelahnya sedang tersenyum, namun wajahnya menunjukan kecewa, sedih, marah, gelisah, terlihat berantakan. Dia tidak berani membuka suara. Takut kalau gelas yang di pegang perempuan itu melayang ke arahnya.

Setelah selesai syuting dan menerima telepon dari seseorang yang tidak tahu siapa, Amanda tiba-tiba jadi diam. Ekspresi wajahnya yang semula ceria, mendadak muram. Senyumnya hilang. Dia terdiam. Padahal biasanya kalau ada yang tidak berkenan dihatinya, Amanda akan langsung melampiaskan amarahnya.

Amanda yang seperti ini membuatnya takut.

"Kurangnya gue apa sih, Nil?" tanyanya lirih. Akhirnya perempuan itu buka suara.

"Gak ada, Man, di mata gue, lo sempurna!"

"Gue kira Kean cuma mau manas-manasin gue, gue kira dia sengaja deketin Adek gue biar dia lebih deket sama keluarga gue. Tapi ternyata dia bener-bener suka sama Alexa. Apa sih bagusnya Alexa?" racau Amanda. Daniel masih diam, tidak bisa berkomentar apa-apa. "Bahkan Kak Arsen dan Ayah aja fokus ke Alexa. Terus fungsinya gue di keluarga itu apa, Nil?"

"Man, gue yakin mereka pasti sayang sama lo."

"Dari kecil selalu Lexa. Kak Arsen lebih suka jalan sama Lexa dari pada sama gue. Kak Arsen mati-matian ngajarin Lexa, bahkan berusaha bawa Lexa ke London. Ayah lebih perhatian ke Lexa. Lexa lebih pinter, jadi penerus Ayah. Gue oke dengan itu semua! Sekarang kenapa harus Kean? Dari sekolah gue udah bareng Kean, gue juga mati-matian belajar supaya bisa satu kampus sama Kean, yang ada buat gue cuma Kean, sekarang di ambil juga sama Lexa?"

Amanda meneguk habis minumannya. Setelah tersenyum sebentar akhirnya dia menjatuhkan kepalanya ke atas meja. Matanya tertutup. Dengan hati-hati, Daniel mengguncangnya pelan.

"Man? Kita balik aja ya?"

Tidak ada sahutan dari Amanda. Akhirnya Daniel berinisiatif menggendong Amanda sampai ke dalam mobilnya.

"Nil, gue gak mau pulang."

"Oke. Gue anterin ke hotel aja ya."

Amanda mengangguk.

Daniel membelokan stir mobilnya dan berhenti di depan lobby hotel. Setelah memberikan kuncinya kepada petugas vallet, dia memesan kamar dan mengantar Amanda begitu sudah mendapat kunci.

Bruk! Akhirnya Daniel berhasil merebahkan Amanda di atas kasur. Amanda terlihat berantakan. Daniel membantu membuka alas kaki Amanda, namun tiba-tiba Amanda bangun dan menariknya. Daniel jatuh tepat di atas tubuh Amanda.

"Kiss me!"

"Man?"

"Kiss me!" Amanda meminta lagi.

"Serius, Man?"

"Shut up and just kiss me more!"

* * *

"Kok bisa? Kean? Gimana kamu bisa ngulang waktu juga? Dan gimana bisa kamu inget semuanya? Sejak kapan kamu sadar kalau kamu ngulang waktu? Dan kamu mulai semuanya dari kapan? Kenapa kamu gak kasih tau aku dari awal?" tanya Alexa bertubi-tubi.

"Lex, hey, tenang dulu, okay?"

"Gimana aku bisa tenang? Ingatan samar-samar itu muncul terus, bahkan aku masih bingung, Ken. Karena aku cuma inget awalnya dan akhirnya aja."

Keano tersenyum melihat kekasih cantiknya itu berbicara panjang lebar. Dan dengan ingatnya Alexa kalau mereka adalah kekasih membuat cara bicaranya seperti dulu. Dia rindu Alexanya.

"I miss you, Lex!"

"Keeen, apa sih? Jelasin dulu gak?!"

"Iya, sabar, kamu nanyanya kayak gitu, gimana aku jelasinnya. Lagian sekarang itu, aku malah mau liat kamu lebih lama."

Alexa diam salah tingkah melihat kekasihnya yang tampan itu memandangnya dengan penuh sayang. Pria yang disukainya dari sejak kelas 1 SMA itu, ingat semuanya. Bahkan sekarang menjadi kekasihnya. Alexa menutup wajahnya yang merah karena malu itu.

"Jangan di tutupin dong, kan aku jadi gak bisa liat."

"Yaudah, sekarang kamu ceritain dulu, sebenernya dulu ada apa."

"Oke. Tapi kamu janji satu hal," ucap Keano, Alexa mengangguk setuju. "Apapun yang aku ceritain, kamu bisa terima, dan gak ganggu hubungan kita." Alexa terdiam. Setelah sekian menit, akhirnya dia mengangguk setuju. "Jadi awalnya..."

* * *

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 27 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Second LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang