Hari yang aku nantikan akhirnya tiba. Tapi, itu dulu. Sekarang, hari ini ingin rasanya aku menghindari dari kondisi ini. Tapi, sayang tak bisa.
Suara banyak orang terdengar garduh sehingga memaksaku untuk membuka mata, terutama suara kedua sahabatku yang bising berusaha membangunkanku.
"Aliza, bangun? Za.."
Tubuhku menggeliat mencari posisi senyaman mungkin untuk tidur lagi, berharap aku tidur sementara untuk menghindari hari ini.
Tubuhku di guncang kedua sahabatku dan menyibak selimut yang menggelungku, membuatku terpaksa membuka mata.
"Aduh! Apaan, sih? Gue masih ngantuk, ah!" Aku menyembunyikan kepalaku di balik bantal.
"Bangun, lo harus mandi. Orang dari salon nya udah dateng, tuh!" Jasmine dan Niken mengangkat tanganku hingga posisiku terduduk, dengan malas aku membuka mata.
Di luar kamar sepertinya ramai, memang sejak kemarin sore keluarga besarku datang untuk mengahadiri pernikahanku.
Mataku melihat handle pintu yang bergerak, Kak Marissa muncul dari balik pintu. "Za, kamu belum mandi? Ayo cepat!" ucap ka Marissa setelah berhasil masuk ke dalam kamarku.
Dengan malas aku bangkit dari temat tidur, dan melangkah ke kamar mandi.
Jam sudah menunjulan pukul 7 pagi, aku sudah siap dengan gaun yang menyiratkan kepedihan, gaun ini begitu indah dan cantik berbanding terbalik dengan perasaanku yang buruk. Dengan rambut tatanya sesimpel mungkin dan make up senatural mungkin. Aku akui aku memang cantik, tapi tak sedikit pun senyuman tersungging di bibirku.
Kalau pun aku harus tersenyum, itu hanya senyuman palsu.
Kudengar calon suamiku sudah berada di rumah Marvel dari semalam.
Setelah beberapa menit kami berada di perjalanan yang sampailah kami di tempat dengan dekorasi yang aku inginkan. Rasanya berat untuk aku melangkahkan kaki ke tempat impianku itu. Aku mengambil napas sebanyak mungkin. Untuk berjaga-jaga jika nanti napasku habis.
Di tempat ini penuh dengan warna putih bersih, belum cukup ramai hanya ada keluarga besarku dan sahabatku. Rupanya keluarga calon suamiku belum datang.
Diantara taman yang luas ini ada bangunan yang tak begitu besar, tempat aku untuk mengganti baju yang akan dilakukan beberapa kali pergantian.
Aku lebih memilih diam di dalamnya dan tentunya di temani ketiga sahabatku.
Tanganku menjadi dingin seketika. Ketika, sahabatku mencoba menenangkanku dan menghiburku."Aliza lo cantik banget hari ini, gue jadi pengen nyusul, nih." Jasmine mencoba menghiburku dan di balas dengan senyuman masam olehku.
Berbincang dengan mereka tak membuatku melupakan kondisi saat ini.
"Aliza sayang, ayo keluar calon suamimu sudah datang. Acara nya akan segera di mulai." Kak Marissa berjalan ke arahku, aku bisa melihatnya dari pantulan cermin besar di depanku.
Kedua sahabatku merangkulku, membantuku untuk berdiri dan menggandengku sampai ke tempat pelaminan.
Aku melihat seorang laki-laki yang memekai baju yang seharusnya di kenakan Marvel hari ini duduk membelakangiku.
Sahabatku mengiringku melangkah dan duduk di samping pria itu. Dia menoleh padaku saat dia mengetahui keberadaanku. Sorot matanya yang hangat menatapku. Pria itu mempunyai garis muka yang tegas. Tampan, untunglah bayanganku tentang om-om mesum tidak terjadi. Dia terlihat seumuran dengan Marvel. Dia tersenyum simpul membuat menambah ketampanannya. Ya, aku memang mengakui dia memang tampan sampai ketiga sahabatku tersenyum menggodaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Second Time (Aliza Bad Marriage) TERBIT
Romance(TELAH TERBIT) Aliza tak habis pikir mengapa sebelum meninggalnya Marvel justru memintanya menikahi Radit--sosok yang tidak dikenalnya sama sekali. Mungkin kalau pria itu punya masalah ekonomi atau memiliki kekurangan fisik, dia akan sedikit memaham...