Canda tawa terdengar dari ruang keluarga,mereka menertawai tingkah si bungsu yang ber umur sepuluh tahun..
Ayah,serta ke tiga putranya tengah berkumpul hangat.. tanpa mempedulikan seorang anak anak kecil yang tengah duduk di lantai bawah melihat mereka yang tengah bercanda..
"Biru." Anak itu menengok ke samping,bibir kecilnya tersenyum saat ia melihat Bi Inah yang berada di samping nya..
"Ngbi!" Serunya senang.. Bi Inah tersenyum ia kemudian memandang ke depan di mana tuan nya yang sedang berbicara hangat dengan ketiga putranya..
"Kita makan saja ya nak? sudah lapar kan?" Biru mengangguk anak itu kemudian berdiri, mengandeng tangan Bi Inah yang sudah keriput..
Saat sampai ke dapur Bi Inah segera mengambil kan makanan untuk Biru,hanya nasi dengan tempe goreng..
Bibi menghampiri Biru yang duduk lesehan di dekat pintu dapur anak itu tersenyum saat bibi ikut duduk lesehan di dekatnya..
"Maaf ya nak.. ini hanya ada tempe goreng. Ayamnya sudah habis.." kata bibi dengan sendu melihat Biru yang makan nya lahap padahal hanya menggunakan tempe goreng..
"Biru tidak apa apa bibi.. terimakasih sudah memberi Biru makan. Tempe nya enak bibi!" Ucapnya dengan bahasa isyarat. setelah mengucapkan itu ia makan dengan lahap lagi,tanpa sadar membuat bi Inah menetes kan air matanya..
:
:
Setelah selesai makan Biru bermain di taman belakang dengan Pak topo,suami bi Inah. Anak itu membantu pak topo menyirami tanaman, kata bi Inah bunga bunga yang di tanaman ini milik ibunya.."Biru! sini sudah dulu menyiram bunganya.. sini neduh dulu nak.." Biru mengangguk ia kemudian berlari menghampiri pak topo dengan kaki mungil nya..
"Sini sini makan dulu.. liat bibi bikin singkong goreng lo.. dari kebun nya bibi" mata Biru berbinar ia kemudian menulis sesuatu di note kecilnya..
Ia kemudian memberikan note nya kepada Pak topo..
" Ini beneran singkong nya di tanaman bibi dan pak topo? Pohon nya besar tidak pak?" Pak topo tersenyum ia kemudian mengelus surai Biru..
"Iya besar pohonnya sampai banyak gini kan singkong nya.."
Biru mengangguk senang ia kemudian mengambil singkong goreng itu lalu memakannya,netra biru lautnya menatap pemandangan di ...
Di depan sana Ayah tengah menggendong adik bungsunya..
"Ayah! Bintang tadi di sekolah dapat nilai bagus loh yah! Nilainya satu sama enol nya duaa! " Seru Bintang senang membuat Januar tersenyum gemas..
"Itu namanya seratus Bintang! anak ayah memang pintar!" Juandra menggesekkan hidung nya dengan hidung mungil Bintang,lalu setelah itu ia peluk erat si bungsu...
BI Inah tersenyum melihat tingkah tuan dan putra bungsunya, senyum nya luntur saat ia melihat Biru yang menunduk sembari memain kan tanah di bawah kakinya...
"Biru.." anak itu mendongak memperlihatkan senyuman nya. Seolah berkata bahwa ia baik baik saja.. tangan nya mulai bermain di atas udara..
"Bibi bintang pintar ya? Dapat nilai seratus di sekolah.. pasti banyak teman ya bi? Sekolah itu rasanya bagaimana?" Bi Inah mengigit bibir bawah nya, tak tau harus mengatakan apa ..
"Aaa belajar di sekolah itu emang enak,tapi enakan belajar di rumah ya gak Bu? Bisa sambil tiduran.. Biru mau bapak ajarkan berhitung tidak? Biru kan juga anak pintar sudah bisa membaca dan menulis kan.." Pak topo mengalihkan perhatian Biru. Anak itu mengangguk senang saat mendengar bahwa ia akan di ajari menghitung oleh pak Topo..
KAMU SEDANG MEMBACA
BIRULARA (Hiatus)
Fanfiction"Biru bisa mendengar tapi tidak bisa bicara. kata mama,biru itu istimewa.. bicara saja harus menulis dulu.kalau pake bahasa isyarat Ayah bakal benci Biru." "SAYA TIDAK SUDI PUNYA ANAK BISU KAYAK KAMU! GARA GARA KAMU ISTRI SAYA MENINGGAL!" "Bisa ga...