BIRULARA

783 92 15
                                    

Biru kini tengah duduk di lantai dekat sofa sembari melihat tv besar yang menampilkan Bis berwarna biru yang bernama Tayo. Sementara Bintang tengah asik memakan biji kuaci di atas sofa..

Saat tengah asik memperhatikan bis biru kecil itu,tiba tiba Tv besar itu mati membuat Biru terkejut.anak itu mendongak menatap Bintang yang berganti menonton Tayo dengan iPad nya..

Bibir Biru melengkung kebawah,ia kemudian bangkit menuju dapur dengan berjalan lesu, sementara Bintang tersenyum remeh..

"Sukurin! Inikan tv nya bintang!" Ucapnya sombong.ia kemudian menyalakan tv nya dengan volume sedikit besar, membuat Biru yang tengah bermain mobil-mobilan bekas itu menoleh ke arah ruang tamu..

Biru sadar bahwa Bintang melakukan itu karena tak mau ia ada di sana.. lagi pula siapa yang ingin berdekatan dengan anak cacat seperti nya?

Asik melamun Biru sampai tak menyadari ke hadiran langit yang menatap sinis dirinya...

Langit mendekati Biru lalu dengan sengaja ia menginjak tangan anak itu. Nyutt

"Shhh"Biru dengan cepat menarik tangannya saat Langit mengangkat kakinya. Ia meringis merasakan perih saat melihat sepatu futsal langit yang tadi telah menginjak tangan nya..

"Eneg gue liat lo." Setelah mengucapkan itu Langit segera pergi sembari membawa gelas berisi air putih tadi, Biru masih memperhatikan tubuh tinggi abangnya yang hilang tertelan tangga menuju lantai atas..

Air matanya turun membasahi pipi kurusnya menciptakan sungai kecil. Ia membayangkan bagaimana rasanya di sayang seperti Bintang. Namun sepertinya itu mustahil..

"Hik kit~"

"Biru ay-loh tangan nya kenapa nak?" BI Inah segera duduk mensejajarkan tingginya dengan Biru ia meraih dengan pelan tangan biru yang lecet juga sedikit merah..

"Ini kenapa bis seperti ini? Biru jatoh?" Biru menggeleng ia kemudian menghapus air matanya lalu tersenyum kepada sang bibi..

"Biru baik baik saja~" katanya dengan bahasa isyarat. BI Inah terdiam.ia yakin salah satu tuan mudanya melukai Biru lagi,lapor kepada Juandra itu sama saja malahan Juandra seperti tidak peduli denga Biru..

"Ya sudah ayo makan liat bibi tadi buat sate telur puyuh loh! Biru mau?" Anak itu mengangguk dengan semangat sampai rambutnya juga ikut bergerak..

"Aduh gemas.." Biru duduk selonjoran dengan memangku piring yang berisi nasi juga dua sate tadi. Sebelum makan ia berdoa dulu lalu setelah itu ia makan dengan lahap..

Bibi tersenyum gemas saat pipi kurus itu menggembung karena memakan nasi yang banyak..

"Biru ini minumnya.. Bibi mau nyapu halaman dulu ya nak? Setelah selesai nanti taruh saja piringnya di wastafel ya.." Biru menunjukkan kedua jempolnya, setelah itu bibi segera pergi menuju halaman depan..

Setelah beberapa menit ia pun selesai,kaki mungilnya berjalan menuju wastafel,ia kemudian menarik kursi lalu menaikinya untuk mencuci piring.. wastafel nya sangat tinggi sekitar kepalanya saja jadi Biru haru menaiki kursi agar sampai..

Setelah semuanya beres Biru kemudian mengambil sapu untuk menyapu bekas kulit kuaci Bintang yang berserakan...

Biru mulai bersimpuh lalu memunguti kulit kuaci tersebut.. Bintang yang melihat itu kemudian tersenyum ia dengan jahil menumpahkan kulit kuaci yang ia wadahi di dalam plastik..

Syurr

"Nanti beresin yang bersih!" Sentak Bintang yang membuat Biru mengangguk patuh..

Sesekali Biru melihat ke arah Bintang yang tengah nikmat memakan kuaci. Biru belum pernah makan kuaci jadi saat ada kulit kuaci ini ia akan memungutnya kemudian ia cuci, setelah itu ia akan menyesapi kulit kuaci itu...

BIRULARA (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang