eins.

423 99 12
                                    

Vote dan komen jangan lupa!!

Enjoy it~

_____________________

Renjun benar-benar pasrah, dia menyerahkan dirinya kepada takdir yang ntah akan membawanya ke mana.

Dia sudah terlalu kotor dan hancur. Bukan hanya rupa, tapi juga jiwa.

Malaikat yang menjadi penghianat bukanlah hal biasa dan bisa dimaklumi.

Eksistensi mereka yang begitu suci dan bersih dari dosa, membuat para malaikat harus mematuhi peraturan yang begitu ketat.

Dan Renjun--malaikat yang belum lama ada di dunia ketimbang malaikat-malaikat lainnya, malah lancang melanggar aturan yang sudah para dewa buat sejak dahulu kala.

Renjun, jatuh cinta dengan salah satu iblis dari dunia bawah, dunia penuh dosa dan paling busuk yang ada di semesta.

Malaikat dan iblis itu berlawanan, mereka diciptakan untuk saling bertolak belakang, bukan malah mengadu kasih dalam ikatan sakral berwujud cinta.

Hitam dan putih tidak akan pernah menciptakan warna indah jika digabung, baik dan buruk yang terlalu tidak kontras, akan membuat sebuah kehancuran.

Yang suci harus tetap suci, jangan sampai noda dari induk dosa milik semesta, mengotori kemurnian itu.

Lalu Renjun, malah melakukan semua hal hina yang menjadi larangan itu.

Dosanya sudah terlalu besar, larangan yang dia langgar benar-benar fatal, dan cintanya langsung kandas saat hubungannya berhasil tercium oleh para dewa dan malaikat.

Kekasih iblisnya bahkan lebih dulu dimusnahkan oleh prajurit dewa--sebelum mereka mengejar Renjun untuk ikut dimusnahkan.

Sejujurnya, Renjun sudah benar-benar hancur sekarang ini, semua telah direnggut dari dirinya.

Sejak dia berhasil masuk ke dalam pintu portal, kesadaran Renjun hanya tinggal beberapa persen, dia bahkan tidak peduli ke mana portal itu akan membawanya.

Ntah itu ke dunia tengah, atau ke dunia bawah, dia tidak lagi peduli.

Renjun hanya berharap, Mark dan para antek-anteknya tidak akan menemukan Renjun lagi, atau lebih baik, dia dilupakan saja.

Selang beberapa menit, Renjun kembali merasakan dirinya yang jatuh menghantam permukaan keras.

Dia mengeluh sekali, matanya terbuka sedikit, suasana dan udara yang saat ini dia rasakan, sangat berbeda dari dunia atas.

Udara di sini lebih pekat dan berat, tidak semurni di atas langit sana, tapi tidak sepahit udara dunia bawah juga.

Ujung bibir Renjun tertarik kecil.

"Baguslah.. setidaknya.. aku tidak lagi di atas sana.."

Sedetik setelah kalimatnya rampung, kesadaran Renjun hilang.

Dia pingsan, membiarkan tubuh malangnya begitu saja.

Nasib selanjutnya, Renjun berharap akan mendapatkan secuil saja rasa aman.

.
.
.

Setelah lama memejamkan mata dan hilang kesadaran, perlahan telinga Renjun mulai bisa mendengar suara walau masih samar-samar.

Tubuhnya benar-benar sakit, bahkan saraf-sarafnya menolak untuk dia gerakan--melawan utusan dewa, memang tidak akan pernah berakhir baik.

Renjun meringis dengan bibir kering yang sedikit terbuka.

Kelopak matanya yang berat, terus berusaha untuk dia gerakkan.

Perlahan tapi pasti, Renjun mulai bisa melihat objek-objek di sekitarnya walau masih begitu buram dan samar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 23 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

THE FALLEN ANGEL [NOREN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang