Waktu sangat cepat berlalu dan kini kali telah melewati hari pelatihan yang cukup panjang, kami telah cukup menghabiskan 58 hari dalam pelatihan di desa sihir. Hanya saja Liona dia cukup kesusahan dalam menggunakan sihir, saat itu aku melihat Liona mempraktikkan kembali sihir yang telah diajarkan.
"Liona kau pasti akan berhasil saat pengujian nanti, karena kau selalu berlatih dan terus mengulanginya lagi dan lagi sampai kau bisa. Teruskan lah usahamu takkan menjadi sia-sia" ucapku saat melihat Liona berlatih di halaman asrama.
"Kau masih berlatih?" tanyaku.
Haa- haaa...
"... Lio-ra, kau masih bangun?" ucap Liona.
"Istirahatlah, beberapa hari lagi akan diadakan pengujian. Jangan sampai kau sakit dihari pengujian."
"Benarkah? dan kau pikir aku tidak bisa menggunakan sihir? sehingga kau menyuruhku untuk menghentikan latihanku?" ucapnya.
"Sepertinya kau sudah salah paham bukan itu maksudku..."
"CUKUP! kau, kau... kau merampas segalanya dariku!..."
Sepertinya Liona salah paham dengan perhatian yang kuberikan padanya, aku sangat tidak mengerti mengapa Liona tiba-tiba marah padaku hanya karena aku menyuruhnya untuk segera beristirahat. Kesalahan apa yang telah ku perbuat padanya dulu mungkin menjadi dampak dari sikap Liona yang sekarang atau bukan hanya Liona yang berubah tetapi aku juga merasakan perubahan pada diriku sendiri.
"Kau masih marah kepadaku? karena hari itu? apa kau kecewa kepadaku atau apa?" tanyaku.
"Beritahu aku tentang kematian ibu saat itu, kau dan kakak pasti telah menyembunyikan sesuatu dariku benarkan?"
"Dan ya, berhentilah untuk terlihat hebat didepan orang banyak" ucap Liona dengan nada yang menyentak.
"Liona maaf. Tapi, bukan itu maksudku dan untuk berbicara tentang kematian ibu aku..."
"Kau pasti akan bilang bahwa kau tidak bisa memberitahuku begitu?"
"Apakah aku harus mengetahuinya dari orang lain?"
"Dan mengapa saat itu kau menyelamatkanku?" sentak Liona kembali padaku.
Haruskah aku memberitahukannya? tentang semua yang terjadi pada hari itu? aku memang belum sempat memberitahukannya tentang apa yang terjadi sebenarnya padaku dan pada ibu saat itu. Tetapi walaupun aku mampu, tetapi itu sama saja dengan membangkitkan trauma yang sudah mati-matian ku lupakan selama bertahun-tahun.
"Benar, jika aku menceritakannya apa kau mau membantuku melewati masa sulit ku dengan susah payah melupakan semua kenangan buruk bagiku?"
"Apa kau juga aku ingin mengingat kembali kenangan yang menyakitkan ketika aku melihat ibuku sendiri dibunuh didepan mataku?" ucapku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal Thirst || New Stage [PEROMBAKAN]
VampireSeorang gadis kembali ke desanya dan bergabung sebagai pejuang untuk membalas kematian ibunya setelah serangan vampir. Bersama rekannya, gadis itu memulai perjalanan balas dendam.