perempuan berselendang (four)

623 64 20
                                    

Cemburu

Keesokan harinya

Jihane terbangun duluan seperti biasa dia selalu melakukan rutinitas nya, memasak sarapan dan lain sebagainya,

Kali ini Jini sudah bangun dan dia sedang kesana kemari berlarian sambil menonton Cocomelon,

Aghni tak dibangun kan sama sekali Jihane membiarkannya,

"Mama... Mo cucu" panggilnya Jini berteriak

"Iya sayang sini" ucap Jihane mematikan kompornya, lalu mengambil susu kotak di storage,

"Mana mana mana, cucu cucu cucuuu" teriak Jini yang gak sabaran meminta susunya, Jihane menggelengkan kepalanya lalu menusuknya sedotannya

"Nih sayang, anak pinter anak cantiknya mama" Jihane memberikannya sambil mengusap kepala Jini

"Maaciw mama muaaah" Jini selalu seperti itu jika diberi makanan ataupun apapun, dengan kaos singlet yang di pakainya serta benjolan pampers dia berjalan begitu lucu sambil menyedot susunya belom mandi dia mirip kayak tuyul,

Memang Jini baru berusia dua tahun tapi pelafalan kata perkatanya sudah mulai banyak hafal dan membuat gemas mendengarnya,

"Non JJ bahan bahan sudah mulai habis di storage, bibik mau beli dulu nanti siang izin yah.." ucap si bibik,

"Oh gitu yah bik, biar saya aja yang beli sekalian mau beli keperluan Jini"

"Mau bibik antar?"

"Gak usah bik nanti saya sama pak Firman saja," Jihane kali ini sambil memasak sarapan untuk semuanya,

"Akhirnya,...." gumam Jihane mengelap keringatnya karena panas kompor ketika memasak,

"Bik.. bantuin beresin ke meja yah saya mau mandi dulu, sekalian titip Jini" art nya mengangguk dan Jihane menuju kamar Aghni kembali, karena selama ini mengurus Jini maka baju mereka juga satu lemari bahkan sama selemari dengan Jini juga,

Namun pas masuk rupanya Aghni sudah bangun dia lagi asik telponan dengan seseorang bahkan nampak seru ada kekehan dari Aghni,

Namun ada part dimana Jihane mendnegar ucapan dari Aghni mengenai beli perhiasan atau apapun itu, Aghni menyadari Jihane masuk dan melempar senyum saja sambil terus fokus telponan,

"Aku mau nikah deh" suara yang terdengar sayup dari ponsel Aghni

"Nikah sama siapa?" Tanya aghni

"Maunya sama kamu lah.." dugaan jihane kepada yang menelpon

"Emang bisa kita nikah?" Aghni tertawa Jihane sangat jelas mendengarnya dan dia hanya melengos saja masuk kekamar mandi,

"Huuuuuuh......" Jihane bersandar di balik pintu kamar mandi menetralkan perasaannya kenapa tiba tiba perih mendengar pembicaraan Aghni dengan seorang wanita, jelas Jihane mendengar jawaban dari aghni pas telponan sudah pasti di otaknya aghni kembali dekat dengan Amel, siapa lagi kalau bukan Amel karena jihane sangat tau siapa saja teman temannya aghni, karena semenjak dekat dengannya aghni selalu menceritakan semua kehidupannya termasuk di kampus,

"Ya Tuhan kenapa semakin gak enak gini ... pertanda apa ini?.... Gak mungkin kan...aku...." Jihane tak melanjutkan fikirannya dia hanya mengelus dadanya entah bingung saja, lalu dia mandi dari pada semakin tak menentu perasaannya,

Setelah mandi Jihane keluar kamar beruntung Aghni sudah tak dikamar dia langsung ke lantai bawah bermain dengan Jini, meski belum mandi juga,

Itu yang dilihat Jihane ketika dia turun dari lantai atas, aghni melempar senyum terus namun Jihane selalu diam dan serasa menghindari kontak mata dengan Aghni,

wanita dan.......Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang