Bab 4: Di tarik ke medan perang

699 73 10
                                    

Saat itu, adalah hari biasa Dimana Deon dan Cruel bermain catur bersama, hanya saja....

"Deon, dari besok sampai seterusnya aku tidak bisa menemui mu untuk sementara waktu," ucap Cruel.

"Oh, iya, tidak apa-apa, pasti merepotkan untuk bertemu denganku setiap hari," ucap Deon dengan rasa bersalah.

".... Bukan begitu maksudku-"

'BRUAK!!!'

"Apakah disini ada orang bernama Deon Hart!!!" Ucap seorang pria dewasa yang tiba-tiba muncul.

"Siapa kalian!!! Berani sekali masuk ke kediaman Hart!!!"

"Kami kesini karena perintah dari Kaisar,"

(Ku skip bagian ini ya, males yang mau tulis ulang 😁 )

Deon ditarik paksa oleh orang asing tanpa tau apa apa. Tiba-tiba saja ia dikirim ke Medan perang..... Tanpa ada yang membantunya sama sekali, bahkan Kakaknya berpaling darinya ....

Setelah apa yang terjadi, mau tidak mau Deon ikut berpartisipasi dalam peperangan antar penguasa yang dibutakan oleh kekuasaan. Selama 8 tahun itu bagai neraka bagi Deon yang tak pernah belajar pedang maupun membunuh orang.

Semua orang yakin jika alasan Deon yang masih kecil dan tidak berpengalaman ikut peperangan adalah karena keluarganya sudah membuangnya. Kesalah pahaman yang menggumpal akibat gosip yang tidak mendasar membuat Deon menanamkan benih kebencian di hatinya.

Kebencian dan rasa takut yang terus berulang setiap harinya tanpa ada waktu isrirahat, membuatnya mendapatkan jati diri lain. Deon yang tidak dapat berpikir lurus lagi tidak menyadari adanya kejanggalan dalam kehidupan sahari-harinya yang bagaikan berada di neraka.

Begitulah Deon tumbuh di medan perang, karena kesadarannya yang putus dan tersadar lagi seperti lampu. Ia kehilangan beberapa ingatannya termasuk ingatannya tentang Pangeran/Kaisar dan Raja iblis, saat kedudukannya menjadi komandan Deon hanya sah-sah saja menerimanya karena tidak dapat menolak.

CERITANYA TAK SKIP KE KADAAN DEON YÄNG SUDAH ADA DI KASTIL IBLIS.... (nanti ada flasbacknya)



'Saya datang untuk memberi salam,' ucap Deon dengan belati yang berlmuran darah ditangannya.

'D-deon,' ucap ibu Deon yang berada di belakang ayah.

Deon langsung maju kedepan dan menusuk ayahnya tanpa belas kasihan, akibatnya sang ayah mati terkapar ditanah. Sementara sang ibu menangis melihat suaminya yang meninggal.

'Selamat jalan,' ucap Deon yang langsung menusuk ibu.

Darah ada dimana-mana dengan perasaan Deon yang campur aduk....

'Deon-'

"TUAN DEMON!"

Deon kaget dan langsung bangun dari mimpinya, ia melihat asal suara yang memanggil nama samarannya. Dan itu adalah Ed, perwira pasukan 0.

"M-maafkan saya telah membangunkan anda saat istirahat, tapi sepertinya anda bermimpi buruk," ucap Ed dengan wajah khawatir. "Jika anda tidak menyukainya, SILAHKAN HUKUM SAYA-,"

"Tidak perlu, kau melakukan hal yang sudah seharusnya dilakukan," ucap Deon dengan keringat bercucuran.

'Apa-apaan mimpi itu,' batinnya, terpampang jelas di wajahnya yang tampak marah, Deon tidak suka mimpi itu.

"Ah, benar, tadi saya menemukan benda ini saat di wilayah manusia, sepertinya ini permainan yang sedang ramai peminatnya," ucap Ed yang ingin memperbaiki suasana.

"Eh, ini rubik," ucap Deon yang langsung mengambil rubik itu dari tangan Ed dan memainkannya.

Sepertinya itu berhasil memperbaiki suasana hati Deon, sementara Ed hanya tersenyum dan bangga ia bisa menghibur Deon walau pun hanya sedikit.



obsessed with you (Fanfic I'm not that kind of talent)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang