Hari Jumat menjadi menyenangkan ketika tidak ada kegiatan apapun. untuk mengisi hari libur, kebanyakan santri memilih mengisi waktu liburannya dengan mencuci pakaian kotor atau menyetrika seluruh pakaian bersih yang ada di dalam lemari, tapi tidak dengan Salma, dia memilih duduk di teras memandangi taman seberang halaman yang terlihat menguning, butuh air, batin Salma, dia masih malas beranjak, nanti saja usulnya pada diri sendiri

“Assalamualaikum Salma” salma menoleh, mendapati ustadzah Zahra yang berdiri di belakangnya, ia segera membalas salam Zahra.

“Waalaikumsalam, ustadzah zahra” Zahra tersenyum pada salma.

“ustadzah izin duduk di sini ya,”

“Iya, us, ndak papa”  jawab Salma

“ sedang apa disini sendirian?”  tanya Zahra.

Salma hanya menggeleng Ia pun tidak tahu alasan kenapa duduk di teras sendirian, padahal halaman ini cukup sepi.

“sedang memikirkan apa Salma?” Tanya Zahra.

Salma hanya menggeleng.

“kalau begitu, biar ustadzah yang bercerita pada Salma ya” Zahra mulai menceritakan tentang pengalaman bagaimana ia salah menempatkan harapan dan berujung patah hati karena salah menempatkannya. Ia Telah terlena dan berhari-hari dalam kesedihan. Namun nyeri yang biasanya dirasakan bila mengingatnya perlahan hilang, Ada sosok manusia yang mengajarkannya tentang ikhlas.

“ustadz Aksa?" tanya sama tiba-tiba, seakan-akan dia bisa membaca apa yang tidak disampaikan oleh Zahra.
Zahra hanya tersenyum, menatap awan yang bergumpal dilangit biru. Matahari meninggi, menerangi bumi.

“Kenapa Ustadzah bisa bercerita kepada Salma tanpa terlihat sedih?”  Salma mengalihkan pembicaraan karena Zahra terlihat enggak membahas ustadz Aksa.

“ikhlas Bukan Sekedar baik-baik Saja saat dia pergi, tapi juga baik-baik saja saat menyebutkan namanya,  saat bertemu lagi dengan.

“Salma lelah terlihat baik-baik saja” keluh Salma, wajahnya murung.

“Salma, cobalah untuk menghapus kata terlihat, cobalah untuk baik-baik saja bukan hanya terlihat, cobalah untuk menerima, Maafkannya sebelum ia meminta maaf, cobalah untuk ingat bahwa semuanya hanya makhluk yang diciptakan, makhluk yang tidak sempurna dan akan selalu melakukan kesalahan, cobalah maafkan dia yang menyakitimu, bayangkan kamulah yang di posisinya, kamu pasti sedih saat orang yang kau sakiti tak mau memaafkanmu, kan?” tanya Zahra.

“jika manusia tak bisa melihat perjuanganmu biar Allah yang menyiapkan kejutan.”

Tiba-tiba suara motor memasuki gerbang yang setengah terbuka, salma menatap Zahra setelah tahu siapa yang datang, tangannya saling remas.

Salma yang faham keadaan beranjak mendekati ustadz Aksa yang menghentikan sepeda motornya agak jauh dari tempat keduanya duduk.

“Assalamualaikum, Ada yang bisa dibantu Ustaz?” tanya Salma,  Salma tau ustadz Aksa hanya datang bila ada keperluan, jadi Salma sudah tahu jika ustadz Aksa datang, pasti ada sesuatu yang dibutuhkan.

“ Waalaikumsalam, Tolong panggilkan ustadzah Khaira.”
jawab Ustadz saat berbalik, Salma balik badan, tapi Zahra sudah berdiri memberitahu Salma agar dia saja yang memanggil Khaira, teman mengajarnya.

“Khaira, ya, pantas saja perempuan sepertiku tertinggal.” 













Ada yang nungguin ustadzah Zahra dan ustadz Aksa?

Dalam Cinta Mihrab Ta'atTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang