Rumah
Yuli duduk bersimpuh dengan di depan seorang pria yang mana pria itu sudah mengangkangkan lebar kakinya dan memperlihatkan b*t*ng k*nt*lnya yang tegak berdiri. Wanita cantik itu sedikit meringis kesakitan bercampur nikmat karena di l*b*ng p*nt*tnya telah terdapat 5 *n*l balls. Sejak tadi istri dari Rendi itu telah menerima training dari salah satu warga yang tinggal di Desa Cipogoh. Wajah wanita berambut panjang itu tampak memerah dan tatapannya tidak bisa lepas dari b*t*ng k*nt*l yang sudah ereksi di depan matanya. Dengan tubuhnya hanya tertutupi dengan sehelai kain, Yuli merasa gairah s*x-nya itu menjadi sangat aneh dan menggebu-gebu. Dia sekarang seperti hanya membutuhkan k*nt*l, k*nt*l, dan k*nt*l.
"Gimana, Yuli. Enak b**l kamu dipakein s*x toys gitu?" tanya Pak Gendus dengan hanya memakai singlet putih ciri khasnya.
Yuli hanya diam saja dan tidak menjawab ucapan dari Pak Gendus. Tatapannya tampak kosong karena fokusnya hanya tertuju pada b*t*ng k*nt*l yang berada di depannya.
"Kamu gak perlu berwajah sedih begitu, Sayang. Sebentar lagi perasaan bersalah kamu akan hilang dengan perasaan nikmat yang kamu rasain," ucap Pak Gendus sambil membelai wajah Yuli dengan lembut. "K*l*m!" lanjut pria botak itu sambil sedikit menekan kepala Yuli.
SL*RP ... SL*RP ... SL*RP....
"Shhh ... terus, begitu. *hhh ... *hhh ... *hhh ... j*l*tin dari bawah sampe atas, Yuli! Ugrhhh ... bolanya juga *s*p. *hhh ... enakgrhhh ... bangetgrhhh ... k*l*man kamu," d*s*h Pak Gendus yang sedang menerima servis dari istri Rendi.
Yuli menj*l*ti benda keras tersebut sesuai arahan Pak Gendus. Bagai terpelet oleh kata-kata pria itu, wanita cantik berambut panjang itu menj*l*ti seluruh b*t*ng k*nt*l yang ada di depan matanya. Tak terkecuali dari buah z*k*r yang di*m*t dan dij*l*tinya secara menyeluruh.
"Gak, seharusnya aku gak begini! Kenapa aku malah mengikuti ucapannya! *hhh ... kenapa aku gila! Setidaknya, setidaknya—" Yuli merasa dilema antara akal sehatnya dan juga kegilaan yang sedang dilakukannya. Merasakan kehangatan dari b*t*ng k*nt*l yang sedang dik*l*mnya itu, membuat akal sehat wanita cantik itu berangsur-angsur menghilang.
"Ugrhhh ... terus, *s*p kayak begitu! *hhh ... *hhh ... *hhh ... kamu sekarang suka banget ya k*l*m k*nt*l ya, Yuli. Egrhhh...." Pak Gendus mengejek Yuli dengan tatapan m*s*mnya. "Shhh ... terus, *s*p terus yang kenceng! *hhh ... *hhh ... *hhh gak tahan lagi. Ugrhhh ... dikit lagi keluar," sambung pria itu yang merasakan ada sesuatu di ujung b*t*ng k*nt*lnya yang akan meledak.
SL*RP ... SL*RP ... SL*RP.....
"Hmphhh ... mphhh ... phhhmmm...."
"AGRHHH ... TERUS, YULI! AGRHHH ... ENAK BANGET MULUT L*NT*. UGRHHH ... *S*P YANG KENCENG, SAYANG. *HHH ... *HHH ... *HHH ... JANGAN BERHENTI! UGRHHH ... NIKMATGRHHH ... IYA BEGITU, YULI. SHHH ... SHHH ... SHHH ... KELUAR, KELUAR, KELUAR. EGRHHH ... BUKA MULUTNYA L*NT*! OUGRHHH ... KELUARGRHHH...." Pak Gendus menyemprotkan p*j* miliknya di wajah Yuli dengan begitu banyaknya. Cairan putih kental itu bahkan m*m*ncr*t dan mengenai beberapa bagian rambut wanita cantik itu.
Yuli merasakan semburan p*j* Pak Gendus yang mengenai wajah dan beberapa bagian tubuhnya. Untuk sesaat bayangan keluarganya terlintas di otaknya. Wanita cantik itu seperti meminta pertolongan pada Rendi agar diselamatkan dari kegilaan yang sedang dilakukannya.
SL*RP ... SL*RP ... SL*RP....
"Hehehe ... bersihin k*nt*lnya, Sayang!" perintah Pak Gendus dengan menyunggingkan sebuah senyuman merendahkan Yuli.
KAMU SEDANG MEMBACA
Desa Cipogoh
FantasyRendi dan Yuli adalah pasangan suami istri yang baru saja pindah ke Desa Cipogoh karena suatu hal dan alasan lainnya. Awalnya pasangan tersebut menganggap desa yang menjadi tempat tinggal mereka sekarang adalah desa yang benar-benar nyaman untuk dit...