Ingatan Malam Itu

22.7K 63 1
                                    

Balai Desa Cipogoh (Malam Hari)

"Ini aneh banget, kenapa badan aku jadi sangat sensitif, ya? Kenapa juga tadi aku teriak kayak gitu?" tanya Yuli pada diri sendiri mengingat ketika dia berteriak seperti m*nd*s*h sambil melihat suami dan anaknya yang sudah tertidur.

Yuli yang tidak bisa tidur karena tubuhnya terasa panas dan sangat tidak nyaman kemudian memilih untuk keluar dari balai desa untuk mencari angin segar. Wanita cantik berambut panjang itu berharap dia bisa mendinginkan sesuatu yang panas dan sangat menggebu-gebu di dalam tubuhnya.

Yuli berjalan melewati beberapa ruangan di balai desa tersebut yang kosong atau diisi dengan anak-anak Desa Cipogoh yang sudah tertidur. Namun ada perasaan aneh di hatinya itu ketika dia berjalan melewati lorong-lorong itu, tetapi dia tidak tahu apa hal aneh itu. Istri Rendi tahu kalau ada sesuatu hal yang aneh terjadi di Desa Cipogoh, tetapi dia tidak dapat menjelaskannya.

Saat Yuli berjalan menuju pintu keluar Balai Desa Cipogoh, tiba-tiba saja wanita cantik berambut panjang itu mendengar suara-suara aneh dan berisik dari salah satu ruangan yang ada di balai desa tersebut. Suara aneh itu semakin terdengar jelas di telinganya secara intens ketika kakinya melangkah mendekati asal suara tersebut.

"*hhh ... *hhh ... *hhh ... *hhh ... *hhh ... *hhh ... *hhh...."

SL*RP ... SL*RP ... SL*RP....

Betapa kagetnya Yuli ketika melihat kakak iparnya sudah dalam keadaan t*l*nj*ng tanpa mengenakan sehelai benang pun di tubuhnya dan dalam posisi m*n*ngg*ng sambil menjilati b*t*ng k*nt*l yang ada di depan wajahnya.

"Mbak Maya!" teriak Yuli dalam hati terkejut melihat apa yang dilihatnya sekarang sambil menutupi mulutnya dengan kedua tangannya.

"Sl*rp ... k*nt*lnya enak banget, Pak. Sl*rp ... gak pernah bosen Maya sama k*nt*l Pak Aryo," ucap kakak Rendi itu di sela-sela j*l*t*n lidahnya pada b*t*ng k*nt*l.

Yuli tidak dapat menyembunyikan keterkejutannya melihat hal itu. Posisi Maya itu sangat lah m*ngg*ir*hk*n di mata Yuli. Entah apa yang istri Rendi itu pikirkan, matanya tidak bisa lepas melihat tubuh wanita berambut pendek yang sedang m*n*ngg*ng sambil salah satu kakinya itu terangkat ke atas, memperlihatkan l*b*ng m*m*knya yang tanpa bulu.

"Mbak Maya, aku dengar kalau tadi dia bilang tidak punya pacar, tapi kenapa sekarang—" Yuli tidak melanjutkan ucapannya karena dia benar-benar shock melihat kakak iparnya sedang berbuat hal tidak senonoh seperti itu.

PL*K ... PL*K ... PL*K....

"Agrhhh ... *nt*t terus m*m*k Maya! *hhh ... Maya L*nt*, Maya L*nt* kalian semua. *hhh ... *hhh ... *hhh ... nikmat banget. Ugrhhh ... NG*NT*T!" teriak Maya yang raut wajahnya itu benar-benar b*n*l. L*b*ng m*m*k kakak Rendi itu sedang disodok menggunakan b*t*ng k*nt*l, sedangkan dari depan tubuhnya, mulutnya tersumpal sebuah benda keras yang membuat dia sesekali terbatuk-batuk.

Mata Yuli tidak bisa lepas dari pemandangan yang ada di depan matanya. Awalnya dia mengira kalau Maya itu sedang dalam keadaan diperkosa oleh para pria tersebut. Namun ketika dia melihat raut wajah kakak iparnya yang seperti sedang menikmati hal apa yang dilakukannya, hal itu membuat Yuli merasa pemikirannya itu salah.

"*hhh ... m*m*k L*nt* di*nt*t k*nt*l. Owhhh ... owhhh ... owhhh ... g*nj*t yang kenceng! Ugrhhh ... ng*nt*t, ng*nt*t, ng*nt*t! Shhh ... keluarin p*j*nya di m*m*k Maya L*nt*! Agrhhh...." Maya m*nd*s*h menggila dengan raut wajahnya yang begitu nakal dan tidak dapat disembunyikannya. Sesekali lidahnya menjulur keluar dengan ekspresi wajah sangenya itu sangat lah m*ngg*ir*hk*n.

"Mbak Maya, kenapa Mbak Maya begitu—" Yuli tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Tetapi raut wajah b*n*l Maya itu benar-benar membuatnya iri. P*yud*ra kakak iparnya itu terhempas ke sana ke mari mengikuti goyangan b*t*ng k*nt*l orang yang sedang meng*nt*tnya. Bahkan terdengar suara-suara sensual yang berasal dari hantaman pertemuan antara kedua k*l*m*n manusia tersebut.

Desa CipogohTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang