"Dokkk!" Aini memanggil gajalea dari pintu ruangan nya.Gajalea menoleh ke arah sahabat nya itu
"Ada telfon di hape lo" Teriak nya lagi.
"Jangan Teriak teriak napa sih ain, ntar orang orang keganggu" Tegur Gajalea sambil menghampiri aini.
"Hehe, nih" aini memberi benda pilih yang sedang berdering itu pada Gajalea.
Gajalea menatap layar heatphone,
"PAK BRAM"
Gajalea menggeser tombol hijau di sana dan mulai terdengar suara dari sembarang.
"Halo Gajalea"
"Halo, ada apa Pak, ada yang bisa saya bantu?"
"Boleh datang ke rumah sebentar, Kai kesurupan"
"Oh iya pak, saya segera ke sana"
Tut tut tut.
Telefon di akhiri sebelah pihak oleh pak bram.
"Kesurupan lagi?" Tanya aini penasaran.
"Iya, ayo berangkat" Kata gajela sambil berjalan keluar rumah sakit dan di ikuti Aini di belakang nya.
"Males banget" Celetuk aini pelan tapi masih terdengar jelas di telinga gajalea.
****
Gajalea sudah berada di depan rumah Kai.
Langsung di sambut pak bram dan istrinya dengan Raut wajah panik.
"Di mana dia pak?" Tanya Gajalea.
"Di ruang tamu" jawab bram.
Gajalea dan aini segera bergegas ke sana mengikuti bram dan istrinya.
Sampai di sana mereka semua langsung mendapati Kai di pegang oleh sahabat sahabat nya yang tentu saja gajalea tau mereka siapa.
"Gimana keadaan nya" gajalea mulai berbicara.
Mendengar suara itu kai langsung duduk dengan mata yang memerah, tangan kanan di pegang oleh biru, tangan kiri langit dan teman teman nya semua takut kai akan melukai Gajalea nanti nya.
Gajalea berdiri di depan kai, mentap angkasa yang sedang berusaha menanyai setan yang merasuki Sahabat nya itu.
"SIAPA NAMA LO?" Tanya Angkasa sambil menampar pipi kanan Kai.
Gajalea yang mengerti langsung mengode Aini supaya membawa ibu dan ayah kai ke kamar.
"LO SIAPA ANJING" satu tamparan lagi mendarat di pipi kiri Kai.
"Damian" kai Mulai bicara, tatapan nya tetap tak beralih dari Gajalea. tapi suara ini sama sekali tidak mirip dengan suara kai, seperti nya ini suara setan yang merasuki tubuh kai.
"NGAPAIN LO GANGGU SAHABAT GW" angkasa sudah sangat emosi dengan hantu itu.
Emosi Angkasa menguap tapi tak kunjung mendapat jawaban.
"ANJING!" angkasa menonjok wajah kai dengan penuh amarah, seperti nya Angkasa yang sudah hilang kendali sekarang.
Kalandra mulai menghentikan Angkasa karna menurut nya angkasa sudah berlebihan.
"Udah woi, ntar mati anak orang, itu tubuh kai Goblok" Teriak Kalandra.
Angkasa diam dan duduk di sofa di samping mereka.
Mata kai semakin memerah tertuju pada Gejalea.
Gajalea melirik.
"Damian" panggil Gajalea santai.
Semua mata langsung tertuju pada Gajalea yang mulai membuka suara.
Tubuh kai Mulai tenang tidak ada pembrontakan lagi
"Damian, kenapa?" Tanya Gajalea sambil berjongkok di hadapan Kai hingga jarak antara mereka sangat dekat.
Kai tunduk di hadapan Gajalea, semua kaget melihat itu.
Tiba tiba tubuh kai melemah, teman teman kai langsung mengangkat nya ke sofa.
Darah mulai mengalir dari hidung cowok itu.
Gajalea menghampiri dan membersihkan darah di hidung kai.
Gajalea sudah terbiasa dengan ini.
Semua sudah tenang setelah kai Mulai sadar.
Angkasa berdiri dan mulai bicara.
"Dok boleh bicara sebentar?" Tanya Angkasa sambil melirik Gajalea.
"Tentu"
Gajalea mengikuti Angkasa menuju ke sebuah kursi panjang di taman rumah kai.
"Gimana keadaan kai?" Tanya Angkasa sambil duduk di tempat duduk di sana.
"Seperti biasa, dia kecapean karna kejadian tadi" jawab Gajalea sambil melipat tangan di depan dada.
"Saya boleh bertanya?" Tanya Angkasa.
"Sure" jawab Gajalea santai.
"Kenapa bisa Kai langsung sadar saat anda bicara dengan dia, apakah ada ilmu hitam pada anda, maaf kalau pertanyaan saya menyinggung" ucap Angkasa dengan pandangan yang tak lepas dari dokter berseragam putih itu.
Gajalea sedikit kaget mendengar pertanyaan itu, terang terangan sekali bocah ini bertanya hal seperti itu.
"Tentu tidak, saya juga tidak tau kenapa itu bisa terjadi, lagi pula itu terjadi hanya saat saya menangani kai" jawab Gajalea.
"Emang anda sering menangani pasien seperti ini?" Tanya Angkasa penasaran.
"Tidak, hanya beberapa kali" jawab Gajalea.