6

13 3 0
                                    

Biru sedang dalam perjalanan pulang, dia sudah menelfon kembaran nya ingin menitip apa, Namun Langit menolak padahal dia punya uang hasil dari kafe kecil kecilan yang ia bangun Beberapa bulan lalu dari bantuan teman teman dan Tentu saja kembaran nya itu.

Kini Biru sudah ada di halaman depan rumah nya, segera berjalan memasuki rumah yang tidak terkunci seperti nya Kembaran nya itu sedang tidur.

"Lang" Panggil Biru.

Tak ada jawaban Biru mengecek ke dalam kamar ternyata benar kembaran nya itu tidur.

Biru menatap Wajah pucat Milik Langit.

"Pucat banget, sakit kah?" Biru berkata kata dalam hati apa yang Saudara nya itu sembunyikan.

Dengan sigap Biru meletakkan punggung tangan nya di Kening dan leher Langit.

"Dingin" batin nya.

Biru keluar dari kamar seperti nya dia harus membuat sesuatu yang hangat sekarang.

Biru segera memanaskan air hangat dan memasak bubur untuk Saudara kembar nya itu.

Biru membawa bubur dan Air hangat dengan napan dan membawa nya ke dalam kamar.

"Langg" panggil biru sambil meletakkan Napan yang ia bawa.

Langit malah Memutar badan nya dan tidak menghiraukan Biru.

Biru menggeleng pelan, dia memperhatikan Langit dengan tatapan sayu, seketika kata nya terpaku melihat Kertas yang terlihat sedikit di bawah bantal Langit.

"Apa ini?" Biru segera membuka lipatan kertas itu Mata Biru membulat membaca apa yang di lihat nya.

Tertulis bahwa saudara nya itu baru saja cuci darah di RS.broken heart.
Dan tertulis jelas nama dokter yang menangani.
Dr.Gajalea Devanka

Tak lama kemudian Langit membuka mata nya perlahan menyadari seseorang di sebelah nya meneteskan air mata tepat di wajah mulus nya.

"Kenapa nangis bang?" tanya Langit bingung.

"Sejak kapan kamu gini?" Tanya Biru dengan sedikit penekanan, kini air mata nya tidak lagi Mengalir, tapi wajah dengan ekspresi datar yang ia tunjukkan.

Langit mengerti , karna dia melihat kertas dari rumah sakit yang di pegang Saudara nya itu.

"Lima bulan" jawab nya.

"Kenapa ga bilang" tanya Biru sambil meletakkan kertas itu di atas nakas

"Gw gak mau Lo khawatir" Kata Langit sambil memalingkan wajah nya agar tak menatap Biru yang mulai Menampakkan wajah Melas.

"Lo pikir dengan Lo kaya gini gw ga khawatir" Biru Berdiri dari duduk nya.

"Kalo Lo emang gak mau di khawatirin gw bisa aja biarin Lo, Kalo emang ngga mau di khawatirin mulai sekarang urus diri Lo sendiri, Ga usah bilang apa apa sama gw" Biru segera melangkah pergi dari ruangan itu.

Langit hanya terdiam menatap punggung Biru yang semakin tak terlihat Melewati pintu kamar nya.

****

Gajalea duduk di balkon kamar nya menatap sinar matahari yang hampir tenggelam, Cara nya meninggalkan bumi begitu indah, namun kepergian nya berhasil menciptakan Senyuman kagum di bibir orang orang saat dia pergi, karena orang orang tau dia pasti kembali.

Slurrpp

Sesekali Gajalea meneguk Kopi yang ia letakkan di samping nya.

Dia duduk di tempat duduk yang begitu lembut dan hangat dengan posisi setengah Baring.

Kai Aldenara Dirgantara Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang