1. Princess Annora

77 13 17
                                    

Namaku Annora, aku adalah seorang siswi kelas 11 SMA yang entah bagaimana bisa tersesat di dunia aneh yang sekarang menjadi tempat tinggal ku.

Yang diingat sebelum kejadian ini, aku dan teman-temanku sedang berada di kantin sekolah saat jam istirahat, memakan mie ayam untuk mengisi perut. Tapi belum sempat menghabiskannya, aku tiba-tiba tersedak hingga tidak sadarkan diri dan berakhir di dunia aneh ini.

Di sini, aku adalah seorang puteri dari kerajaan Dominic. Namaku saat ini sama seperti nama di kehidupan asliku Annora, jadi tidak perlu beradaptasi lagi minimal dengan nama baru di dunia aneh ini. Dan di sini, aku masih berumur 15 tahun.

Kerajaan Dominic adalah kerajaan yang berada di bagian selatan. Raja yang berkuasa saat ini yang tidak lain adalah ayahku, bernama Edgarda. Ah ya! Ayahku sekarang juga seorang duda, sama seperti di kehidupan yang asli, ayah juga seorang duda. Di sini, aku memiliki kakak laki-laki yang sangat aku inginkan di kehidupan yang lalu, namanya Rex dia sangat tampan!

Entah harus bersyukur atau menyesal saat tersedak mie ayam di kantin, saat ini hidupku sangat berkecukupan.

Layaknya puteri kerajaan yang aku baca dalam novel atau buku cerita, di sini aku benar-benar merasakannya. Setiap pagi saat aku baru membuka mata, sudah ada dua orang pelayan yang siap membantuku untuk mandi dan merias diri.

Seperti halnya pagi ini, aku sudah bersiap dengan gaun mewah dengan aksesoris menawan, serta mahkota kecil yang terpasang elok di kepalaku, sungguh cantik.

Raga yang aku tempati sekarang memiliki tubuh indah dengan kulit putih seputih susu, rambut coklat sedikit pirang, mata bulat indah dengan iris biru berlian, wajah cantik dan imut secara bersamaan. Sungguh, haruskah aku bersyukur menempati tubuh ini?

"Nona, raja dan pangeran sudah menunggu anda untuk makan pagi bersama," ujar seorang pelayan dengan menunduk hormat dihadapanku.

Aku tersenyum ramah dan mengangguk. "Baiklah, aku akan segera pergi kesana."

Aku berjalan anggun keluar dari kamar melewati beberapa pelayan dan prajurit yang berjaga di setiap lorong kerajaan. Tidak sedikit pelayan maupun prajurit yang menatapku, entah karena kagum atau karena tampilan ku yang aneh? aku tidak tau.

"Selamat pagi, Ayah!"

"Selamat pagi, Kakak!"

"Selamat pagi, Princess."

Aku tersenyum ke arah dua lelaki yang ada di hadapanku. Rasanya aku ingin pingsan melihat ketampanan keduanya. Sungguh, tidak pernah sekalipun aku melihat manusia se-sempurna ini dalam hidupku.

Ayah yang sudah berumur kurang lebih 45 tahun tidak terlihat sedikitpun diwajahnya tanda-tanda penuaan, bahkan masih terlihat seperti berumur 30 tahun. Sedangkan kakakku, dia masih berumur 23 tahun, dirinya sangat tampan! bahkan jika aku di sini bukanlah sebagai adiknya, aku ingin menjadi permaisuri nya. Ya ampun, membayangkannya saja aku seperti ingin pingsan sekarang juga.

"Bagaimana tidurmu semalam, Nak?"

"Sangat nyenyak, Ayah. Bagaimana dengan Ayah dan Kakak?"

"Sama sepertimu."

"Ah, aku ingin menciummu!"

Aku tertawa kecil mendengar ucapan kakakku yang ingin menciumku. Tentu saja aku mau, kapan lagi bukan dicium manusia tampan, hihi.

"Tentu saja boleh, Kak"

Wajah kakakku terlihat senang, senyumnya mengembang semanis kue bolu. Ah, sangat tampan! Aku ingin pingsan.

Kakak mendekat kearah ku, memajukan wajahnya dan mencium kedua pipiku yang sedikit kemerahan.

"Terima kasih Adik, aku sayang kamu."

"Aku juga sayang Kakak." ucapku sambil mencium pipi kakakku.

"Ah! Senangnya aku!" ujar kakak membuatku tertawa.

"Pangeran," tegur Ayah saat kakak berbicara dengan keras.

"Maaf, Ayah."

"Ya sudah, mari kita mulai makan paginya."

Aku mulai memakan makananku setelah ayah dan kakakku memulainya. Makanan di sini cukup enak, tapi tidak seenak makanan di duniaku, karena di sini belum ditemukan micin, kalian pasti tau kan micin itu the best haha.

Kalian tau? makanan disini mewah dan banyak sekali, padahal hanya aku, ayah, dan kakak saja yang memakannya.
.
.
.
.

Setelah sarapan, ayah pergi ke ruang kerja, dan kakak pergi berlatih pedang bersama prajurit dan para pendekar kerajaan. Sebenarnya, aku ingin ikut dengan kakak, melihat kakak berpedang, tapi tidak diperbolehkan.

Akhirnya, aku tidak tau harus melakukan apa hari ini. Di sini tidak ada ponsel yang membuat hari-hari terasa begitu membosankan. Ah, sepertinya aku memiliki ide!

"Effie, apakah di sekitar kerjaan ada tempat yang indah?" tanyaku pada pelayan pribadiku.

"Tentu ada, Nona. Apa Nona ingin pergi kesana?"

"Ya, aku ingin."

"Baiklah, mari saya antar Nona."

Aku mengangguk setuju.

Aku berjalan dengan Effie berada di sampingku sebagai penunjuk arah. Kerajaan sangatlah luas, butuh waktu sekitar 15 menit berjalan kaki untuk sampai di sebuah tempat yang berada di samping kiri istana. Sungguh, kakiku terasa kebas berjalan selama 15 menit. Saat di duniaku, sama sekali tidak pernah berjalan jauh, selalu menggunakan sepeda atau sepeda motor.

Namun, kebas di kakiku seketika hilang saat mataku dimanjakan oleh sebuah tempat yang sangat indah di hadapanku sekarang.

Tempatnya tidak begitu luas, hanya danau kecil buatan dengan bunga warna-warni yang berada dipinggir nya, dan  beberapa pohon rindang untuk beristirahat dibawahnya.

Aku berjalan mendekat ke tepi danau, berjongkok untuk memainkan air danau yang begitu jernih. "Ini sangat indah, Effie"

"Betul, Nona. Danau ini dirawat dengan baik sehingga terjaga kebersihan dan keindahannya"

"Rasanya, aku ingin berenang di air danau ini."

Aku melepas sepatu kaca yang aku kenakan, mencelupkan sebagian kakiku kedalam air danau, rasanya sangat dingin dan menenangkan.

"Hati-hati, Nona" ujar Effie yang aku yakin dia tengah mengkhawatirkanku.

"Tentu."

.
.
.
.

Princess AnnoraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang