Setelah melalukan perjalanan yang lumayan jauh, kini Gabby dan Jaehee sudah tiba di ibu kota. Jam sudah menunjukkan pukul 8 malam dan suasana di daerah Itaewon semakin ramai. Mereka berdua tidak menepi, hanya melewatinya saja. Sebab tak mungkin Gabby mengajak Jaehee untuk duduk atau sekedar minum lagi, setelah melakukan perjalanan yang melelahkan ini.
"Sejak kapan lo beli unit di atas dorm gue, Jae?"
"Lo tau dari Wanda?"
"Ooh jadi Wanda udah pernah main ke apart lo?"
"...." Jaehee hanya diam tak menanggapi.
"Hahaha ketauan lo? Jaehee.. Jaehee. Kita kenal udah lama banget Jae, lo gak usah malu kaya gitu kalo sama gue."
"Yee siapa juga yang malu."
"Idih alesan." Gabby membuka sedikit kaca jendela untuk menghirup udara segar di luar sana. Dingin sekali, rasanya ingin sekali kembali ke rumah dan berlindung di balik selimut.
"Gue sempet lihat lo di parkiran. Ya udah gue ikutin aja.." Gabby menutup kembali kaca jendela tersebut. "Eh, gak tau nya lo mencet kode pintu seolah-olah lo pemiliknya." Ia menatap Jaehee yang masih tak membuka suara itu. "Gue juga berkali-kali ya lihat nih mobil ada di parkiran. Masih mau ngelak?"
Jaehee tergelak, ia tertawa karena sudah tertangkap basah. "Gue gak ada niatan mau nyembunyiin ini dari lo, Riel. Cuman belum ada timing pas. Ntar lah kapan-kapan kita main lagi ajak yang lain sekalian."
"Naah gitu dong..." Gabby mengacungkan jempolnya.
Gabby merogoh tas nya, lalu mengambil ponsel dan hendak menyalakannya. Sebab seharian ini ia enggan menyalakan ponsel karena ingin menghemat daya. Namun ia urungkan niatnya tersebut, Gabby masih tidak ingin menghadapi Maxim sekarang. Mungkin beberapa menit lagi setelah sampai dirumah.
"Makasih ya Jae, lo udah mau nemenin gue."
"Riel, kalo ada apa-apa lo bisa cerita ke gue."
Gabby mengangguk paham, "Dan kalo lo yang ada apa-apa, jangan lupa cerita ke gue."
Kini giliran Jaehee yang mengangguk.
Sesampainya di depan rumah, Gabby langsung turun dari mobil dan Jaehee pun langsung pergi melajukan lagi mobilnya. Gabby menatap halaman depan rumahnya itu dengan seksama. Ia meremat kuat jemarinya, rasanya enggan sekali untuk pulang dan bertemu dengan Maxim sekarang.
"Apa gue balik aja ke dorm?"
"Akh enggak.. enggak.."
"Act like a normal, okay?"
"Anggep aja gak tau apa-apa. Gue percaya Maxim!"
Dengan mantap ia melangkahkan kaki mendekat dan membuka pintu pagar. Lalu menutupnya lagi hingga terkunci rapat. Kakinya berjalan menelusuri jalan setapak yang ada di taman. Lampu taman di setiap ujung pun menyala dengan terang, menandakan bahwa Maxim memang ada di rumah.
Gabby kenal betul dengan kebiasaan laki-laki itu, ia tidak suka jika terlalu gelap. Paling tidak harus ada satu sudut dirumah ini yang menyala lampunya, dan Maxim memilih lampu taman ini. Berbeda dengan kemarin malam yang sangat gelap tanpa satupun pencahayaan.
Sesampainya didepan pintu ia langsung menekan kode dan membukanya. Tanpa ragu ia melangkah masuk dan melepaskan sepatunya. Matanya memperhatikan setiap sudut ruangan, sepi. Tidak ada Maxim disana.
Di dapur ada bekas bungkus ramyeon yang tercecer di meja. Ada panci dan sisa piring yang berserakan di westafel. Dan jangan lupakan 2 kaleng bir yang sudah terbuka disana.
Melihat itu Gabby hanya bisa menghela napas panjang, "Harusnya gue gak sih yang minum?" Ia melangkahkan lagi kakinya menuju kamar utama, kamarnya dan Maxim.

KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET | Mark Giselle
Fanfiction21+ M: Kamu tau kan kalo aku baru aja jadian sama dia? Trus sekarang aku harus menikah sama kamu?! G: Kamu pikir aku mau?! start : 09/01/23 End :