01. Pelakor Savage!

13.1K 47 0
                                    

Selamat Membaca

"Akhirnya aku bisa bertemu dengan mu," ucap Reina dalam pelukan.

Jelita tampak tidak nyaman dengan sikap Reina, yang tidak ada hujan dan badai. Jelita langsung mendapat pelukan dari gadis yang tidak diketahui asal-usulnya itu. Ingin rasanya dia menyuruh pengawal, atau sekertaris pribadinya mendorong gadis ini.

Namun, Jelita harus kembali diingatkan pada posisinya sekarang. Dia adalah seorang nyonya besar Orlando, salah satu keluarga dari timur-tengah yang terkenal akan kekayaannya. Jadi, harkat dan martabat sebagai orang berkelas, mengharuskan dia bersikap lembut.

Kemudian, Jelita menyentuh lengan Reina, mendorongnya agar bisa lepas dari pelukan. 

"Maaf, Anda siapa ya?" tanya Jelita tidak lupa memberikan senyum manisnya pada Reina.

Anda siapa?

Bagai ada petir yang menggelegar keras, kebahagian Reina bertemu dengan sosok yang dia tunggu, kini runtuh sudah. Ternyata ibu kandung yang sejak kecil hanya dia lihat dari foto, tidak mengenal Reina sebagai anaknya sendiri.

Apa ini hukuman dari Tuhan dari Reina? Tapi meski dalam perasaan yang begitu sedih apapun Reina sekarang, dia tetap memilih untuk mencoba membalas senyum manis ibunya. Sungguh, ibunya terlihat sangat cantik, wanita itu juga terlihat seperti tidak pernah melahirkan anak.

"Sa—saya ...." Reina bingung harus mengenalkan dirinya sebagai apa. Tidak mungkin Reina mengatakan dia adalah anaknya Jelita, sedangkan Jelita saja tidak mengenalnya lagi.

Semua orangnya yang tadinya sedang sibuk dengan urusan berghibah, satu persatu mulai mendekati tempat Jelita dan Reina. Mereka penasaran dengan kejadian itu, mungkin jika mereka bisa mencuri dengar, mereka bisa mendapatkan bahan untuk digosipkan.

Jelita paling tidak suka dengan keramaian, karena hal itu akan membawanya pada media yang penuh dengan informasi yang sudah dibumbui. Akhirnya, dengan terpaksa, Jelita membawa Reina ke ruangan vip.

"Ayo kita pindah ruangan," ajak Jelita.

Reina pun hanya bisa menganggukkan kepalanya, seraya mengikuti langkah Jelita yang berjalan menuju ruangan vip. Di tempat pesta itu, memang memiliki ruangan istirahat terpisah, yang bisa melindungi privasi para tamu.

"Jadi siapa nama kamu, nak?" tanya Jelita.

"Kenalkan, nama saya Rein---"

Byurrr.

Belum sempat Reina menyelesaikan kalimatnya, wajah cantik Reina tersiram air kopi hitam yang berasal dari cangkir minuman milik Jelita. Reina tampak masih menutup matanya, untuk menetralisir rasa sakit yang dia terima saat ini.

"Maaf. Sejak tadi tangan saya sudah gatal, ingin melempar sampah pada pelakor seperti kamu," ucap Jelita dengan wajah polos bagai seorang ratu yang dicintai rakyat karena kebaikannya.

Reina membuka matanya, dan segera mengambil tisu dari atas meja. Tangannya membersihkan bubuk kopi pada mata-nya, agar dia bisa melihat dengan jelas. Melihat wajah wanita yang berstatus sebagai ibu kandungnya, yang saat ini menyebut Reina sebagai Pelakor.

"Pelakor?" tanya Reina tidak paham maksud ucapan Jelita.

Jelita mengambil sapu tangannya, menghapus noda pada tangannya. "Kenapa? Apa kamu tidak terima?"

"Maaf, sepertinya Anda salah, Mom--- maksud saya," ucapan Reina sedikit kebingungan, harus memanggil Jelita apa.

Reina tidak mungkin memanggil Jelita sebagai Mommy, karena wanita itu saja sama sekali tidak ingat kalau Reina adalah anaknya Jelita. Justru Jelita menuduh Reina sebagai pelakor.

01. Simpanan Ayah Tiri Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang