Selamat Membaca
Jakarta, 2019.
Dua gadis yang memakai seragam putih abu-abu, terlihat sedang menikmati minuman yang mereka sebut Boba. Salah satu minuman yang menjadi favorit para remaja jaman sekarang, tidak terkecuali dengan dua remaja itu.
Seorang gadis dari mereka terlihat sedang mencoret daftar nama pekerjaan, yang kira-kira bisa dia lamar menggunakan ijazah SMA. Karena hanya ada ijazah itu yang bisa dia gunakan sebagai bekal melamar pekerjaan di Jakarta.
Tapi dari semua daftar yang dia buat, belum juga dia berhasil menemukan pekerjaan yang cocok dengannya. Atau lebih tepatnya, dia benar-benar tidak bisa menggunakan skill apa pun.
"Gimana kalo jadi sugar baby?" ucap seorang gadis bernama Belle, setelah meminum minumannya.
Gadis di depannya, meletakkan pulpen yang sejak tadi dia gunakan. "Dari sekian banyaknya pekerjaan, kamu malah nyaranin jadi sugar baby? Jadi pelacurnya aki-aki maksudmu? Apa nggak ada saran lain?" tanya Reina bertubi-tubi.
Secara otomatis tangan Belle menyentil dahi Reina. Hingga Reina mengeluh kesakitan. "Hey! Dengarkan ucapanku sampai selesai dulu, Rein," ucap Belle kesal.
Tangan Reina pun mulai mengusap dahinya yang sudah berubah merah. Sentilan dari sahabatnya sangat terasa perih, padahal tidak berdarah. Kemudian tangannya, mengangkat gelas plastiknya, bibirnya mulai menyesap minuman lewat sedotan.
Reina Agatha Syelen, gadis berusia 17 tahun yang baru saja lulus sekolah. Hari ini, seharusnya menjadi hari bahagia dirinya setelah melakukan konvoi keliling bersama teman sekolahnya. Seperti remaja lainnya.
Namun sayang, kabar dari ponselnya, memberikan dampak yang sebaliknya. Tiba-tiba saja Reina diusir dari rumah, dan hanya diijinkan membawa pakaian seadanya, dan barang-barang sekolah. Seluruh tas branded, perhiasan mewah, kartu kredit, hingga mobilnya, semuanya disita oleh Sang Papa Kejam.
Reina memprotes maksud sikap dari papanya. Tapi, sang papa dan juga mama tirinya, hanya mengatakan bahwa sudah saatnya Reina hidup mandiri tanpa bantuan orang tua. Ditambah lagi, jika Reina ingin mendapatkan hak waris, Reina harus menyandang titel Sarjana Teknik.
Lah terus, uang dari mana Reina bisa kuliah dan hidup di luar? Malang sekali nasib anak yang baru lulus sekolah ini. Akhirnya, Reina pun harus menculik Belle, satu-satunya sahabat yang dapat dia percaya. Untuk mencari solusi atas masalah yang dia alami.
"Nggak semua sugar baby harus menjadi pelacur, Rein. Ada juga kok, sugarbaby yang hanya menjadi teman sugardaddy-nya. Tidak ada seks, karena biasanya, orang dewasa yang membutuhkan sugar baby itu, mereka hanya mencari teman. Itu tergantung dengan kontrak yang mereka gunakan," jelas Bella.
Reina terdiam, mencoba mencerna penjelasan dari Belle.
"Lagian, kamu sendiri kan udah coba lamar pekerjaan. Tapi nggak ada satu pun pekerjaan, yang cocok sama kamu."
"Tau dari mana kamu, soal sugar baby? Aku yakin, bahkan kamu aja nggak pernah menjadi salah satu dari bagian sugar baby." Reina masih tidak yakin dengan informasi yang dikatakan oleh Belle.
"Ya dari salah satu temen kita yang jadi sugar baby lah. Kamu kira semua anak yang sekolah di tempat kita berasal dari orang kaya? Nggak semuanya Rein."
Oh kalau itu, Reina juga tau. Tidak semua murid angkatannya berasal dari orang kaya, apalagi sekolah juga tidak mengadakan beasiswa bagi orang kurang mampu atau siswa berprestasi.
Jadi sumber pembayaran sekolah murni dari orang tua murid. Atau ... murid mencari sponsor dengan menjadi sugar daddy seperti yang dikatakan oleh Belle barusan.
KAMU SEDANG MEMBACA
01. Simpanan Ayah Tiri
Romance"Bangun dari mimpi kamu, pelacur kecil. Jangan berharap aku akan tergoda pada pussy murahan kamu!" Mendengar ucapan Dirga, yang sudah melebihi kapasitas kosa kata yang baik. Menciptakan semburat merah pada wajah ayu sang gadis muda. itu bukanlah sem...