7. Masih Sama

80 4 0
                                    

▪︎ Happy reading
︎ Kalo suka like, komen, sama share, ya.

~~~

Veni berdecak beberapa kali, sesekali dia juga mendesah panjang dalam perjalanan menuju kelas di lantai tiga. Wanita yang hari ini mengenakan jin dipadukan dengan kaus pink dan blazer biru muda itu mengentak-entakkan kaki di setiap anak tangga yang dilaluinya. Dia sibuk dengan pikirannya sendiri sampai mengabaikan sapaan dari beberapa teman yang berpapasan.

"Ven, lo kenapa, sih? Disapa nggak bales. Dipanggil diem aja. Yang ada malah ngomel sendiri nggak jelas. Mikirin apaan sih, lo?"

Veni menoleh kepada Raka yang baru saja duduk di samping kanannya itu.

"Eh? Sori, Ka. Gue nggak tau kalo lo nyapa gue. Emang tadi lo ada di mana?"

Raka berdecak. "Di depan kelaslah, bareng anak-anak yang lain juga. Lo kenapa, sih? Emang ada tugas dari dosen?"

"Enggak ada, kok. Gue cuma sebel aja dari bangun tidur tadi."

"Sebel kenapa?" tanya Raka dengan mengerutkan kening.

Veni menghela napas kasar. "Gue abis mimpi, cowok yang gue suka akhirnya nembak gue."

Raka makin mengerutkan keningnya. "Harusnya lo seneng, dong. Kok malah uring-uringan?"

"Gimana gue nggak uring-uringan, Ka? Setelah gue kebangun, gue sadar kalo itu semua cuma mimpi. Ya gue sebel banget, lah. Kenyataannya, si doi nggak pernah peka sama perasaan gue."

"Ini, lo ngomongin mas-mas tua itu?"

Veni langsung mencubit lengan Raka. "Ih, kok mas-mas tua, sih? Doi gue, tuh ganteng abis, Ka. Berkharisma. Keren, deh pokoknya. Enak aja dibilang mas-mas tua."

Raka mengusap lengan bekas dicubit Veni. "Ya, tetep aja dia jauh lebih tua dari lo. Lagian, kenapa, sih lo suka sama dia? Mending lo buka hati buat orang lain. Yang jelas-jelas suka sama lo dan seumuran sama lo."

"Siapa?" tanya Veni dengan muka polosnya.

"Tau, ah, Ven. Capek ngomong sama lo."

Veni hendak membuka mulut untuk bicara lagi, tetapi teman-teman yang lain menyerbu masuk ke kelas. Wanita itu mengurungkan niatnya untuk bertanya lebih lanjut kepada Raka. Dia duduk menghadap depan saat dosen memasuki kelas.

Wanita yang menggerai rambutnya itu menoleh sekali lagi kepada Raka sambil memicingkan mata. Emang ada, ya yang suka sama gue? Tapi, siapa? tanyanya dalam hati. Veni menggeleng untuk menyingkirkan pikiran tentang pria. Dia kembali fokus menghadap depan untuk menyimak penjelasan dari dosen.

Pukul sebelas siang, mata kuliah Veni sudah selesai. Dia menghampiri Raka yang berkumpul bersama teman pria itu di depan kelas.

"Ka, langsung ke kafe, yuk!" ajaknya.

"Nggak ada kelas lagi?"

"Hari ini cuma satu. Yuk, ke kafe aja," ajak Veni lagi dengan tersenyum.

Raka melihat jam di ponsel. "Masih jam segini, Ven. Males, ah. Gimana kalo kita makan dulu?" tawarnya.

Barista Ganteng Idaman Hati [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang