▪︎ Happy reading
▪︎ Kalo suka like, komen sama share, ya.~~~
Beberapa hari terakhir Glen sibuk dengan urusan masa lalu dan orang misterius yang mengancamnya hingga sering meninggalkan kafe. Pria itu memercayakan bagian barista kepada Raka. Setelah mempelajari berkas-berkas kasus lima tahun yang lalu dan bantuan dari temannya di kepolisian, akhirnya dia bisa menemukan titik terang mengenai orang misterius tersebut. Namun, hingga saat ini dia belum mengantongi identitas dari orang itu.
"Mas Glen ke mana aja, sih belakangan ini? Sibuk mulu. Aku, kan jadi kangen," ucap Veni saat Glen baru memasuki kafe.
Glen tersenyum melihat wanita yang menggodanya itu. Rasanya, seperti sudah berbulan-bulan dia tidak mendengar rayuan dari wanita di hadapannya itu.
"Emang aku selama itu nggak dateng ke kafe?"
"Iya. Lama banget. Lagi ngurusin bisnis apa, sih sama Kak Bagas?"
Glen berjalan ke ruangannya dengan Veni yang terus mengekor. Dia sempat melihat Raka yang sibuk dengan laptop dan menyapa beberapa pegawai.
"Ada kejadian apa selama aku nggak ke kafe?" tanya Glen saat tiba di ruangan.
Veni nampak berpikir sebelum menjawab pertanyaan itu. "Nggak ada, sih. Tapi, lebih banyak pengunjung cewek yang dateng. Mereka dateng buat godain Raka. Pamor kamu mulai berkurang loh, Mas. Jangan lama-lama ninggalin meja barista. Nanti pesona kamu direbut sama Raka."
Glen tertawa mendengar penjelasan Veni. "Kamu ini ada-ada aja. Kamu ngomong gitu khawatir sama posisi aku atau cemburu ngeliat Raka dikerubungi sama cewek-cewek?"
Glen memundurkan kepala saat Veni tiba-tiba mendekat. Wanita itu menyipit menatapnya.
"Mas Glen cemburu ya karena aku ngomongin Raka? Iya, kan? Ngaku aja!"
Pria itu tersedak hingga terbatuk-batuk setelah mendengar kesimpulan yang dibuat oleh Veni. Wanita yang mengenakan dress ungu itu segera berjalan berputar untuk mendekat dan membantu Glen. Veni memberikan air yang berada di meja lalu menepuk-nepuk pelan punggung pria itu.
"Mas Glen nggak apa-apa?"
"Enggak-enggak. Aku nggak apa-apa. Lagian, kamu bisa aja ambil kesimpulan kayak gitu."
Veni berdiri tegak setelah melepas tangannya dari punggung Glen. "Ya kali aja, kan Mas Glen udah membuka hati buat aku."
"Kamu ini."
Glen hampir dibuat jantungan dua kali dalam sehari oleh wanita di hadapannya itu. Kini, Veni membungkuk menghadap Glen dan membuat wajah mereka amat dekat. Hanya tersisa beberapa senti saja sebelum hidung mereka bersentuhan.
"Emang aku kurang cantik?"
Glen menelan ludah susah payah sebelum berhasil mendorong wanita itu menjauh darinya.
"Cantik. Siapa yang bilang kalo kamu nggak cantik?"
Veni mengentakkan kaki. "Terus kenapa Mas Glen nggak bisa suka sama aku?"
![](https://img.wattpad.com/cover/352787766-288-k415955.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Barista Ganteng Idaman Hati [TAMAT]
RomanceVeni, mahasiswa baru Jurusan Bisnis mengambil pekerjaan paruh waktu di sebuah kafe demi mendekati Glen, pemilik sekaligus barista di kafe tersebut. Wanita dua puluh tahun itu melakukan segala cara untuk menggaet hati sang gebetan. Mulai dari dandan...