13

167 4 0
                                    

          Alhamdulillah uda tembus, cepat sekalii😭
  Bismilah tembus votenya juga, biar update cepat😅🙏🏻
            Update double? Okeee saya tepati janjii
            Tembus vote dan komen saya updatee!!
           
                                                     °°°°

"Vera, lo jawab. Kalo lo terus-terusan kek gini, sama aja lo terima perjodohan ini dengan terpaksa!" Arsen mencegah Vera untuk pergi. Ia memegang lengan tangan gadis itu, alangkahnya terhenti bahkan ia menghelakan napasnya kasar.

"Memang gue terpaksa. Gue ga cinta sama lo, kak. Gue, cuma ga mau bikin bunda kecewa, tapi ..." jeda Vera serayu melirik kearah tempat meja makan mereka, di sana, Permata yang dengan tulusnya sabar berbicara dengan Pradhika.

Arsen masih senantiasa menatap Vera dan menunggu jawaban darinya. Vera bergumam sejenak, lalu mengangkat suara. "Tapi, gue akan usahakan itu, Kak." lanjutnya lirih.

Arsen tersenyum senang, lalu ia terbawa suasana untuk memeluk Vera. Vera tersenyum kekuk ketika cowo di depannya memeluknya dengan erat. "Makasih, Ra. Mungkin lo ga akan terbiasa dengan ini, tapi, gua akan usahakan jadi cowo lo yang sebaik mungkin, ya?" bisiknya.

Vera sama sekali tidak membalas pelukan itu. Tetapi membuat heboh siswi-siswa di kantin, membuat para sahabatnya menoleh dan syok melihat adegan itu.

"It—itu serius Vera dipeluk kak Arsen?" Dista bertanya-tanya serayu menutup mulutnya dengan kedua tangannya.

Pradhika masih menatap tak percaya. Dia masih menatap, tetapi diam membisu, terasa seperti patung yang tak bisa bergerak sedetikpun. Permata melihat itu tersenyum smirk, ini juga yang dinantikan oleh diri membuat Pradhika hancur dan jatuh cinta padanya.

Ga sia-sia gue dengerin tadi. Lagipun ini yang gue nantikan. Batin Permata.

Banyak siswi yang memotret adegan ini membuat Vera risih, tetapi ini membuat Vera ingin meyakinkan Pradhika jika ia tidak jatuh cinta padanya. Ia tak ingin berkaitan dengan masalah cowo itu.

"Dis, kaya mimpi aja, ya, gasi?" Nabila mengedipkan matanya berkali-kali tetep mengarah ke arah adegan itu.

Permata tersenyum. "Ini asli, Nabil. Kalian ga seneng apa, sahabatnya bahagia?"

Vera mendorong Arsen agar menjauhinya dan melepaskan pelukannya. Ia sungguh malu dengan semua ini. Apa lagi, banyak yang sudah memotret diri dengan Arsen.

"Kak, jangan gitu, gue malu ..." adunya.

Arsen kekeh kecil karna ekspresi wajah Vera menggemaskan baginya. Ia mencubit kedua pipinya itu. "Lucu banget si, cewe gua, hm?"

"Kak Arsen!!"  Vera menggoyangkan tubuhnya dengan wajah kesal.

Permata menunjukkan kearah Vera dan Arsen lagi. "Tuh, mereka udah cocok banget!!"

Pradhika memutarkan bola matanya malas. "Ayo kita pergi." ajak Permata dengan menarik lengannya.

"Eh mau ke mana!?" teriak Permata.

Vera mendengar itu ia menoleh dan memperhatikan gerak-gerik Pradhika. Otaknya memutar seolah-olah tengah berpikir. Apa iya, secepat itu Pradhika menerima Permata? Pikir Vera.

Vera menghelakan nafasnya. "Kak, kita bisa jalanin ini semuanya dengan baik-baik kan?"

Arsen mengangguk tak lupa dengan senyuman manis. "Tentu saja sayang, kita akan jalanin dengan baik-baik. Bunda pasti senang," kata Arsen.

Vera tersenyum dan mengangguk. "Semoga aja, kak."

                                                     °°°°

"Kenapa kak? Ngapain ngajak aku ke sini?" tanya Permata dengan menatap kearah Pradhika.

Permata dibawa oleh Pradhika ke taman belakang sekolah. Pradhika yang masih duduk, Permata menatap cowo itupun ikut duduk.

"Maksud lo apa begitu? Mau panas-panasin gua? Maksud lo apa dateng-dateng hancurin semuanya, Permata!!" sentak Pradhika.

Alis Permata terangkat. "Mak-maksudnya gimana? Aku ga paham kak. Aku ga lakuin apa-apa perasaan. Kak Pradhika cemburu sama kak Arsen yang meluk Vera? Lagipun kenapa si kak? Kamu sama Vera itu cuma pura-pura kan pacaranya? Ga mungkin kalo beneran tuh ga mungkin serela itu mereka pelukan." jelas Permata.

"Lo ga tau apa-apa, Permata!" tegas Pradhika kepadanya.

Permata tersenyum smirk, "aku? Aku ga tau apa-apa? Semuanya udah jelas kak. Lagipun ... Aku bisa ceritain semuanya sama bokap dan nyokap kamu." ancam Permata.

Pradhika kekeh kecil mendengar ancaman konyol dari Permata. "Bilang aja, kaya mereka percaya aja."

Gadis itu mengangguk. "Memang mereka ga percaya, tetapi .. Aku akan cari semua buktinya, kak. Setiap kamu bertindak, aku akan selalu tau." ucap Permata tak main-main.

Pradhika melotot. "Gausah main-main sama gua, Permata, kalo lo ga mau mati!"

"Kalo kak Pradhika ga mau keluarga kamu tau, nurutin aja apa yang aku mau, kak."

Pradhika menggelengkan kepala. "Gua ga akan pernah mau sama lo!" ralat Pradhika.

"Yakin?" Alis gadis itu terangkat hingga ingin menyatu.

Permata masih memainkan kondisi. Ia menatap cowo itu dengan wajah serius, "gua yakin waktu lo nanti malam, kak."

"LO GILA!?!"

"Aku gila karna kamu kak. Kamu yang bikin aku kek gini, aku cinta sama kamu kak! Tapi kamu ga pernah ngerti sama perasaan aku!!" desis Permata.

"Cinta lo memang gila." pangkas Pradhika.

Bersambung..

VERA & KETOS GALAK { TAMAT }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang