DUAR!!!!!!
Buggy-dama kembali di tembakan ke kota. Menghancurkan semua bangunan yang di lewatinya, hingga bangunan yang berada di depan wlikota, Luffy, dan juga Nami.
"Bahkan rumahku juga.." Walikota melihat rumahnya yang menjadi bangunan terakhir yang dihancurkan Buggy-dama.
"Ahhh... Zoro dan Yuki masih tertidur di dalam!" teriak Luffy melihat rumah Walikota.
"Apa mereka sudah mati?" tanya Walikota yang merasa bersalah.
"Hoi! Zoro, Yuki! Apa kalian masih hidup?"Teriak Luffy lagi, sambil berhrap kedua nakamanya masih hidup dan baik-baik saja.
"Cara mengerikan sekali untuk membangunkan orang tidur." Terdengar suara Zoro dari tengah reruntuhan bangunan.
"Ahahaha." Tawa Luffy, senang karena mendengar suara Zoro. Jika Zoro baik-baik saja, dia yakin Yuki pun juga akan baik-baik saja.
Brak!!
Zoro melemparkan ke samping kayu yang sejak tadi ditahannya. Tepat di bawah tangannya yang tadinya memegang kayu, terdapat Yuki yang masih tertidur pulas, seolah tak ada bahaya sama sekali. "Siapa orang bodoh yang melakukannya, dia hampir saja membuat gadis merepotkan ini bangun dan berulah." Ujar Zoro.
"Bagaimana bisa kalian masih hidup?!" pekik Nami pada dua orang di depannya.
"yokatta, kalian masih hidup. hahaha" Ujar Luffy.
"Seseuatu seperti ini tak bisa dimaafkan. Aku tak bisa membiarkannya lagi! Mereka tak punya hak untuk menghancurkan kerja keras kami selama 40 tahun." Geram Walikota sambil mengepalkan kedua tangannya dengan kuat. "Aku adalah Walikota, di kota ini. Aku akan melindungi kota ini!!" Teriak Walikota.
"Tu-tunggu sebentar, Pak Walikota. " Nami berusaha menahan Walikota, yang sudah ingin berlari menghampiri Buggy dengan tombak ditangannya.
"Aku seorang laki-laki, aku harus berjuang sampai mati. Aku benarkan, bocah?" Ujar Walikota pada Luffy
"Itu benar, pak tua!" Dukung Luffy.
"Jangan mendukung dia! Memang apa yang bisa kau lakukan pada orang itu?! Itu namanya Nekat!" Teriak Nami, karena kesal mulai kualahan menahan Walikota.
"Aku tahu itu nekat! " Walikota menatap Nami.
Tak tak tak.
Langkah kaki Walikota yang berlari, menjuju Buggy saat Nami tak lagi menahannya, saat melihat wajah Walikota tadi."Tunggulah kau. Doke No Buggy"
"Pak Walikota, dia menangis." ujar Nami
"Benarkah? Aku tidak melihatnya" Ujar Luffy
"Sepertinya akan menjadi semakin ramai." Ujar Yuki yang sudah meneggakan tubuhnya, di samping Zoro.
"Hihihi... Yuki kau sudah bangun ya." Luffy menatap anggota keduanya.
"Teriakan orang tua itu, menyakitkan telinga. Aku terpaksa bangun." Ujar Yuki.
"Heee... yang benar saja? padahal suara tembakan meriam tak membangunkanmu? bahkan itu mengenai rumah walikota tempatmu tidur." Batin Nami menatap tak percaya pada gadis yang sering mendatarkan wajahnya itu.
"Hei, aku baru menyadarinya, wajahmu pucat sekali, apa kau terluka?" Ujar Nami sambil mendekati Yuki.
Yuki hanya diam sambil menatap Nami.
"Eee... benarkah, menurutku biasa saja." Luffy memiringkan kepalanya sambil menatap Yuki.
Nami berbalik, memberikan tatapan kesalnya pada Luffy. "Apa kau buta?"
KAMU SEDANG MEMBACA
One Piece (Shirayuki : Roronoa Zoro Patner)
Fanfic"Hoi... Yuki-Onna! Terlambat seperti biasanya. apa kau tersesat lagi?" "Baka-Kenshi, apa kau sedang membicarakan diri sendiri?!" **** "Aku akan menjadi pendekar pedang terbaik di dunia." "Aku akan menjadi saksi Zoro mewujudkan impiannya!" **** "Inga...