Surat [ Jaenori ]

1K 68 7
                                    

Enjoy!

"Jae, aku rasa kita sampe sini aja. Aku, aku udah ngga bisa sama kamu lagi jae. Aku bakal ngabulin permintaan kamu waktu itu. Terimakasih atas enam bulannya jae" Yoshi tersenyum, kemudian membungkukkan badannya ke arah Jaehyuk dan berlari menjauhi Jaehyuk dengan berlinang air mata.

Jaehyuk hanya terdiam di tempatnya, masih memproses kejadian yang dialaminya.

Jadi, dia sama Yoshi udah putus?

-

"WHAT?! LO SAMA YOSHI PUTUS?! GILA LO JAE? LO BENERAN SIA SIA IN YOSHI? Wah anjing banget sih lo" air liur Junkyu muncrat kesana sini sambil mengomeli Jaehyuk.

Jaehyuk mendelik tak suka, kemudian menyeka air liur Junkyu yang mengenai wajahnya.

"Dia sendiri kan yang bilang mau putus, yaudah mau gimana? Masa gue harus nahan dia? Nahan keputusan dia?" Jaehyuk berucap seakan tak peduli. Membuat Junkyu muak mendengarnya.

Junkyu meninggalkan meja kantin tempat mereka berempat nongkrong. Jaehyuk hanya memandang Junkyu dengan bingung.

Jihoon menggelengkan kepalanya, "Junkyu masih ada rasa sama Yoshi, jangan heran kalo tingkah dia begitu jae" ucapnya sambil menyuapkan bakso ke mulut Hyunsuk.

Hyunsuk yang mendengar langsung mengangguk setuju sambil memakan baksonya "bener kata Jihoon, dan gue rasa lo udah keterlaluan sih jae. Anak sebaik Yoshi lo sia sia in cuma demi Asahi, yang mana itu adiknya Yoshi sendiri. Siapa yang kagak sakit hati sih jae? Coba lo pikir kalo di poshmmm"

Belum selesai berbicara, Jihoon langsung memasukkan bakso ke dalam mulut Hyunsuk.

"Jihoon! Aku lagi nasehatin Jaehyuk! Apa-apaan lo!?" Hyunsuk menggebuk lengan Jihoon dengan buku tebal yang kebetulan ada di sampingnya.

Bugh
Bugh
Bugh

"Aduh aduh, iya ampun bebb. Ini keburu dingin baksonya"

Hyunsuk tidak peduli, kemudian dia menatap Jaehyuk, "intinya, jangan nyesel jae" Hyunsuk menghabiskan baksonya dan langsung pergi meninggalkan mereka berdua.

Jihoon menepuk pundak Jaehyuk, "mikir ya, gue yakin lo punya otak. Hehe"

Kemudian Jihoon juga meninggalkan Jaehyuk yang sedang merenungi nasibnya.

Kemudian menggeleng pelan, "ah masa bodo. Gue masih punya Asahi" mengendikkan bahunya, kemudian berjalan santai menuju kelas Asahi.

-

Yoshi mengurung diri di kamarnya selama seminggu, dia hanya keluar ketika akan berangkat sekolah. Bahkan menyapa asahi, dan haruto saja tidak. Dia tidak mempedulikan semuanya.

Di sekolah dia juga hanya berdiam diri di kelas, malas ke kantin. Lebih tepatnya, malas bertemu seseorang yang sudah membuat hatinya sakit.

"Yoshi" Junkyu memasuki kelas Yoshi, sedangkan yang dipanggil hanya tersenyum tenang. Junkyu tau itu senyuman palsu milik Yoshi. Dia sudah berteman lebih dari sepuluh tahun dengan Yoshi, jadi Yoshi tidak bisa membohonginya.

"Masih kepikiran Jaehyuk?" Yoshi menggeleng.

Bohong.

"Ngga usah bohong, gue tau. Ngga usah dipikirin ya? Jaehyuk emang agak brengsek anaknya" Junkyu menggenggam tangan Yoshi, si pemilik hanya tersenyum teduh.

"Jaehyuk beneran udah ngga butuh aku ya jun? Dia udah ada Asahi yang bisa tiap hari nemenin dia. Dia udah ngga butuh perhatian aku lagi, yang dia butuhin sekarang Asahi dan hanya Asahi sampai seterusnya. Jadi, lebih baik aku menghilang aja gak sih jun?"

YOSHI HAREM 「 LENGKAP✔ 」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang