3. Villoin

26 6 0
                                    

29 Oktober 2023

Happy Reading!

****

Gibrel terus berjalan di depan Anan, sedangkan Anan setia mengekor di belakangnya. Anan tidak suka berjalan seperti ini, ia ingin berjalan bersampingan dengan gadisnya. Anan menyamakan langkahnya dengan Gibrel lalu berniat menggenggam tangannya, namun Gibrel malah melepaskannya membuat Anan menggerutu lucu.

Uks. Gibrel membawa langkah keduanya menuju uks. Anan terheran.

"Kok uks? Kamu sakit, Rel? Bagian mana yang sakit? Ke dokter aja, yuk," cerca Anan tanpa henti membuat Gibrel pusing.

"Kamu ngomong sekali lagi, aku jahit mulut kamu, Nan."

Langsung saja Anan menutup mulutnya rapat-rapat.

"Duduk," titah Gibrel menyuruh duduk di atas brankar. Anan menurut, ia duduk dan mendongakkan kepalanya menatap Gibrel yang sepertinya masih ingin mengomelinya.

"Kamu tahu salah kamu apa?" tanya Gibrel. Yang ditanya hanya diam sembari mengerjapkan matanya.

"Tahu gak salah kamu apa?" Anan masih tetap diam. "Kalau ada orang tanya itu dijawab, punya mulut, kan? Kenapa diem?"

Anan menghela nafas. "Tadi katanya disuruh jangan ngomong. Aku takut mulut aku dijahit, nanti gak bisa cium kamu."

Bisa-bisanya Anan becanda di situasi seperti ini. Tidakkah Anan paham bahwa saat ini Gibrel benar-benar marah padanya?

Saat ingin menuju kelas Anan tadi, Gibrel melihat Boti berjalan dibantu teman-temannya. Gibrel yang melihatnya tidak tega. Dan, tebakan Gibrel tidak pernah meleset, semua itu pasti ulah Anan. Anak ini tidak pernah anteng kalau ditinggal olehnya.

"Kenapa kamu mukulin Boti? Boti salah apa sama  kamu? Bukannya Boti gak pernah ganggu kamu?"

"Si culun itu emang gak ganggu aku, tapi dia ganggu Lian. Katanya, tuh anak licik. Jadi yaudah, aku bantu Lian kasih pelajaran sama tuh anak."

Gibrel memijat kepalanya pusing. Anan yang melihatnya jadi khawatir. "Kamu pusing? Sini baringan, biar aku pijitin kepala kamu, Rel."

"Iya, aku pusing gara-gara kamu. Maksud aku, itu kan urusan mereka, jadi biarin aja. Kamu gak perlu ikut campur urusan mereka. Ngerti?"

Anan mengangguk namun memajukan bibirnya kesal. Bukannya di perhatikan, Anan malah diomeli. "Aku kan ngelakuin itu biar kamu perhatian sama aku."

Gibrel mengernyit heran. Anak ini ngomong apa?
"Hah? Maksud kamu?"

Anan mengangguk. "Iya, kan dari pagi kamu jutek sama aku, aku pegang tangan kamu gak boleh, nganter ke kelas juga gak boleh. Nyari perhatian kamu malah aku yang diomelin. Jadi, mau kamu apa, Rel? Mau putus sama aku? Kamu malu ya punya pacar begajulan kayak aku? Aku gak apa-apa, kok. Jujur aja. Aku gak mau kamu merasa terbebani sama atensi aku."

Gibrel kehilangan kata-kata. Anak ini sudah mulai melantur ngomongnya. Dan apa tadi? Ingin mencari perhatiannya? Orang mana yang mencari perhatian namun dengan cara yang seperti itu? Gibrel benar-benar tidak habis pikir.

Gibrel menepak bibir Anan dengan telapak tangannya. "Enak banget ngomong putus!" Gemas sekali Gibrel dengan mulut pacarnya ini.

YOU DIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang