Bab 36. Bandara

252 19 0
                                    

Aku menanti setiap detik, siang dan malam Aku berharap semuanya akan kembali seperti dulu ‘

_Haira Humaira_


 


Sekelompok polisi berpencar mencari keberadaan Sabhira dan di setiap jalan Gafi menempel poster pencarian Sabhira dan Dia menanyakan pada orang-orang di sana. Dan polisi yang lainnya mendatangi rumah Arumi untuk menyelidikinya mendapatkan desakan dari polisi Arumi memberikan bukti bahwa Dia baru saja pulang dinas di saat penculikan itu terjadi Arumi menyerahkan beberapa berkas. Setelah selesai intrograsi polisi yang bernama pak Andre itu pamit pergi saat di perjalanan ada seorang lelaki mencurigakan pak Andre pun menghampiri lelaki itu.

“ permisi tuan apakah anda melihat anak ini ? “ tanya pak Andre lalu Dia menunjukan sebuah foto Sabhira pada lelaki itu dan Dia terlihat khawatir dan takut.

“ saya tidak mengenalnya pak “ ujar lelaki itu lalu Dia buru-buru pergi dari hadapan pak Andre.

Pak Andre mencurigai lelaki itu yang terlihat gelagatnya seperti orang was-was takut terjadi sesuatu. Di depan pintu Dia membuka pintu dengan terburu-buru masuk. “ kak besok siap-siap kita pergi “ ujar lelaki tadi.

Pak Andre dan polisi yang lain bergegas mencari informasi tentang lelaki yang Dia temui dan melacak keberadaannya setelah itu mereka memberitahu Gafi dan mereka berbincang-bincang merencanakan sesuatu.

Di dalam kamar Arumi membereskan baju dan memasukkannya ke dalam koper. “ kamu mau pergi kemana ? “ Dion menghampiri Arumi dana bertanya.

“ kita mau kembali ke luar kota, Aku tidak sanggup lagi tinggal di sini “ Gumam Arumi.

Lalu Dion menarik tangan Arumi,” kamu jangan egois kita tidak akan kembali ke luar kota sebelum Gafi menemukan putrinya “ tegas Dion pada Arumi.

Dan Arumi melepaskan tangan Dion, tapi Aku sudah tidak kuat menghadapi tuduhan-tuduhan semua orang padaku “ ucap Arumi sambil menangis.

Dion menatap mata Arumi’ lihat Aku Arumi ! Pikirkan baik-baik kalau kamu pergi dari sini kamu akan di anggap bersalah dan pengecut, tolong bertahanlah semua akan baik-baik saja” Dion meyakinkannya.

Arumi terdiam air matanya membasahi pipinya dan apa yang di katakan Dion memang benar dan Dia menuruti perkataan memutuskan tidak pergi ke luar kota dan mengeluarkan baju-bajunya dalam koper.

Satu minggu kemudian setelah polisi melacak keberadaan lelaki itu, pak Andre bersama Gafi yang lainnya mendatangi rumah yang di duga rumah lelaki itu saat hendak mengetuk pintu tidak ada yang membuka pintu selama 10 menit mereka berdiri di depan rumah.

Tiba-tiba ada ibu-ibu tetangga di sebelah menghampiri mereka. “ maaf pak, mencari ibu Alina “ tanya ibu itu.

“ iya ibu kemana pemilik rumah ini “ tanya pak Andre.

“ ibu Alina dan keluarganya baru saja tadi pagi pergi ke Bandara “ Gumamnya.

Dari informasi yang polisi dapat bahwa lelaki itu tinggal di rumah ini bersama kakak dan kakak iparnya. “ Apakah mereka membawa anak kecil ? “ tanya Gafi pada ibu itu.

“ iya mereka membawa anak kecil sekitar berumur 5 tahun kulitnya putih dan cantik rambutnya sedikit pirang “ ibu itu memberitahu ciri-ciri anak yang Alina bawa.

Haira terkejut mendengar ciri-ciri anak itu. “ mas itu ciri-ciri Sabhira “ ujar Haira.

“ mas ayok kita ke bandara ! “ Haira buru-buru pergi meninggalkan tempat itu.

Ketika Cinta Memanggil (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang