8. Best Brother

114 22 10
                                    

*****

"Jungkook! Jeon Jungkook bangun!" Teriak kakakku kesal. Namun aku malah mengabaikan dirinya dan masih memejamkan mataku. Aku merasa tidurku sangat nyenyak bahkan aku juga tak terlalu ingat bagaimana aku bisa berakhir di kasurku sekarang. Yang terakhir kali kuingat adalah aku berpamitan pada Suga hyung dan Jimin kemudian aku tidur.

"Oke! Kalau kau tak bangun aku akan--"

"Hah?! Aku bangun! Sekarang apa lagi Jeon Wonwoo yang terhormat?" Kataku kesal setelah Wonwoo menarik selimut yang kugunakan.

Hal yang pertama kulihat adalah wajah kesalnya. Tak cukup sampai disitu, kak Wonwoo kemudian melemparkan sebuah majalah bisnis tepat diwajahku. Membuatku mengaduh kesal.

"Liat! Kelakuanmu membuat keluarga kita malu. Tak hanya itu karena kau, harga saham juga turun. Berpikirlah Jungkook! Ada banyak karyawan yang bergantung pada JN Grup dan kau masih bisa bermain-main seperti ini. Kau bukan anak delapan belas tahun lagi!" Bentaknya keras membuatku terdiam.

Kemudian kuambil majalah itu dan kulihat diriku yang tengah mabuk menjadi deadline utama. Sial. Wartawan sialan. Tak hanya itu narasi disana juga sangat menyudutkan diriku dan tak heran jika hal itu berdampak pada saham JN Grup. Pasti saat ini pesaing bisnis kami tengah tertawa bahagia.

Aku masih menatap tak percaya pada majalah yang kubaca. "Kenapa bisa? A-a-ku.."

"Kau bodoh! Jika tak bisa menjaga kelakuanmu pergilah ke luar negeri. Kalau perlu jangan kembali!" Bentak Wonwoo lagi. Kali ini sembari memijat pelan kepalanya.

Melihatnya demikian rasa bersalah menjalari hatiku. Selama ini tak pernah kelakuanku sampai diluar batas apalagi membuat saham kami sampai turun seperti ini. Selama ini aku selalu berhati-hati dan tak pernah membuat kesalahan.

"Maaf. Maafkan aku kak." Kataku pelan sembari menundukkan kepalaku. Kuakui kali ini aku ceroboh. Biasanya aku selalu pergi dengan asisten pribadiku yang tentunya bisa mencegah hal buruk sampai ke media namun kemaren aku memang tak berpikir panjang.

Wonwoo menghela napas panjang sebelum menepuk pelan pundakku. Membuatku seketika menatap dirinya.

"Pernikahanku bulan depan. Dan setelah itu aku akan resmi menggantikan ayah. Kau jangan bermain-main lagi. Semua orang mengawasi dirimu Jungkook." Ujarnya pelan membuatku membuka mulut tak percaya

Apa yang sudah kulewatkan? Aku tahu jika dirinya dijodohkan namun aku tak menyangka pernikahannya akan secepat itu dilakukan.

"Kau dengar?" Tanya Wonwoo saat melihatku belum merespon dirinya.

Kemudian aku menganggukan kepalaku sebelum akhirnya bertanya padanya. "Apa kau bahagia dengan pernikahanmu?"

Wonwoo tersenyum hambar. "Bahagia atau tidak itu urusanku. Yang penting apa yang kulakukan tak akan membahayakan perusahaan."

Mendengar jawabannya seketika membuatku tersentak. Aku benar-benar menjadi adik yang tak tahu diri. Selama ini aku hanya fokus pada diriku sendiri sampai tak menyadari bahwa orang-orang terdekatku sangat menyayangi diriku. Bahkan rela berkorban banyak untuk kebahagiaan dan kebebasan yang aku rasakan.

"Kak. A-a-ku..."

"Kau tahu, kau sudah sangat beruntung selama ini. Jadi kali ini saja lakukan tugas dan tanggung jawabmu dengan baik." Ujarnya lagi menasehati diriku.

"Iya." Jawabku patuh.

"Berhentilah bermain-main. Aku percaya padamu." Katanya lagi sembari menepuk kepalaku. Kemudian kulihat dirinya keluar dari kamarku. Sesampainya di depan pintu keluar kudengar suara ibuku bertanya padanya sampai akhirnya tak kudengar lagi suara keduanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 27 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

YUNA MARRY ME!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang