4. Closer

137 22 13
                                    

*****

"Kita akan kemana lagi?" Tanya Yuna sesaat setelah dirinya masuk ke mobilku. Hari ini hari libur jadi aku menjemput dirinya untuk pergi ke suatu tempat. Dan tentunya gadis itu tak bisa menolak karena satu bulan masih belum berlalu.

"Kau cantik." Ujarku tidak nyambung. Haha tapi Yuna memang terlihat cantik dengan baju birunya itu.

"Memang." Gumam Yuna membuatku tertawa.

Hubunganku dengan Yuna sudah berjalan hampir seminggu. Dan selama itu pula aku seringkali menghabiskan waktu dengannya. Yuna juga mulai terlihat lebih santai dan tak cuek lagi kepadaku. Seperti yang saat ini kami lakukan. Kami bahkan ikut bernyanyi saat lagu kesukaan kami kuputar. Ternyata Yuna dan aku punya banyak kesamaan. Kami sama-sama suka film horror, makanan enak dan selera lagu yang hampir sama. Lihatkan. Ternyata semesta mungkin memang merestui kami.

*****

"Kenapa berhenti disini?" Tanya Yuna saat aku tiba-tiba menepikan mobilku.

Aku sedikit panik karena sepertinya mobilku mogok. Bodoh! Bagaimana bisa mobil ini mogok disaat kupakai kencan dengan Yuna? Ini sangat memalukan. Aku akan membuang mobil ini setelah ini. Brengsek.

"Sial!" Ternyata benar dugaanku. Segera kuraih ponselku sebelum aku membuka pintu dan menghubungi seseorang. Siapa lagi kalau bukan Jeon Wonwoo. Karena pria itu adalah orang terakhir yang memakai mobil ini.

"Mobilku tiba-tiba macet. Kau apakan semalam?" Tanyaku padanya saat sudah tersambung tanpa salam atau apapun.

"Kau pakai mobil yang mana Jungkook?" Balas suara diujung telepon dengan santai.

"G-wagen." Jawabku cepat.

"Oh itu. Hehe maaf sepertinya semalam temanku mengutak-atik mesinnya jadi ya begitulah." Jelasnya sembari tertawa hambar.

"Aku bersama Yuna sekarang bodoh. Mau ditaruh dimana mukaku? Sialan! Siapa temanmu? Hoshi? Bilang padanya aku mengajaknya sparing." Ujarku menahan emosi.

"Hahaha maafkan dia Jungkook. Kau bisa menunggu jemputan supir atau naik taksi. Atau naik heli sekalian. Hahaha."

"Diam!" Aku sangat kesal. Lebih tepatnya malu pada Yuna. Lihat gadis itu sekarang malah sudah ikut turun dan menghampiri diriku. Mungkin karena terlalu penasaran.

"Ada masalah Jungkook?" Tanya Yuna saat sudah berada di dekatku. Ah, bagaimana ini? Jika menunggu jemputan itu akan memakan waktu lama. Kenapa aku sial sekali hari ini.

*****

"Yak! Jangan dorong-dorong!" Teriakku kesal pada beberapa penumpang yang baru masuk bus. Sementara Yuna hanya memutar matanya bosan sebelum kembali fokus menatap jalanan dari balik kaca.
Yah, beginilah akhirnya. Kami memutuskan untuk naik bus umum. Lebih tepatnya Yuna yang memaksa karena kebetulan tak jauh dari tempat mobilku mogok tadi ada halte bus.

Rencananya aku memang akan membawa Yuna untuk menonton konser salah satu penyanyi mancanegara dan karena Yuna takut terlambat jadilah ia memutuskan untuk naik bus. Sementara diriku hanya bisa pasrah mengikutinya.

Tapi asal kalian tahu ini adalah kali pertama aku naik bus umum. Bahkan tadi Yuna yang membayar tiketnya karena gadis itu mempunya kartu khusus tiket bus. Ini memalukan. Tapi mau bagaimana lagi. Setidaknya ada keuntungannya juga dengan naik bus. Seperti yang saat ini terjadi. Aku diam-diam menahan napasku karena posisi berdiriku yang terlalu dekat dengan Yuna. Lebih tepatnya aku melindungi Yuna dari desakan penumpang lain. Karena bus memang cukup penuh. Kami tak dapat tempat duduk. Makanya aku terus berteriak sedari tadi sedangkan Yuna malah terlihat santai-santai saja.

YUNA MARRY ME!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang