Pagi ini Wanda sudah siap untuk jogging ringan mengelilingi apartemen, tentunya dengan mode penyamaran karena jam segini pasti masih ramai dengan banyaknya orang yang berlalu lalang untuk berangkat bekerja atau sekolah.
"Nik, aku turun dulu ya? Jangan bangun siang-siang!" Serunya pada Nikki yang masih bermalas-malasan dibalik selimut.
Malam setelah konser berakhir, Kara juga pulang ke rumah orang tuanya dan belum kembali hingga sekarang. Sedangkan Bora, manager nya juga izin cuti selagi jadwal mereka kosong. Dan jadilah hanya ada Wanda dan Nikki di dorm yang lumayan besar itu.
Wanda keluar dari dorm dengan menenteng sepasang airpods yang akan ia pasang di kedua telinganya. Tak lupa ia juga mengenakan topi, dan mengantongi satu buah masker di saku bajunya.
Jujur saja ini bukan kebiasaan Wanda untuk berolahraga seperti ini. Ia lebih menyukai pilates di satu tempat yang tertutup tanpa harus bertemu dan berpapasan dengan banyak orang. Tapi karena suasana hatinya yang tak baik-baik saja, ia memutuskan untuk keluar dan mencari udara segar.
Gadis itu baru saja menemui sepupunya, meminta penjelasan dengan apa yang baru saja diperbuat.
"Gue tau lo sakit. Tapi apa perlu pamer foto mesra kaya gitu? Lo pasti sengajakan? Dan gak mungkin Maxim oppa dengan sukarela mau tidur disebelah lo kalo lo sendiri gak maksa."
Ia tidak tahu apakah ucapannya pada Yura itu sudah kelewat batas atau tidak. Tapi jika dipikir-pikir lagi bagaimana bisa orang sakit masih memikirkan cara untuk menjebak seseorang? Semakin kesini semakin kepercayaan Wanda pada Yura menipis. Apalagi ia sempat bertanya pada manager Yura apakah gadis itu sakit? Namun justru sang manager tidak tahu-menahu soal itu.
"Gue harus gimana lagi sih biar lo dengerin omongan gue?"
Sia-sia Wanda berbicara kesana-kemari, toh pada akhirnya sepupunya itu juga tak pernah mengindahkannya.
Sepanjang langkahnya berlari Wanda berkali-kali mendengus kesal mengingat-ingat percakapannya dengan Yura semalam. "Jogging niatnya biar fresh, kenapa sekarang malah bad mood sih." sungutnya dalam hati sebelum ia berhenti menepi di sebuah bangku kosong di bawah pohon besar.
"Ekhmm, boleh gue duduk sini?" Deheman Jaehee sukses membuat gadis itu terjingkat sesaat.
"Bang?"
"Masih pagi, jangan mikir yang aneh-aneh." celetuk Jaehee membuat Wanda menautkan kedua alisnya. Laki-laki itu kini sudah mendaratkan tubuhnya di sampingnya.
Sama seperti Wanda, Jaehee juga baru saja berolahraga. Terlihat dari pakaian dan sepatu yang dikenakannya.
"Gue udah ngomong ke Ariel, soal Yura."
"Oh ya? Trus respon Kak Ariel gimana?" Tanya Wanda membulatkan kedua matanya.
Jaehee mengangguk menatap jauh kedepan. "Dia kaget sih. Tapi baiknya kamu juga ngomong langsung. Lagian Ariel juga gak masalah soal itu."
Wanda menghembuskan napasnya lega, "Syukurlah.." seulas senyum terlukis di wajahnya, senyum pertama yang ia nampakkan pagi ini. Ia melirik Jaehee dari ekor matanya, laki-laki itu juga tersenyum.
"Makasih ya, Bang."
Jaehee menoleh, ia tak bereaksi apapun namun mimik wajahnya nampak seperti orang yang sedang berpikir keras. Matanya menatap Wanda selama beberapa detik, membuat hati yang ditatap berdegup tak karuan.
"Gue bisa minta tolong?"
•••••
Gabby sudah membuka matanya sejak pagi tadi, tapi ia enggan untuk turun dan bertemu dengan Maxim. "Lagian ngapain sih pake pura-pura tidur segala?" Ia menarik kembali selimutnya menutupi seluruh tubuh.

KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET | Mark Giselle
Fanfiction21+ M: Kamu tau kan kalo aku baru aja jadian sama dia? Trus sekarang aku harus menikah sama kamu?! G: Kamu pikir aku mau?! start : 09/01/23 End :