10

23 3 2
                                    

" siapa yang haus "

Kata Yonna dengan membawa nampan berisi air dingin di dalam gelas.

" aku " teriak Diyo antusias.

Diyo berdiri, ia hendak berlari untuk menghampiri Yonna. Sayang, Hyunjin menarik lengannya. Hingga Diyo gagal menghampiri Yonna. Kemudian, Hyunjin berlari menghampiri Ibunya itu.

Hyunjin meraih satu gelas minuman dingin, dan dengan sengaja ia meneguk sembari meledek Diyo.

Diyo, otomatis marah. Ia menghentak-hentakkan kakinya, kesal karena Hyunjin sudah membuat dirinya gagal mendapatkan minuman dingin lebih awal.

" kita doain aja, Yo. Biar Kak Hyunjin keselek es batu " celetuk Ayen. Dan berhasil menghentikkan aksi merajuk Diyo.

Kini Diyo memandang sinis kearah Hyunjin." bener banget, Kak. Nanti kalau dia keselek es batu, jangan ditolongin " Diyo sepakat dengan doa tak baik yang baru saja dipanjatkan Ayen.

Ayen mengangguk setuju, kemudian keduanya melakukan tos.

Hyunjin mendengus, sedangkan yang lain menggelengkan kepala.

" kurang gak ? " tanya Jisoo yang kini sudah duduk disamping putranya.

" kurang, noh si Felik rakus banget minumnya " celetuk Hyunjin, kali ini Felik yang ia jadikan kambing hitam.

" anjiirr .. Baru juga gue minum sekali, ini masih banyak, Jin. " tentu saja Felik tak terima di kambing hitamkan.

Hyunjin mencibir, dan yang lain kembali menggelengkan kepala.

Rasa haus yang begitu besar membuat semua fokus menikmati segelas jus dingin yang dibuat oleh para Ibu. Tapi, tidak untuk Bangchan. Mulutnya memang terlihat menikmati jus dingin itu. Tapi, matanya diam-diam melirik Jisoo.

Apa yang Bangchan lakukan ternyata ternotice oleh seseorang. Bukan Hyunjin. Tapi, itu seorang pemuda bernama Han.

Han menyipitkan matanya guna memastikan jika yang ia lihat tak salah. Tak lama Han menghela nafas dan merubah raut wajahnya menjadi memberengut. Lalu, Han menyenggol-nyenggol lengan Felik yang kebetulan berada disebelahnya.

Felik yang terkejut akan perlakuan Han hampir saja tersedak. Ia menoleh lalu memberi Han tatapan tajam.

Han memutar bola matanya, kemudian ia berpaling dari Felik, tapi ia mendekatkan kepalanya dengan telinga Felik.
" Noh liat, saingan kita bertambah. Mana yang ini mah bikin gue insecure " bisik Han

Dahi Felik berkerut, entah kebetulan atau memang dasarnya otak Felik jernih, Felik langsung peka dengan ucapan Han. Felik pun langsung beralih kepada Bangchan. Dan ternyata ia pun melihat Bangchan tengah melirik Jisoo.
" Gila sih ini mah, Kalau Dia berani ngegas gue yakin Kak Jisoo gak bakal nolak " Mempunya pendapat yang sama seperti Han, Felik pun merasa insecure ketika melihat sosok Bangchan.

Secara bersamaan Han dan Felik menghela nafas, raut wajah keduanya menunjukan jika keduanya sudah mengibarkan bendera putih tanda menyerah.

" lu berdua kenapa ? "

Suara Hyunjin membuat semua teralih dan kini menatap penuh tanya ke arah Hyunjin yang tengah menatap Felik dan Han.

" pengen masuk Goa " sahut Han dan Felik secara bersamaan.

Hyunjin bergidik ngeri " ngomong aja bisa barengan mana sama lagi, jangan-jangan kalian ditakdirkan berjodoh "

Sontak semua tertawa. Sadar, akhirnya Han dan Felik saling tatap. Keduanya pun baru menyadari jika posisi duduk mereka sangat rapat. Sembari menunjukan ekspresi jijiknya, baik Han ataupun Felik menjauhkan tubuhnya secara bersamaan.

Begitu asik menertawakan Han dan Felik membuat Diyo tersedak, jus dingin itu pun tak sengaja tumpah dan mengenai bajunya.

Reflek Jisoo bangun dan hendak meraih tisu untuk menyeka tumpahan jus yang mengenai baju Diyo.
Tapi, Jisoo kalah cepat. Tanpa di duga Bangchan lebih dulu meraih tisu lalu menyeka baju Diyo yang basah itu.

Tindakan Bangchan membuat semua orang terkejut. Bahkan Yonna dan Hyunjin saling tatap. sama seperti Yonna dan Hyunjin, Han sampai menyenggol lengan Felik.

" makasih Om " kata Diyo dengan senyum khas anak kecil sampai kedua matanya menyipit.

Bangchan terkekeh gemas, ia pun mengusak kepala Diyo.

Jisoo merasakan gelinyir aneh dalam dirinya. Tapi, ia mencoba menutupinya. Jisoo berpura-pura kembali meminum jusnya.








Waktu berlalu, semua orang sudah kembali kerumahnya dan kembali dengan kesibukannya.

Rumah Hyunjin yang tadinya ramai kini hanya ada Hyunjin dan Yonna yang tengah berkutat di dapur.
Yonna tengah memasak dan Hyunjin duduk di kursi meja makan.

Hyunjin tak membantu Ibunya. Tapi, ia juga tak mengganggu Ibunya. Keduanya justru tengah serius bergosip akan sikap Bangchan terhadap Diyo.

" jangan-jangan Chan mau deketin Kak Jisoo lewat Diyo, Ma. " terka Hyunjin mulai curiga.

Yonna menghela nafas " emang kenapa ? mereka sama-sama single "

Gantian Hyunjin yang menghela nafas, Hyunjin bangkit lalu melangkah mendekati Ibunya itu.
" masalahnya, Kak Jisoo udah punya anak. Iya misal mereka saling suka, Chan pasti terima Kak Jisoo dan Diyo. Tapi, Keluarga Chan gimana ? Kan Mama tau sendiri gimana keluarga Papa yang satu itu, kalau mereka gak suka sama Kak Jisoo bisa-bisa mereka ngehina Kak Jisoo. " raut wajah Hyunjin menunjukan jika ia benar-benar khwatir dengan sosok Jisoo dan Diyo.

Yonna menatap dalam putra memata wayangnya itu. " udahlah jangan terlalu dipikirin, lagian belum tentu kan Chan beneran naro hati sama Jisoo, kalau bener baru kita nasehatin dia siang malem "

" bukan siang malem lagi, tapi tiap jam. Gak terima aku kalau Kak Jisoo ampe terluka dua kali " Hyunjin begitu menggebu.

Yonna menggeleng " kalau gak tega kamu aja yang lamar Jisoo, Mama setuju aja kok " kata Yonna dengan senyum mengejek putranya.

Hyunjin membuang nafas kasarnya, sangat kasar sampai bahunya pun luruh.
" aku mah ayo aja, tapi masalahnya Kak Jisoo nya gak mau "

Senyum mengejek itu jadi tawa yang menggelegar, Yonna tentu saja tau jika Jisoo tak mungkin mau hidup bersama dengan Hyunjin yang menurut Yonna belum dewasa meski usianya sudah menginjak angka dewasa.

menjadi kita ..!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang