6

200 28 0
                                    

" selamat pagi kak jisoo .." sapa remaja yang mengenakan seragam sekolah.

" pagi juga hyunjin .." ucapnya menyapa balik. Hyunjin tersenyum manis kemudian menghampiri jisoo yang tengah menyiram tanaman.

" pagi dede bayi .." ucap hyunjin lagi, kali ini tangannya bergerak mengusap perut buncit milik jisoo.

Hal itu membuat jisoo terkekeh pelan, ia gemas dengan remaja yang sudah ia anggap sebagai adiknya sendiri.

" kak jis .. sini aku bantu .." kata hyunjin mengambil alih selang air yang jisoo genggam.

" ga usah hyunjin , nanti baju kamu basah .. kamu kan mau sekolah .." kata jisoo berusaha mengambil kembali selang air yang kini sudah berada ditangan hyunjin. Bahkan hyunjin sudah menyiram tamanam tersebut.

" ga bakal kak .. emang aku anak kecil ..." kata hyunjin, jisoo menggelengkan kepalanya.

" terus maksud kamu , kamu udah gede gitu .." tanya seseorang yang baru saja keluar dari dalam rumah. Jisoo menyambut dengan senyum dan bergegas menghampiri.

Posisi dasi yang terlihat berantakan membuat jisoo mendecakan lidahnya. Bergegas ia merapihkan dasi yang bertengger dikerah baju suaminya.

Hyunjin yang melihat tersenyum penuh kagum, ia sangat kagum dengan pasangan yang selalu terlihat bahagia ini. Keharmonisan pasangan suami istri ini membuat hyunjin bertekad untuk menjadikan keduanya panutan. Kelak dimasa depan hyunjin ingin membahagiakan istrinya seperti yang selalu hyunjin liat dari pasangan suami istri ini.

" kak .. nebeng ya .." hyunjin membuka suaranya.

" sudah ku duga .." sahutnya, hyunjin mengedikan bahunya tak perduli. Sedangkan jisoo menggelengkan kepalanya.

Seperti itu lah pagi hyunjin, selalu diisi dengan merepotkan pasangan suami istri yang menjadi panutannya. Hyunjin beruntung keduanya tak pernah merasa keberatan akan ulahnya.

...

Hyunjin mengerejapkan matanya, dengan perlahan kelopak mata yang bergerak itu terbuka dengan lebar. Hal yang pertama hyunjin lihat adalah wajah polos diyo yang tengah tertidur dengan lelap.

Dengan lekat, hyunjin menatap wajah diyo. Wajah diyo sangat mirip dengan seseorang yang sampai saat ini masih hyunjin benci.

Dengan wajah yang berubah sendu hyunjin masih menatap diyo. dalam hati ia berkata, kenapa diusianya yang masih sangat dini. Diyo harus secepat ini merasakan pahitnya dunia.

Tangan hyunjin terulur mengusap kepala diyo, diyo sedikit mengeliat namun tak lama ia kembali terlelap.

Tok tok tok

Suara ketukan pintu membuat kesadaran hyunjin kembali. Hyunjin menatap pintu kayu bercat cokelat itu.
Sejenak ia memejamkan mata dan tak lama ia mendengus. Siapa yang sudah mengganggunya sepagi ini ? Tanyanya dalam hati.

Bergegas ia beranjak dari tempat tidur dan berjalan menuju pintu.

Ceklekkk.

Suara pintu yang sudah hyunjin buka. Dari balik pintu bangchan muncul dengan wajah sumringahnya.

" apaan ..?" Tanya hyunjin, ingin tahu tujuan bangchan.

" disuruh sarapan sama tante yonna .." kata bangchan, hyunjin merespon dengan anggukan.

" diyo masih tidur ..?" Tanya bangchan, ketika melihat diyo yang masih terlelap diatas tempat tidur sepupunya itu.

Lagi lagi hyinjin menjawab dengan anggukan.

menjadi kita ..!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang