Chapter 134

282 48 0
                                    


Sepanjang akhir pekan, ponsel Jiang Xing dan WeChat tidak berhenti berdering. Setelah melihatnya pergi ke balkon untuk menjawab telepon berulang kali, Lin Qingyu bertanya kepadanya apa yang terjadi.

Jiang Xing berkata, "Pernahkah kamu melihat foto yang aku posting di Moments?"

*Aku memutuskan pakai bahasa inggris aja biar lebih keren

"Aku melihatnya." Lin Qingyu berkata, "Ke Tang juga memposting foto serupa. Apakah ada makna mendalam di baliknya?"

Jiang Xing berkata sambil tersenyum, "Wajar jika dia memposting foto seperti ini. Namun bagiku, terkadang aku bisa menjalani satu tahun penuh tanpa memposting apa pun. Itu sebabnya semua orang mempermasalahkan hal yang tidak penting."

Lin Qingyu berpikir sejenak, dan menebak, "Menurutmu teh susu itu enak dan kamu ingin merekomendasikannya kepada temanmu?"

"Itulah tepatnya." Jiang Xing berkata dengan santai, "Hal-hal baik harus dibagikan bersama, bukan? Mari kita tidak membicarakan hal ini. Bagaimana kalau kita berdua mengantri*?"

*Antri game. Apa yah, aku gak terlalu pandai dalam masalah game tapi kadang ada antrian untuk mendapatkan lawan, bukan? Yah, semacam itulah.

Jiang Xing mengatur ponselnya ke mode jangan ganggu. – Meskipun melarikan diri itu memalukan, itu jauh lebih mudah.

Lin Qingyu ragu. Jika masalahnya sesederhana itu, ponsel Jiang Xing tidak akan terus bergetar. Namun siswa sekolah menengah yang belajar tanpa kenal lelah lima hari seminggu, tidak boleh dipaksa untuk membicarakan hal-hal yang tidak ingin mereka bicarakan selama hari istirahat yang mereka peroleh dengan susah payah.

Lin Qingyu masuk ke dalam game, membuka ruangan dan menunggu Jiang Xing online. Setelah menunggu beberapa menit, Jiang Xing masih belum login. Dia mendongak dan melihat Jiang Xing, memegang ponselnya, wajahnya tampak seperti akan pecah.

"Ini tidak bagus." Jiang Xing tersenyum kecut, "Dia benar-benar menepati janjinya."

"Dia?"

"Bibi saya. Dia dulu paling menyayangiku. Itu kartu identitasnya yang aku gunakan untuk bermain game. Baru saja, dia benar-benar melepaskan ikatan kartu identitasnya dari akunku– kejam sekali."

Lin Qingyu bertanya, "Mengapa dia melakukan itu?"

Jiang Xing melihat antarmuka login game dan menghela nafas. "Dia mungkin ingin aku berkonsentrasi pada studiku."

Orang tua tidak ingin anak-anak mereka berkencan sehingga mereka biasanya memblokir kartu bank dan melepaskan ikatan kartu identitas mereka. Ini pasti ide cemerlang Pei Zhiqi.

"Dia benar, kamu harus berkonsentrasi pada studimu." Lin Qingyu tersenyum ringan, matanya seperti air jernih. Tapi Jiang Xing mengira dia bisa mendeteksi sedikit rasa schadenfreude* di dalamnya. "Mau bagaimana lagi. Aku hanya akan mengantri sendirian dan kamu dapat mengerjakan pekerjaan rumahmu."

*Schadenfreude adalah kata dari bahasa Jerman yang berarti "kegembiraan atas kemalangan orang lain"

Rasanya seperti ada tulang ikan yang tersangkut di tenggorokan Jiang Xing. "Mengapa itu terdengar buruk bagiku?"

"Kalau begitu, cepatlah tumbuh dewasa." Lin Qingyu mengambil ponsel dari tangan Jiang Xing dan mengunduh "Ujian Masuk Perguruan Tinggi Lima Tahun, Simulasi Tiga Tahun" ke dalamnya. "Saat kamu besar nanti, kamu bisa melakukan banyak hal."

Jiang Xing mengangkat alisnya. "Misalnya?"

Lin Qingyu tahu apa yang Jiang Xing ingin dia katakan. Dia mengangkat sudut bibirnya, "Misalnya, saya dapat membantumu meletus..." Lin Qingyu tiba-tiba berhenti di tengah pembicaraan, "Lupakan, anggap saja aku tidak mengatakan apa-apa."

[END] Married Thrice To Salted FishTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang