i'm gone

180 25 3
                                    

"coba jelaskan,kenapa dan apa yg kamu lakuin semalam sama Tamara?" Tanya Ryo sehalus mungkin pada Chiko yg sedang menyantap sarapannya.

Chiko yg makan disuapi oleh Ryo hanya diam.

"Jangan diam aja,ayah gak ngerti kalo Chiko gak ngomong apa-apa."ucap Ryo lagi.

"Aku cuma penasaran sama mama,dia masih sayang aku apa engga,gitu aja." Ucap Chiko pelan dengan tatapan lurus kedepan seakan mengingat kejadian semalam.

"Dan,harus seperti ini agar kamu bisa tau?" Tanya Ryo sambil menunjuk tangan kiri Chiko yg terbalut perban.

Chiko menatap tangannya yg terluka dengan senyuman tipisnya.

"Ternyata mama emang udah buang aku yah,dia bahkan gak ngelakuin apa-apa pas aku luka." Ucap Chiko sendu.

"Dia sangat panik saat melihat kamu luka dan jatuh ke kolam.
Dia seorang ibu,gak mungkin dia gak sayang kamu lagi.ayah yg dia benci bukan kamu." Ucap Ryo sambil mengelus pundak Chiko.

"Karena aku anak ayah makanya mama benci aku," ucap Chiko keukeuh.

"Bagaimanapun sikapnya sama kamu,dia tetep ibu kamu." Ucap Ryo.

"Yah,Chiko gak mau sekolah disini lagi,apa boleh Chiko sekolah di luar negri." Ucap Chiko.

"Di luar ya, boleh-boleh aja,tapi kamu serius mau sekolah di luar??" Tanya Ryo.

"Iya,Chiko mau kuliah di UK yah,ada fakultas favoritku disana." Ucap Chiko.

"UK,kebetulan ayah ada sepupu yg tinggal di london.biar ayah urus nanti,tapi gak mungkin bisa cepet-cepet."ucap Ryo.

Chiko tersenyum senang.

"Iya gapapa yah,Chiko selesaikan ujian disini dulu sampai akhir semester.baru nanti Chiko pindah kampus." Ucap Chiko.



Beberapa hari kemudian setelah kejadian itu, Brian selalu mencoba untuk berkomunikasi dengan Chiko.
Namun Chiko selalu menghindar.
Seperti hari ini,Chiko baru saja keluar dari kelasnya dan bisania lihat,Brian tengah berdiri di koridor luar kelas Chiko menunggunya.

Chiko tak memperdulikan kehadiran Brian disana.ia berjalan lurus tanpa melihat Brian.

Brian yg melihat kedatangan Chiko langsung menghalangi langkah Chiko dan menggandeng bahu Chiko.

"Ko,makan bareng sama gue ya sekarang." Ucap Brian ceria.

Chiko nampak melepaskan tangan Brian di bahunya.

"Please deh,jangan ganggu gue,gue setengah mati hindarin Lo,tolong anggep gue gak ada aja." Ucap Chiko.

"Mana bisa gitu ko,Lo satu-satunya adek gue yg paling gue sayang,mana bisa gue lupain Lo." Ucap Brian.

"Ya bisa aja,Lo contoh mama.dia baik-baik aja tuh buang gue." Ucap Chiko acuh.

"Mama gak gitu ko,dia so keras aja di luar.padahal mewek-mewek pas tau Lo sakit." Ucap Brian.

Chiko tertawa ringan.
"Gak usah ngarang Lo bang, gak mungkin dia nangisin gue." U ap Chiko lagi.

"Please,kalo Lo sayang sama gue,jauhin gue,Lo bikin gue gak bisa lupain mama bang.gue harap ini terakhir kalinya gue liat Lo deketin gue." Ucap Chiko dingin.

Brian menatap kecewa pada Chiko.

"Apa mirip banget mama ya,Lo bilang mama buang Lo,dan sekarang liat apa yg Lo lakuin ke gua ko,Lo buang gue.padahal gue sayang sama lo.lo sakit kan pas mama jauhin Lo,sama gue juga sakit liat Lo kayak gini ke gue." Ucap Brian.

Chiko tak berhenti berjalan.ia tulikan rungunya saat itu.
Matanya sudah berkaca-kaca menahan tangis.

"Please jangan gini bang," gumam Chiko tanpa menoleh sedikit pun ke arah Brian.

I HATE YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang