Setelah berhasil membuat Vivi tenang dari kegiatan muntahnya dan juga berhasil membuat Vivi melanjutkan makannya, Rumi memutuskan untuk kembali lagi ke kamarnya Tata sembari membawa satu mangkok besar yang telah berisikan air hangat yang akan digunakan untuk mengompres perut Tata.
Tata yang sedang beristirahat sembari meringkuk kan badannya adalah pemandangan pertama yang Rumi lihat ketika memasuki kamarnya Tata.
Melihat kondisi Tata yang sepertinya masih berusaha untuk menahan rasa sakit akibat kram yang dirasakan, Rumi kemudian bergegas untuk menghampiri ranjang tempat tidur milik Tata.
"Ta?" panggil Rumi sesampainya ia mendaratkan bokongnya untuk duduk di tepi ranjang tempat tidur Tata
"Hm?" gumam Tata tanpa membalikkan posisinya untuk menghadap ke arah Rumi
"Sakit banget ya?" tanya Rumi sembari secara bergantian untuk mengelus dan memukul-mukul pelan pinggang Tata
"Banget" jawab Tata lirih
"Mau dikompres ga?" tanya Rumi yang masih mengelus dan memukul-mukul pelan pinggangnya Tata
"Gini aja dulu ya? Enak soalnya" pinta Tata yang dituruti sama Rumi. "Kamu kenapa lama banget?" tanya Tata
"Tadi ketemu Vivi di dapur dia lagi makan" jawab Rumi
"Kamu makan juga?"
"Nggak, tadi tiba-tiba Vivi muntah. Jadi aku ngurusi dia dulu" jawab Rumi
"Muntah?" beo Tata sembari membalikkan tubuhnya untuk menghadap Rumi, "dia hamil ya?" tanya Tata
Pergerakan tangan Rumi menggantung di udara mendengar pertanyaan dari Tata, "Vivi hamil?" ucap Rumi mengulangi pertanyaan dari Tata
"Kok balik nanya sih?" tanya Tata heran, "kamu kan suaminya"
"Aku malah nggak tau" jawab Rumi polos, "dia nggak ada ngomong apa-apa ke aku. Dia ngasih tau kamu?"
Tata menatap Rumi dengan bingung hingga membuat kening Tata mengerut dan membuat kedua alis Tata hampir bersentuhan, "kamu ini gimana sih?"
"Ya aku mana tau, Ta"
"Dia sudah mens belum?" tanya Tata
"Engga tau. Dia nggak ada kasih tau aku, Ta" jawab Rumi
"Coba tanya deh, harusnya dia sudah mens sih. Soalnya jadwal mens aku sama dia cuma selisih satu minggu" ucap Tata
"Gimana nanya nya? Siapa tau dia nggak hamil" ucap Rumi
"Ya tanyain aja kenapa sih?" ucap Tata
"Iya-iya nanti aku tanya ke dia" jawab Rumi, "kenapa kamu yang pengen banget tau dia hamil atau engga sih?" tanya Rumi heran sembari memeras handuk kecil yang baru saja ia celupkan ke dalam mangkuk yang berisikan air hangat
"Kalau aku bilang, aku pengen banget hamil. Gimana Rum?" tanya Tata yang berhasil membuat pergerakan Rumi yang sedang menaruhkan kain kompres di atas perut Tata berhenti
Matanya kini menatap ke arah Tata yang saat ini juga sedang menatapnya. Tampak jelas di dalam pandangan Rumi bahwa saat ini Tata sedang menunjukkan raut wajah gelisah.
KAMU SEDANG MEMBACA
[β] Four Wives | END
Romance[some chapters contain 17+, 18+ & 21+] Muda, tampan, dan kaya raya. Itu lah image yang disanding oleh seorang Rumi Hezkiel Prasetya. Menikah adalah keinginan akhir dari semua, terlebih lagi jika menikah dengan yang terkasih. Namun semua itu tidak be...