You Know 'bout Me?

834 85 9
                                    

Sekitar jam setengah dua malam, tampaknya Rumi tidak menunjukan tanda lelahnya. Hal ini buktikan dengan ia yang sekarang masih di ruang kerja sang Ayah.

Tidak. Bukan untuk berbincang-bincang mengenang masa lalu, melainkan mendiskusikan banyak sekali hal-hal yang sedang terjadi. Terkait dari proses kasus yang terjadi dengan keluarga Staria dan Starla, hingga terkait dengan masalah yang menjerat keempat istrinya.

Perumpamaan kerasukan iblis itu nyatanya memang cocok untuk disematkan kepada Rumi. Ah bukan, tapi tampaknya lebih cocok jika diumpamakan sebagai titisan iblis.

Sudah dikatakan bukan, Rumi itu selalu memikirkan sebuah planning yang panjang. Buktinya saja seperti sekarang, tanpa terduga Crisna cukup dibuat terkejut mendengar penuturan anak satu-satunya itu.

"Ayah ga pernah tau kamu punya pikiran sampai tahap itu" ucap Crisna

"Ya aku juga" jawab Rumi, "tapi Yah, kalau ga gitu, itu para orang tua serakah ga akan sadar diri"

"Tapi antara kudeta ataupun buat mereka bangkrut, ga semudah itu, Kak" ucap Crisna

Rumi yang mendengar ucapan dari Crisna secara tidak sadar mengangkat salah satu alisnya, "ini Ayah loh" ucapnya, "koneksi Ayah di black market juga banyak kan?"

"Ya tapi ga bisa sembarangan juga Kak" ucap Crisna

"Apa susahnya Yah?" tanya Rumi, "kita punya kontrak perjanjian kerja sama keempat perusahaan itu, kita kasih modal besar berupa investasi ke mereka, juga  memberikan penekanan ke mereka untuk menaikan harga jual lebih tinggi dari biasanya dan memaksimalkan harga produksi. Kasih jeda waktu empat sampai enam bulan untuk mereka, setelahnya kita bisa report hasil keuangannya gimana"

"Selama selang waktu itu, Ayah bisa minta bantuan koneksi Ayah di black market, jadi banyak konsumen yang beralih dari produk mereka ke produk lain" jelas Rumi, "itu satu, dan kedua, Yah sebentar lagi itu ada cum date di perusahaan Papanya Vina sama di perusahaan Ayahnya Vivi, atau Ayah kan juga bisa mengajukan calon-calon nama direksi yang bisa kerja untuk Ayah"

"Atau terserah Ayah aja deh, mau di gimanain itu orang tua serakah" ucap Rumi yang tersulut emosi

"Ayah punya pertanyaan ke kamu Kak" ucap Crisna, "kenapa kamu punya ambisi sebesar ini ke para mertua kamu?" tanya Crisna, "kamu bahkan ga peduli dengan perusahaan kita"

"Aku bukannya ga peduli Yah, tapi belum masuk ke skala prioritas aku aja" jawab Rumi, "pertanyaan Ayah tuh jawaban masih sama kayak kemarin siang, itu hukuman sekaligus bayaran yang setimpal untuk orang tua serakah kayak mertua aku"

"Lagian, orang tua mereka bener-bener ga ngotak dengan ngelakuin perjodohan sepihak ke anak-anaknya cuma untuk dijadikan alat pengikat dan penguat bisnis mereka" kesalnya, "belum lagi dari orang suruhannya Papi dan Maminya Tata yang kemarin hampir ngebobol rumah aku"

"Aku ga habis pikir, kok ada orang tua yang tega bayar orang lain hanya untuk melecehkan anaknya cuma karena anaknya ga kasih apa yang mereka mau"

"Dia sudah jadi istriku, aku nikahkan untuk ngelindungi dia, tapi bisa-bisa mereka paksa istriku untuk jadi pemuas nafsu laki-laki lain dengan bayaran pemberian modal yang lebih besar dari yang sudah kita kasih?!" ucapnya, "aku yang suaminya aja ga pernah sentuh dia, mereka malah nyuruh istriku buat ngelayani laki-laki lain?! Dimana otak dan hati nuraninya sebagai orang tua"

[β] Four Wives | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang