Chapter 1 : Husband

1.7K 6 0
                                    

Note :
Harap diperhatikan cerita ini bertema dewasa dengan kink CHEATING PERSELINGKUHAN HUSBAND SHARING OBLIVIOUS CUCK yg mungkin tidak cocok utk sebagian orang, plus PENUH ADEGAN DEWASA 21+.
Baca dengan konsekuensi ditanggung sendiri.

TOLONG DIPERHATIKAN BATASAN UMUR SEBELUM MEMBACA!

BILA TOPIK TIDAK COCOK, JANGAN DITERUSKAN!

"Yoshi, kenapa loe mendadak ga bisa?"
Nada suara Hugo mulai tinggi.
Ini salah gue.
Gue uda janji dari seminggu yg lalu utk nemenin dia ke pesta pernikahan kerabatnya.
Tapi mendadak temen gue sakit, gue harus keluar kota gantiin dia.
Gue bekerja sebagai sales di sebuah perusahaan besar.
Jadi gue banyak bepergian utk mengunjungi kantor cabang di berbagai kota.

Hugo, suami gue, pengusaha yg cukup sukses, sebenarnya penghasilannya seorang lebih dari cukup utk menanggung hidup kami berdua.

Hanya, sejak pertama kenal sama gue, gue sudah merintis karir di perusahaan ini.
Gue merasa berat meninggalkan posisi gue sekarang.
Belum lagi gue senang bisa jalan2 sambil digaji.
Daripada harus diem di rumah terus.

Kami pertama kenal waktu gue baru masuk ke perusahaan ini n kebetulan bertemu dia yg waktu itu menjadi klien kami.
Gue yg berumur 22thn, baru lulus kuliah bertemu Hugo, pengusaha muda berumur 30thn.
Hugo mengajak gue kencan n sejak itu hubungan kami berlangsung lancar sampai 3 tahun kemudian kami resmikan, sehingga ga kerasa gue n Hugo saat ini sudah menikah selama 5 tahun.
Saat ini gue sudah memasuki umur 30thn n Hugo sudah 38thn.

Hugo ga banyak berubah, dari dulu dia cowo bukan cowo yg lembek.
Lahir sebagai anak yatim n memiliki awal yg sulit, menuntutnya menjadi cowo yg kuat, bahkan cenderung temparemental.

Hugo ini cowo berbadan besar, posturnya juga tinggi n dia senang membesarkan ototnya.
Dibandingkan gue yg kurus kecil ini, kami sangat kontras.
Katanya itu daya tarik gue di matanya, tipe kesukaan dia justru yg bertolak belakang, yg mungil seperti gue.

Hugo bukan orang yg sabar.
Akhir2 ini dia suka marah karena gue terlalu sibuk n kurang merhatiin dia.
Gue berusaha mengatur waktu, tapi dia masih berasa kurang diperhatikan.
Akibatnya dia sering ngambek n ga menyentuh gue.

Padahal gue sangat menikmati aktivitas seks kami.
Mirip namanya, Hugo punya senjata yg huge banget.
Pertama kali gue dipenetrasi sama dia, gue sampe ga bisa bangun sehari sesudahnya.
Tapi rasanya bikin gue ketagihan, ga ada lagi yg bisa memuaskan gue seperti dia.

Gue harus bersiap2 karena pesawat gue akan terbang sore ini.
Hugo yg ngambek karena gue ga bisa temenin dia, juga beres2 utk pergi ke acara keluarganya.

Buat Hugo urusan keluarganya, terutama nyokapnya sangat penting.
Jadi meski badannya besar, diam2 dia anak mami.
Mungkin karena dia dibesarkan sendiri oleh nyokapnya, sehingga dia merasa sangat berhutang budi sama nyokapnya.

Kami berpisah.

Di perjalanan ke airport, gue ditelepon nyokap gue.
Ada anak teman nyokap yg baru lulus SMA n membutuhkan pekerjaan.
Teman nyokap ini sudah lama ditinggal suaminya n menanggung anak2nya yg masih kecil2.
Akibatnya anak2nya termasuk anak ini menjadi anak yatim.
Keluarganya bukan keluarga berada, malah sangat prihatin, anak itu ga melanjutkan kuliah n memutuskan cari kerja.

"Yoshi, kasihan anak itu baru 18thn. Yoshi sama Hugo mungkin bisa bantu dia cari kerja."
Nyokap gue kedengaran sangat prihatin.
Gue pun berjanji bantuin anak itu.
Gue minta nyokap utk suruh anak itu datang ke rumah nanti setelah gue pulang dari luar kota.

Seminggu kemudian, gue pulang.
Hugo masih ngambek.
Waktu gue tanya2, responnya galak.
Gue harus bujukin n godain dia supaya dia luluh.

"...ahhh ampun...besar banget...ahhh..."
Gue meracau, Hugo sepertinya melampiaskan kekesalannya saat dia ngent*tin gue.
Dia bukannya makin lembut, malah semakin kasar mainnya.
Setelah dia keluar beberapa kali n gue juga muncrat berkali2 sampe sprei lengket, dia baru agak tenang.

"Sayang, ada saudara gue mau cari kerja, lulusan SMA umur 18thn."
Wajah Hugo yg ganteng sudah rileks n tampak sedang bernikmati after effects org*smenya barusan sambil merangkul n sesekali mencium kepala gue.

"Hmm...lulusan SMA, kenapa ga lanjut kuliah dulu?"

"Karena ga ada biaya, anak yatim, tinggal sama nyokapnya, adik2nya banyak."
Gue cukup kenal Hugo, dia bakal bersimpati ke sesama produk single parent.

"Ok. Gue nanti cariin kerjaan."

Bener kan?
Seperti memanfaatkan kelemahan dia, tapi seengganya gue membantu orang.

Keesokan paginya sebelum gue pergi ke kantor, anak itu datang.

Cakep.

Rambutnya tebal, tapi tampak halus.
Di wajahnya yg kecil, ada sepasang mata yg jernih dengan bulu mata yg lebat.
Hidungnya mancung dengan bibirnya kecil berwarna merah natural.

Cantiknya natural.
Kulitnya juga putih pucat.
Ditambah dia mungil n tampak rapuh.

Gue pikir klo Hugo lihat, dia bakal suka banget.
Ini sih tipe dia banget.

Setelah gue tanya2, anaknya juga sopan, sedikit pemalu n ga banyak omong.
Gue suka.

Gue menimbang2 apa mending gue pekerjakan sebagai asisten pribadi, utk bantuin tugas gue supaya gue bisa meluangkan lebih banyak waktu bersama Hugo.

Hugo yg baru selesai latihan angkat beban, keluar n melihat kami.
Hugo sangat ganteng n seksi apalagi selepas latihan, ototnya tampak berlekuk n berkilau karena keringat.

Saat itu gue yakin mata Hugo memperhatikan anak bernama Valen ini dengan seksama.

Dari atas sampe bawah.

Valen yg merasa diperhatikan jadi agak grogi.
Dia memakai celana n kemeja kebesaran yg rapi, tapi sudah tampak lusuh.
Mungkin dia sadar itu.
Gue jadi kasihan melihat makhluk rapuh ini.
Dari ekspresi Hugo yg penuh perhatian, dia juga mungkin merasakan hal yg sama.

Postur kami mirip meski Valen sedikit lebih ramping.
Gue juga dulu ramping sebelum memasuki umur 30.
Tiba2 berat gue naik, meski masih terhitung kurus, tapi ga bisa selangsing dulu.

Gue pikir gue akan memberikan pakaian lama gue yg bertumpuk karena gue uda ga bisa pake.
Saat gue tawarin, mata Valen berbinar2.
Mungkin klo ada ekor, ekornya sudah berkibas2.
Gue seperti punya peliharaan baru.

"Gue perlu asisten, utk bantu gue menyelesaikan tugas rumah tangga n lain2."
"Jadi mulai besok datang jam 7 pagi."
"Saat gue kerja n kerjaan rumah selesai, loe boleh istirahat."
"Hanya bila ada hal2 yg gue butuhkan mendadak, baru gue akan kontak."
"Selesai jam 7 sore loe boleh pulang, semua makan n akomodasi ditanggung."
"Kerjaan ini durasinya panjang, tapi saat gue ke kantor, loe bisa istirahat di sini, nanti gue sediain kamar di bawah utk loe pake atau klo loe mau nginap di sini juga boleh."

"Ada lagi yg perlu ditambahkan?"
Gue melirik ke Hugo.
Hugo masih fokus memperhatikan Valen.

Tau2 Hugo nyeletuk sambil nunjuk Valen.
"Gue pikir loe mau dia dipekerjakan di kantor gue."

"Tadinya gue pikir begitu, tapi gue suka liat Valen. Loe juga kan?"
Gue berkelit.

Hugo mendehem.

Valen yg jadi objek pembicaraan kita tampak malu.
Dia menunduk n pipinya bersemu merah.
Manis sekali.

Nanny-for-Hubby (mxm Cheating 21+)Where stories live. Discover now