Chapter 2 : Nanny

1K 4 0
                                    

Note :
Harap diperhatikan cerita ini bertema dewasa dengan kink CHEATING PERSELINGKUHAN HUSBAND SHARING OBLIVIOUS CUCK yg mungkin tidak cocok utk sebagian orang, plus PENUH ADEGAN DEWASA 21+.
Baca dengan konsekuensi ditanggung sendiri.

TOLONG DIPERHATIKAN BATASAN UMUR SEBELUM MEMBACA!

BILA TOPIK TIDAK COCOK, JANGAN DITERUSKAN!

Ini pertama kali gue punya asisten pribadi.
Valen sangat cekatan.
Meski awal2 dia banyak bikin salah, tapi anaknya rajin n perlahan dia semakin pandai.
Gue merasa terbantu dengan kehadirannya.
Gue hampir bisa menyerahkan semua urusan rumah tangga gue kepadanya.

Dia bisa masak n masakannya enak2.
Gue n Hugo jadi suka makan bersama di rumah bareng dia.

Ga cuman gue, Hugo juga bisa merasakan manfaat dari kehadiran Valen.
Meski kerjaannya banyak, dia tetap berusaha pulang ke rumah.
Waktu kami bersama pun jadi bertambah.

Suatu malam setelah dinner, Hugo menggarap gue.
Biasanya gue uda keburu kelelahan, sehingga kadang, meski gue kepengen, tenaga gue uda habis n ga bisa servis dia.
Tapi setelah Valen mulai bisa diandalkan utk bantuin gue, gue jadi bisa meluangkan waktu n stamina utk melayani suami.

Hugo sangat puas dengan perlayanan gue.
Birahinya yg memang di atas normal bisa disalurkan.

Mungkin karena dia merasa puas dengan perkembangan kami, saat makan malam, Hugo memberi banyak makanan ke piring Valen.
Dia bilang Valen terlalu kurus n menyarankan dia latihan angkat beban supaya lebih kuat, sekalian membentuk tubuh.

Sejak sebulan terakhir, Valen sepertinya nambah berat, tubuh yg tadinya rata, gue lihat sudah mulai ada lekukan.
Wajah n kulitnya juga lebih bening.
Memang nutrisi sangat penting.

Suatu hari setelah menjalani beberapa ronde yg panas, gue kecapean n tertidur.
Tengah malam, gue terbangun.

Hugo ga ada di samping gue.
Gue penasaran.
Gue jadi ga bisa tidur n memutuskan utk mencari dia.

Setelah berputar2, gue menemukan dia di ruang kerja.
Matanya tampak fokus ke layar laptop, sehingga ga sadar akan kehadiran gue.
Gue mau memanggilnya, tapi gue perhatikan, tangannya sibuk bergerak di bagian bawah tubuhnya.

Lama kelamaan gerakannya makin cepat.
"F*ck!"
Hugo menutup mata n terdiam sejenak.
Dia mengambil tissue n membereskan kekacauan yg barusan dia hasilkan.
Kemudian dia mematikan laptop n menutup matanya sejenak.

Gue merasa sudah menyaksikan sesuatu yg ga seharusnya.
Gue takut Hugo malu atau bahkan marah karena gue intip.
Jadi diam2 gue kembali ke kamar utk pura2 tidur.

Gue bingung, bukannya barusan dia menggarap gue beberapa ronde sampe gue ketiduran.
Apakah masih kurang sampe harus nonton p*rn?

Gue pikir mending gue pantau dulu saja.
Bisa jadi ini hanya sesekali.
Mungkin dia hanya butuh variasi.

Saat bersama gue, Hugo tampak biasa.
Meski moodnya membaik, ada kalanya dia masih ga sabaran n gampang marah.
Tapi gue bisa cepat bujukin dia utk kembali normal.

Masalah datang di bulan berikutnya.
Jadwal perjalanan gue mulai padat.
Gue harus ninggalin dia utk waktu yg lumayan lama.

Muka Hugo masam.
Dia ga bilang apa2 n ga menyentuh gue selama beberapa hari sebelum gue harus pergi.
Gue kasihan sama Valen karena gue akan meninggalkan dia sendiri mengurus suami gue yg pemarah.

Tapi sepertinya Valen cukup kuat, dia meyakinkan gue bahwa semua jadwal makan n kebutuhan sehari2 utk Hugo terpenuhi, sehingga gue bisa lebih tenang meninggalkan rumah.

"Valen, gue mengandalkan loe utk semua urusan rumah."

Valen tampak malu2.
"Um...ini uda biasa kok Kak Yoshi..."

Dari sudut mata gue melihat muka merengut Hugo di ruang kerjanya.
"Gue harap loe bisa bantu gue soal Hugo juga."
Gue menghela napas.

"Mmm...Valen akan berusaha..."
Muka Valen makin merah.

Gue hanya bisa berkoordinasi dengan Valen.

Hanya, ada satu hal yg mengganjal.
Seperti biasanya selama gue pergi, kebutuhan seks Hugo yg abnormal mungkin susah dipenuhi.
Gue jadi teringat soal p*rn.
Mungkinkah Hugo bisa bertahan dengan itu dulu?
Gue belum bisa menemukan solusi yg sempurna.

Selama lebih dari 2 minggu gue harus berpindah2 lokasi.
Hampir setiap malam gue VC dengan Hugo.
Beberapa hari pertama mood dia masih bete berat.
Tapi mulai membaik di akhir minggu.

Gue juga memantau lewat Valen.
Beberapa hari setelah gue pergi, Valen bilang mood Hugo memang sangat buruk n cukup membingungkannya.
Tapi Valen bilang dia selalu berusaha membujuk n memperbaiki mood Hugo.

"Gue cuman bisa andalin loe, coba utk ikutin semua maunya."
Gue titipin pesan agar dia menuruti semua kemauan Hugo.
"Apapun?"
Valen terdengar ragu.
"Iya, dicoba saja. Soal caranya, gue percayakan ke loe."
Gue yg sudah pusing menghadapi mood Hugo, hanya bisa menyerahkan ke Valen.

Tampaknya itu berhasil, sehingga beberapa hari kemudian Hugo tampak kembali normal.

Untung gue punya Valen.
Gue kayaknya akan kasi dia bonus.
Apalagi Hugo meminta Valen utk menginap selama gue ga ada di rumah, katanya supaya rumah ga sepi.
Artinya gue juga harus sediain ongkos lembur.

Tapi demi kebahagiaan suami, gue setujui.
Dengan perjalanan dinas ini pun, banyak bonus yg bisa gue dapatkan.
Jadi gue ga khawatir soal uang.

"Sebentar lagi selesai, Sayang. Gue usahakan utk mempercepat jadwal pulang nanti. Sepertinya sehari cukup utk kota terakhir."
Gue mencoba menghibur Hugo.
Meski minggu ini dia tampak normal, gue hanya takut dia marah lagi.

"Ok," jawabnya.
Lalu, Hugo tampak berpikir sejenak.
"Loe ga usa diburu2 juga, paling beda hanya sehari."
"Di sini so far semua baik2."
Dia tersenyum.

Gue senang.
Hugo tampaknya sudah mulai mengerti kondisi gue.
Untung gue punya Valen jadi suami gue ga terlantar.

Nanny-for-Hubby (mxm Cheating 21+)Where stories live. Discover now