BAB V

4.1K 137 11
                                    

"Aku pulang!"

"Akhirnya, Lee Haechan. Putriku, cepat bersihkan tubuhmu, Daddymu akan datang sebentar lagi, kita akan mengadakan makan malam keluarga."

Rasanya tak etis bila Haechan menolak ajakan Ibunya saat rupa yang mulai menua itu begitu kentara binarnya. Padahal ia sudah berencana untuk mendatangi Mark Lee malam ini, tapi, ya sudahlah. Masih ada hari esok untuk menggoda pria tampan idamannya itu. Lagipula besok ia tidak pergi bekerja mengingat akhir pekan telah tiba. Jadi untuk Mark Lee yang entah sedang melakukan apa dirumahnya— atau mungkin di tempat kerjanya, bersiap-siaplah, sebab Haechan akan datang membawa kenikmatan yang tiada tara.

"Aku tidak mau ikut jika menunya tidak sesuai—"

"Kimchi jjigae." Tepis Kwon Eunbi secara singkat, padat, dan jelas.

"Oke! Lima belas menit." Segera pasangan Ibu dan anak itu memisahkan diri— berjalan menuju arah yang berbeda. Lee Haechan tergopoh-gopoh masuk ke kamarnya sementara sang Ibu kembali ke dapur berniat menyajikan semua hidangan di atas meja.

Makan malam keluarga, tidak buruk juga.

Haechan baru saja akan melepas coatnya ketika ponsel yang ia simpan di dalam tas bergetar dan menginterupsi pergerakannya. Tangannya terulur merogoh benda pipih tersebut, mencari tahu siapa gerangan yang mengiriminya pesan. Tadi siang ia cukup seru berbalas pesan dengan Mark Lee, lantas bukan sebuah kemustahilan bila mereka akan melakukannya lagi.

Soon to be mine

'Cuaca malam ini cukup dingin, sebaiknya anda jangan ke mana-mana. Atau jika anda akan keluar pakailah sesuatu yang tebal agar tetap hangat.'

Haechan akui Mark Lee bukan orang yang menyenangkan untuk diajak mengobrol, pria itu terlalu sopan, hati-hati, serius, dan agak kaku. Tapi siapa yang peduli? Ia ingin Mark Lee menjadi teman tidurnya bukan teman mengobrolnya. Dan untuk pesan yang dikirim Mark Lee barusan, bukankah terdengar seperti ajakan untuk bertemu? Haechan mungkin bodoh, tapi tidak seberapa bodoh sampai buntu menafsirkan kata-kata yang memiliki makna ambigu. Jelas-jelas Mark ingin mereka bertemu, uh, pria seksi itu ternyata sangat tidak sabaran.

"Hai, Uncle John! Sudah di sini rupanya." Sapa Haechan pada seseorang yang sedang ongkang-ongkang kaki di depan televisi.

"Oh, Haechan putriku. Penampilanmu lebih rapi dari biasanya, dan tentunya sangat wangi." Sahut Paman John riang sekali.

"Haechan? Mau ke mana? Bukankah kau setuju untuk makan malam bersama?" Sang Ibu muncul dari arah dapur.

"Maaf Ibu, demi Tuhan aku sangat ingin bergabung dengan kalian, tapi tiba-tiba ada pekerjaan yang harus segera kuselesaikan." Dusta wanita itu.

Kwon Eunbi tampak kecewa mendengar penuturan putrinya tapi ia tidak bisa berbuat apa-apa. Sudah syukur Haechan menepati janjinya untuk selalu pulang ke rumah mau sesibuk apapun dia. Putrinya itu orang yang sangat sibuk, asal tahu saja. Bukan ranah Eunbi mengatur kesibukan Haechan saat hobinya menghambur-hamburkan uang. Jika ia melarang Haechan bekerja keras lantas siapa yang membayar sewa apartemen mereka? Kekasihnya?

Tidak dulu.

"Jangan cemberut begitu, kalian masih bisa bersenang-senang tanpa aku." Haechan merangkul bahu Ibunya lalu mengecup pucuk kepala wanita itu.

"Kau akan pulang, kan?"

"Well, aku tidak janji."

"Jika begitu beritahu Ibu di mana kau akan tidur." Cerca sang Ibu, bibirnya terkatup menahan kata-kata buruk yang tersangkut di ujung lidah.

"Kemungkinan aku akan menginap di apartemen temanku, tapi tidak tahu juga. Aku akan mengirim lokasinya pada Ibu nanti."

Haechan harap Mark Lee akan menyewa kamar hotel sebab Ibunya pasti akan kaget bila mendapatinya menginap di Lee building. Astaga, Lee Haechan berpikir terlalu jauh. Belum tentu juga Mark Lee bersedia menyerahkan penisnya malam ini.

Get Panties In A Twist (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang