Bab 5 - Hutan Shichuyu

32 8 24
                                    

Ketika Luna terbangun di pagi hari, sepasang matanya yang masih digelayuti kantuk langsung menangkap pemandangan serba putih. Butuh satu menit baginya untuk menyadari jika yang dilihat itu merupakan langit-langit tenda yang rendah.

Selagi masih terlentang, dia mencoba mengingat kembali kejadian semalam. Setelah dirinya dan Shen Xian berhasil melewati portal bulan, mereka terbang menyusuri hutan beberapa jam lalu memutuskan untuk beristirahat saat energi terkuras dan lelah menyerang.

Oh ya Shen Xian, ke mana orang itu?

Luna yang hendak bangun mengernyitkan dahi saat menyadari ada satu tangan melingkar di pinggangnya. Begitu menoleh ke samping, wajahnya terkejut bukan main melihat Shen Xian terlelap di sisinya.

"Benar-benar tukang cari kesempatan," sambil mengumpat Luna menghempas kasar tangan pria itu

Tentu saja tindakan Luna membuat Shen Xian terganggu, geliat dan erangan pelan lebih dulu menjadi reaksi sebelum kesadaran pria itu pulih dan disambut tatapan setajam belati dari perempuan yang duduk di dekatnya.

"Aku baru bangun dan kau sudah terlihat seperti hantu penasaran," Shen Xian menguap sambil lalu setelah duduk tegak.

"Salahkan tanganmu itu, berani-beraninya memelukku saat tidur," Luna menyilangkan kedua tangan di dada, sorot matanya masih sama.

Ekspresi cuek Shen Xian berganti guratan penuh tanya, "hah? Lelucon macam apa ini? Untuk apa aku memelukmu? Jangan-jangan kau habis bermimpi, hahaha."

Derai tawa memenuhi tenda untuk sesaat tapi detik berikutnya itu berubah menjadi jerit kesakitan.

"Aduh! Kenapa memukul pundakku? Pakai tenaga dalam lagi!" ringisan Shen Xian jelas memperlihatkan bahwa Luna tak main-main dengan tindakannya barusan.

"Itu karena kau tidak mau mengakui kesalahan!" Luna menyahut dengan nada tinggi.

"Hei, kalau pun aku memelukmu, tidak mungkin kulakukan dengan sengaja. Kecuali saat kita bermain peran itu ya! " suara Shen Xian tak kalah kerasnya, dia masih kesal dengan pukulan tadi. Untung saja orang di depannya ini perempuan, jika tidak mereka pasti sudah terlibat pertarungan sengit.

"Terserah! Sekarang aku malas ribut denganmu! Keluar sana!"

"Ini tenda milikku! Harusnya kau yang keluar!"

"Shen Xian, kau tega membiarkanku berganti baju di luar?"

Dan begitulah, selalu ada cara seorang perempuan untuk menang. Sebagai laki-laki sejati Shen Xian mengalah saja, sebelum urusan ini makin panjang dan membuat lebih pusing nantinya.

Tak sampai lima menit keduanya selesai berganti pakaian, dari baju biasa menjadi pakaian tradisional atau hanfu. Setelah sarapan dengan bekal yang mereka bawah, Shen Xian memasukkan kembali tenda lipat dan peralatan lainnya dalam tas qiankun.

Tas yang sudah disulap menjadi ajaib itu memang bisa memuat banyak barang, termasuk barang berukuran besar dalam jumlah banyak. Tapi tetap saja tas qiankun memiliki batas kapasitas.

"Aku benci pakaian berlapis ini, lebih nyaman memakai baju biasa," keluh Shen Xian, rambutnya sudah disulap lebih panjang agar semakin terlihat mirip dengan penduduk kebanyakan di tempat ini.

"Kalau begitu kau gunakan pakaian biasa lagi, lalu saat ada pasukan wilayah setempat menemukan kita, aku akan dengan senang hati mengatakan kau manusia yang diam-diam menyusup ke dalam dimensi ini dan aku sudah berhasil menangkapmu," Luna mengakhi...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kalau begitu kau gunakan pakaian biasa lagi, lalu saat ada pasukan wilayah setempat menemukan kita, aku akan dengan senang hati mengatakan kau manusia yang diam-diam menyusup ke dalam dimensi ini dan aku sudah berhasil menangkapmu," Luna mengakhiri ucapannya dengan seringai mengejek.

Saat ini Luna mengenakan hanfu sederhana, tanpa atribut kerajaan di kepala, atau hiasan putri kerang berupa puluhan mutiara yang biasa berada di rambut panjangnya, juga anting-anting dan kalung yang disusun dari kerang-kerang kecil dan sudah dibuat semengkilat batu giok.

Saat ini Luna mengenakan hanfu sederhana, tanpa atribut kerajaan di kepala, atau hiasan putri kerang berupa puluhan mutiara yang biasa berada di rambut panjangnya, juga anting-anting dan kalung yang disusun dari kerang-kerang kecil dan sudah dibua...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jika saja ayahmu lebih toleran sedikit, tentu ini akan lebih baik. Dia sudah mengambil beberapa teknologi manusia untuk diterapkan di wilayah kekuasaannya, tapi masih memandang rendah manusia karena tak memiliki kekuatan spiritual. Padahal banyak manusia yang kecerdasannya di atas rata-rata dan bisa menciptakan sesuatu yang lebih hebat dari sihir."

Kalimat panjang lebar Shen Xian hanya ditanggapi dengan deheman pelan oleh Luna. Meski pria itu sedang mengeluh tentang ayahnya, tapi dia tidak marah sekali. Malah dalam hatinya sangat setuju dengan hal itu itu.

"Sudahlah, sebaiknya kita cepat pergi dari sini, perjalan kita masih cukup jauh,"Luna menghentak kaki di tanah untuk memberi dorongan pada tubuhnya, dengan cepat dia melesat terbang di udara seperti burung. Melintasi pohon-pohon berbatang kokoh nan tinggi yang telah tumbuh ribuan tahun di tempat ini.

Shen Xian dengan cepat menyusul, dia terbang di sisi Luna dan sesekali melirik ke arah gadis itu. Hutan Shichuyu cukup luas, karena tempat ini merupakan rumah untuk berbagai spesies seperti siluman, iblis, hantu, peri-peri, juga berbagai hewan dan tumbuhan ajaib yang tak pernah ada di dunia manusia. Hutan ini juga tidak didatangi manusia untuk berburu atau sekadar mencari makan, karena pihak kerajaan memang melarang. Lebih tepatnya, pihak kerajaan tak ingin ada penduduk yang lebih banyak mengetahui tentang keberadaan portal antar dimensi.

Butuh setidaknya satu atau dua jam lagi untuk Shen Xian dan Luna bisa sampai di tepi hutan. Setelah itu mereka akan melanjutkan perjalanan menuju bukit Heipeng hingga tiba di desa Taman Langit, tempat guru mereka tinggal saat ini.

"Ada apa?" Luna menatap bingung pada Shen Xian yang tiba-tiba berhenti di salah satu pohon. Luna mendarat di sisi pria itu, secara otomatis matanya mengikuti tatapan Shen Xian yang mengarah ke bawah.

"Ada pasukan kerajaan di sini," gumam Luna.

Keduanya mengamati iring-iringan beberapa pria berkuda yang mengenakan baju zirah milik kerajaan

"Mereka pasti sedang mencari tabib Chao yang melarikan diri," sahut Shen Xian.

Luna mengangguk mengiyakan. Dia teringat lagi ketika tabib Chao menceritakan tentang keluarganya yang dibantai. Hal itu membuat Luna sedih sekaligus bertanya-tanya, apa yang sebenarnya telah terjadi?

"Apa yang harus kita lakukan?" Shen Xian menoleh pada perempuan di sisinya.

"Sebisa mungkin jangan terlihat, aku tidak mau mereka menemukanku di sini, jika ayah tahu pasti dia akan menyuruhku pulang," jawab Luna pelan.

.
.
.
.
.
.

#15weekwithyou #writingchallangefeedbackeveryday #writingchallangeautumnmaple

ANOTHER DIMENSION (PRE ORDER)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang