Bab 3 - Bermain Peran

53 9 30
                                    

"Teman Shen Xian?

Saat mendengar seseorang berbicara di sisinya, Luna langsung menoleh dan wajahnya dihiasi keterkejutan. Dia sungguh tidak menyangka Yangzi akan datang menghampiri bahkan menyapanya seperti ini.

Gadis itu mengangguk lebih dulu sebagai jawaban kemudian balas bertanya, "Xian Ge bercerita padamu?"

"Yup, katanya dia mengundang seorang teman ke sini, lalu dia menunjukmu," mata Yangzi seperti alat pemindai, menilik tubuh Luna dari atas kebawa. Lebih tepatnya ingin mencari tahu apa kelebihan dan kekurangan gadis di depannya ini.

Ditatap sedemikian rupa oleh orang lain tentu menimbulkan perasaan tidak nyaman dalam hati Luna. Sekilas diliriknya Shen Xian yang masih asik mengobrol dengan Li Huangjin. Karena tidak tahu harus mengatakan apa, dia hanya kembali meneguk minuman di tangannya hingga gelas bening itu kosong. Saat dia meletakkan gelas di atas meja, Yangzi kembali berbicara lagi.

"Ayahku yang mengadakan pesta di sini, dia pemilik perusahaan elektronik yang sangat terkenal di China, bahkan di dunia. Ponsel Xiaowei, kau pasti tahu, kan? Itu milik perusahaan ayahku."

Ada pancaran keangkuhan dari kata-kata yang baru saja diucapkan, pun senyum di wajah Yangzi sama sekali tak mencerminkan ketulusan walau setitik. Luna ber-ooh tanpa suara, terlalu malas menanggapi hal yang tidak dia tanyakan sama sekali. Jika bukan karena orang ini yang menjadi alasan Shen Xian mengajaknya ke pesta, pasti dia sudah menyingkir ke tempat lain.

"Kalau boleh tahu, sejak kapan berteman dengan Shen Xian?" mata Yangzi masih terus mengamati Luna.

"Dari kecil, sejak kami belajar di tempat yang sama dulu," Luna membalas tatapan itu dengan keterangan yang seharusnya, sebagai seorang putri dari kerajaan besar dimensi lain, dirinya tak semudah itu diintimidasi oleh siapa pun.

"Ah, hanya sahabat sejak kecil?" kalimat itu jelas terkesan meremehkan, apalagi Yangzi memperjelas hal itu dengan ucapan berikutnya, ""aku dan Shen Xian sudah banyak tahu satu sama lain, kami sering makan malam bersama. Simpel-nya, kami makin dekat."

"Oh ya? Sedekat apa?" Luna menyunggingkan senyum miring, penasaran ingin melihat sejauh apa Yangzi akan bermain dengan lidahnya.

"Kau bisa mengatakan kami hampir ... berpacaran," ucapan itu disampaikan Yangzi dengan penuh percaya diri. Tetapi hanya bertahan beberapa detik karena Luna malah menertawakannya. Dia tidak mengerti apa yang lucu, yang jelas sikap Luna saat ini membuatnya tidak senang.

Sekarang Luna paham mengapa Shen Xian tidak menyukai orang di depannya ini. Dan sebagai sahabat yang baik, tentu saja dia harus menyelamatkan Shen Xian. Masih banyak gadis yang jauh lebih baik, begitu menurutnya.

Luna berdehem untuk meredakan tawa, kemudian mengubah wajahnya ke ekspresi serius, "karena aku sahabat baik Shen Xian, aku ingin memberi sedikit masukan untukmu, mungkin bisa berguna."

"Apa itu?" wajah acuh tak acuh Yangzi berbanding terbalik dengan ucapannya yang terselip hasrat ingin tahu.

"Xian Ge pernah berbicara padaku tentang kriteria wanita yang dia suka," Luna menjeda ucapannya, sengaja ingin memancing lebih dalam rasa penasaran Yangzi. Dan benar saja, orang itu pun langsung bertanya lagi padanya.

"Oh ya? Seperti apa tipe wanita yang disukainya?"

"Xian Ge suka wanita yang jujur, apa adanya, yang paling penting dan harus kau ingat baik-baik adalah ...." Luna menatap lurus ke mata Yangzi untuk memberi kesan bahwa dia tidak main-main dengan ucapannya. "Xian Ge tidak suka wanita yang berusaha menjadi paling unggul, paling wow, apalagi pick me. Lagi pula Shen Xian itu tipe laki-laki pejuang. Dia lebih suka mendekati. Jadi jangan berusaha menarik perhatiannya apalagi dengan cara yang cukup memaksa. Biarkan naluri laki-lakinya yang menggerakkan dia untuk mendekatimu. Kalau tidak, dia akan risih."

ANOTHER DIMENSION (PRE ORDER)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang