♡♡♡"Ini tentang , seorang anak perempuan yang sedang menyembunyikan kepahitan yang dia rasakan dalam dirinya. Anak perempuan yang tengah berusaha keras untuk terlihat baik-baik saja. Padahal dia sendiri ingin melarikan diri dari hidupnya. Begitu keras hantaman yang menabrak pikirannya. Sehingga dia sendiri kehilangan arah, kemana ia harus berlindung. Anak perempuan yang berdiri di kakinya sendiri. Anak perempuan yang memeluk dirinya sendiri. Dan anak perempuan yang menopang segala-galanya sendiri."
~Aile
Postingan itu telah terunggah di Instagram secondnya. Dia selalu menggunggah kata kata yang menjadi tulisan ungkapan sebuah kisahnya. Meskipun tanpa diketahui oleh orang sekitarnya tentang postingan itu. Karena hanya berisi foto kertas dari sebuah buku diary yang bertuliskan apa yang mau dia ungkapkan terhadap dunia.
Sebuah ungkapan yang menjadi kisahnya dalam semesta ini.
Ia menutup buku diary pink bear nya lalu ia letakan diatas nakas mejanya. Segeralah ia raih cardigan dan kunci mobil yang ada di dinding kamarnya.
Ia melangkah turun dari lantai atas menuju ke bawah. Melanjutkan dengan membuka gerbang dan mengeluarkan mobilnya.
♡♡♡
Aile Azalea. Sosok gadis yang selalu tampil mandiri ini mempunyai kepribadian yang sangat mengekpresikan apa yang tengah ia punya dan miliki. Meskipun hidupnya sudah sempurna tapi berbeda dengan realitanya.
Dia selalu sendiri. Me time sendiri. Menghabiskan waktu dari sepanjang waktu dengan sendirian. Tanpa pernah dilarang oleh siapapun.
Sayangnya, dunia nya terlalu jenuh untuk ia tempati. Dia ingin mencoba sesuatu yang berbeda. Ingin merasakan apa itu bahagia. Selama ini dunia yang ia tempati hanya warna abu abu semata.
Ia juga ingin bersinar layaknya bulan yang terang benderang tengah menyelimuti langit malam saat itu.
Ia melajukan mobilnya tak tahu mau kemana. Sudah berbagai cafe dia mampir untuk me time sendirian.
Dia juga bingung harus kemana. Asal berputar-putar mengelilingi sepanjang jalanlah yang ia pikirkan saat ini.Tiba-tiba saja, ada sesosok orang yang terguling dengan kencangnya di latar mobilnya. Yah, alias ketabrak.
"Braakk"
Aza sangat terkejut dengan melintasnya orang itu di tengah jalan dengan kecepatan yang tinggi. Yang lebih ia kejutkan adalah baru kali ini dia menabrak orang.
Syok, kaget, panik, resah bercampur aduk. Dia langsung menghentikan mobilnya dan langsung turun.
Jalanan sepi malam itu. Tak ada orang sama sekali yang lewat, bahkan cctv juga tidak ada. Dia menghampiri orang itu yang telah tergeletak di jalanan.
Panik, bercampur aduk. Dia bingung mau gimana.
Saat dihampiri, orang itu berdiri dengan sempoyongan dan hendak berlari kembali seperti apa tujuannya.
Orang itu terlihat seperti seusianya. Anak laki laki berbaju hitam jaket hitam dan celana juga hitam.
"Mmaa-maaff, ga-papa?" Tanya Aza
Jelas kenapa napa karena ditabrak, malah ditanya kenapa napa.
Cowok itu hendak berlari kembali, namun luka di kepalanya tidak kuat untuk ia tahan kembali, dan akhirnya dia jatuh pingsan tak sadarkan diri.
Aza terkejut karena dia terjatuh kembali sesaat berpura-pura tidak kenapa napa meskipun aslinya jelas kenapa napa.
Aza menghampiri cowok itu kembali lalu mengaitkan tangannya dan membantu memapah cowo itu dan masuk ke dalam mobilnya.
Untungnya tu cowo tidak terlalu berat berat amat, jadi Aza bisa membawanya masuk kedalam mobil dengan tenaga nya sendiri.
Ia langsung menuju ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan terhadap orang itu.
Sang dokter lalu berkata.
"Sang pasien selamat, untungnya tidak ada gagar otak sama sekali" ucap dokter
"Lalu kenapa dia pingsan dok?" Tanya Aza kembali
"Sepertinya dirinya sangat lelah hari ini, jadi terkena benturan sedikit sudah membuat tubuhnya lemas. Alangkah baiknya ditunggu sampai dia siuman. Mungkin besok pagi sudah pulih kembali" ucap dokter
"Baik dok, terimakasih"
Setelah dokter itu pergi, Aza mengurus administrasi karena dia juga harus bertanggungjawab karena telah menabraknya.
♡♡♡
Esok pagi pun tiba, Aza datang kembali ke bilik itu dengan membawakan bubur. Namun, saat ia kembali ke dalam. Isi ruangan sudah kosong. Dia bingung mencari cowok itu. Bahkan namanya aja ia juga belum tau.
"Sus, pasien yang semalam disini kemana yaa? Kok ilang?" Tanya Aza resah
"Oh tadi dia sudah bangun lalu seperti terburu-buru langsung keluar gitu kak" ucap suster itu
"Oh, baik sus"
Aza mendesah.
"Kemalangan apalagi ini Tuhan, kalau dia lapor polisi gimana? Ah bisa berabe nih. Mana masuk sekolah aja belum. HA? Sekolah? Anjir udah jam 6"
Aza panik, ia langsung bergegas pulang.
♡♡♡
Sesampainya ia di sekolah. Papa nya ngechat.
"Hari ini kamu pertama sekolah disana. Jaga baik-baik diri kamu. Papa sudah atur semua biaya sekolah kamu. Have fun di sekolah baru sayang"
Namun, tidak dibalas oleh Aza. Aza hanya membacanya. Cukup tau saja kalau Papa nya masih peduli terhadapnya. Meskipun sama sekali tidak ia respon sedikitpun karena sebuah masalah yang menimpanya di masalalu.
Aza kembali memasukkan ponselnya ke dalam saku, dan melangkahkan kaki kembali memasuki sekolah tersebut.
♡♡♡
Aza memasuki ruang guru seperti yang sudah di suruh papanya.
"Jadi, kamu yang bernama Aile Azalea anaknya pak Gilbert Purnama?" Tanya salah satu guru yang tengah berhadapan tempat duduk dengan Aza
Aza mengangguk dan tersenyum. Dia sangat irit kata. Begitulah dirinya sebenarnya. Malas berkomunikasi dengan banyak orang.
"Cukup pendiam ya kamu, bentar ya ibu panggilkan ketua kelas dulu" ucap Bu Rachel
Tak lama kemudian datanglah teman sekelasnya yang katanya ia adalah ketua kelas.
"Asyad, ini teman baru kamu . Tolong antarkan dia di kelas ya. Ibu mau rapat dulu sebentar. Oh ya, jangan lupa diajak muter-muter keliling sekolah. Sekolah ini kan lumayan luas, takutnya nanti dia nyasar" Ucap Bu Rachel
"Baik Bu, masih lama kan masuknya?" Tanya Asyad
"Iyaa nih, satu jam lagi ibu usahakan cepet balik ngajar" ucap Bu Rachel
"Baik Bu" jawab Asyad
♡♡♡
Hello Everyone!!👋
Gimana ceritanya? Suka?😍
Pantengin terus yaa😇
Jangan lupa Vote and Komen😘
AILE Lovers! Stay Read yaw 🤗
See you next chapter 💖💖
Belles Ailes🌹💟
KAMU SEDANG MEMBACA
AILE
Teen FictionSebuah sayap yang harusnya terbang, namun terkendala dengan realita dan dukungan. Akankah sayap sayap mereka berterbangan kembali?