♡♡♡
"Yaudah, ajakin gue kedepan gih, mau nyapa kakek Lo" tukas Alina
"Okee okee" ucap Hankey
Lalu diajaklah Alina ke depan. Dan mereka mengobrol tukar sapa bersama.
"Kakek kabarnya gimana? Sehat?" Tanya Alina
"Iyaa sehat, cuman ya udah sepuh gini, hehe" tukas Majend terkekeh
"Kalau om Hendra?" Tanya Alina
"Baik kok, kamu sendiri gimana? Ga stress sama tugas kuliahnya kan?" Tanya Hendra tersenyum
"Amann kok om, hehe" kekeh Majend
"Oh ya Hankey, kenapa tadi kakek ngomong lebih awal, soalnya habis ini kakek sama papa kamu mau langsung terbang ke Amerika, ada urusan penting dadakan" ucap Majend
Hankey mengangguk.
"Take care" ucap Hankey
"Nanti kamu urus pestanya ya, pokoknya harus lancar sampai akhir" ucap Hendra
"Baik pah, laksanakan. Terimakasih yaa udah sempetin dateng ke Party nya Hankey" ucap Hankey tersenyum
Hendra dan Majend memeluk Hankey. Lalu mereka pun pamit langsung keluar dan pergi.
Semua sudah datang di pesta ini, bahkan orang yang tidak pernah ia duga bisa muncul dihadapannya. Hanya satu orang yang tidak pernah bisa untuk datang.
Ialah seseorang yang telah membuatnya hadir ke dunia ini. Mamanya tidak pernah hadir di pesta itu. Mungkin benar apa kata papa. Dunia bisnis tidak semenyenangkan itu.
Bahkan hal itu juga bisa membuatnya kehilangan seseorang yang ia sayangi.
Mata Hankey tak lepas dari pandangan ia terhadap Alina didepannya. Ia terus memandangi wajah yang sangat ia rindukan saat itu."Kenapa ngeliatin mulu?" Tanya Alina
"Btw selama ini ngilang karena apa?" Tanya Hankey
Alina hanya menatap manik mata itu. Tanpa bisa memberitahu alasannya.
"Bukannya selama ini gue selalu ada buat lo? Tapi kenapa ga pernah cerita apa itu masalah yang tengah terjadi di lo" ucap Hankey masih terbiasa memanggil lo gue, bukannya sebagai kak. Karena perbedaan usia.
"Udahlah, gausah pikirin, yang penting kan sekarang gue udah hadir di party Lo. Btw gimana kabar Lo? Baik-baik aja kan?" Tanya Alina namun tak dijawab malah menanyakan hal berbeda
"Udah punya pacar?" Tanya Hankey
"Gaada waktu buat pacaran, terlebih karena sibuk belajar terus" kekeh Alina masih menyembunyikan apa yang terjadi
"Bisa ga sekali aja lo jujur. Setidaknya kasih tau kenapa lo ngilang saat itu?" Tanya Hankey
Alina tersenyum menahan air mata yang hendak keluar dari matanya. Mata yang terlihat berkaca-kaca itu menandakan dirinya tengah rapuh dibantai kenyataan pahit yang entah apa itu juga Hankey tidak mengetahuinya.
Hankey memeluknya kembali, menenangkan tubuh wanita yang berada dihadapannya ini.
"Kalau ga kuat cerita sekarang, nanti aja juga gapapa. Maaf gue terlalu memaksa" ucap Hankey
Alina melepaskan pelukannya.
"Gapapa kok, nanti ada waktunya lo bakalan tau semuanya" ucap Alina tersenyum
Puncak Acara pun berlangsung. Dance party telah dimulai.
"Berhubung udah ada princess nya disini, mau dansa party bareng gue ga kak Alin yang cantik jelita?" Goda Hankey tersenyum manis membuatnya bergetar terpesona.
Ia mengulurkan tangannya ke Alina.
"Tentu dong," ucap Alina menerima uluran tangan itu.
Dan mereka pun berdansa bersama.
Dari kejauhan, Aza sedikit kecewa dan terpuruk melihat apa yang ia lihat daritadi sungguh diluar perkiraannya.
Entah kenapa dia kecewa, entah kenapa dia sedih melihatnya. Entah kenapa hatinya berasa teriris dan terluka bersamaan dengan alunan musik malam itu. Apa ini yang namanya cemburu?
Lalu, Rasya mendekat kearahnya dan bertanya.
"Sendirian?" Tanya Rasya to the point
"Iyaa" ucap Aza tersenyum tapi menahan luka
"Yaudah kalau gitu sama gue aja, daripada keliatan gaada pasangan hehe" kekeh Rasya
Aza pun mengangguk dan menerima tawarannya Rasya. Daripada dia terlihat begitu tersiksa mendapati kenyataan yang ada.
Seseorang yang telah ia peluk, padahal dia bilang sendiri kalau dia tidak begitu menyukai wanita. Lantas, kenapa dia memeluknya dihadapan semua orang yang tengah berpesta merayakan seventeen nya?
Alunan musik selesai, pesta dansa pun juga telah usai. Dilanjut dengan acara bebas yakni foto-foto ataupun menikmati hidangan yang telah disajikan.
Tak lupa setelah Dansa mereka pun berfoto kembali. Rasya dan Aza berfoto bersama. Membuat acara jadi tidak kikuk karena sendirian.
"Untung cuacanya cerah ya Za" tukas Rasya
Aza terlihat sangat tidak antusias malam ini. Dia terlihat amat terluka. Rasya awalnya bingung kenapa, tapi sepertinya dia sudah menyadari kalau ini semua karena kembalinya Alina.
"Lo ga mau tanya ke gue Za? Siapa cewek itu" ucap Rasya memberikan kode - kode
Aza terdiam memahami sejenak apa pertanyaan Rasya.
Cewek?
Aza hanya menaikkan alisnya tidak mengerti apa yang dimaksud Rasya.
"Ituu yang ada di sampingnya Rasya" ucap Rasya
"Lo tau siapa dia?" Tanya Aza
Rasya mengangguk.
"Alina Maheswari, seseorang yang bisa dikatakan paling dekat dengan Hankey. Mereka temenan dari kecil. Akan tetapi dia lebih tua sedikit umurnya. Beda dua tahun sama kita." Ucap Rasya menceritakannya sambil memakan biskuit yang telah tersedia disampingnya.
"Mereka pacaran?" Tanya Aza
"Emm kalau itu gue kurang tau. Tapi yang gue tau, salah satu diantara mereka berdua ada yang menanamkan rasa suka" ucap Rasya
♡♡♡
Hello Everyone!!👋
Gimana ceritanya? Suka?😍
Pantengin terus yaa😇
Jangan lupa Vote and Komen😘
AILE Lovers! Stay Read yaw 🤗
See you next chapter 💖💖
Belles Ailes🌹💟
KAMU SEDANG MEMBACA
AILE
Teen FictionSebuah sayap yang harusnya terbang, namun terkendala dengan realita dan dukungan. Akankah sayap sayap mereka berterbangan kembali?