22. Découvert

4 3 0
                                    

"Jadi selama ini, dia hidup tanpa dukungan, kasih sayang dari seorang mama?" Tanya Selina dihadapan Meliana

"Maaf Selina, mungkin memang berat, tapi ini semua sudah berakhir. Ada saat kamu akan memahami semua masalah yang terjadi. Mungkin sekarang kamu melihatnya seperti mama ga peduli sama anak kandung sendiri. Tapi semua memang sudah berakhir sayang, dan sekarang keluarga mama hanya kamu" ucap Meliana

Tetes air mata mengalir membasahi pipi Hankey. Dia mendengar semuanya. Dia telah siuman sebenarnya. Tapi dia masih memejamkan matanya agar bisa mendengar suara mamanya mengenai dirinya.

"Tapi kan maa--" belum saja Selina menyelesaikan obrolannya

"Maaf ya, mama lagi terburu-buru ada kerjaan nih, mama kan udah urus administrasi nya. Itu sudah cukup kan? Mama lanjut kerja dulu ya" Ucap Meliana mengusap rambut Selina lalu keluar pergi.

Tangis Hankey makin pecah setelah mendengar pengakuan dari mamanya. Entah apa kebencian mamanya yang membuatnya tidak berbeda dengan saat ia berusia 5 tahun.

Isak tangis Hankey terdengar oleh Selina. Dia menangis terisak-isak sambil menutup matanya dengan tangannya.

Mendengar suara tangis itu dia menghampiri ranjang kamar Hankey.

Dia makin merasa bersalah mendengar dan melihat Hankey menangis seperti itu karena mama yang tak lain sekarang juga mamanya.

"Han, lo udah sadar?" Tanya Selina menyentuh pundaknya

Seketika Hankey langsung mengibaskannya. Dia bangkit dari tidurnya.

"Gue bisa bayar sendiri, kenapa lo panggil dia kesini? Mau buktiin gue jujur atau engga? Sekarang liat kan, sadar lo posisi gue se sakit apa bahkan ga di peduliin sama mama kandungnya sendiri. Mending sekarang lo pulang. Gue udah cape banget, bener - bener capek bangett. Dan stop suka sama gue." Ucap Hankey lalu dia tidur kembali dan menenggelamkan kepalanya di balik selimut rumah sakit.

Selina lalu keluar dari sana.

Hankey menangis pecah dibalik selimut.

"Maafin gue Han, gue juga gatau apa yang sebenarnya terjadi" batin Selina

♡♡♡

Hari terus berganti hari, liburan pun berakhir. Selina pun pulang kembali ke Indonesia. Karena keesokan harinya sudah kembali ke sekolah.

Hari pertama sekolah semester genap.
Aza memasuki ruangan kelasnya.

Dia tidak melihat Hankey, padahal dia rasa dia sudah lumayan telat.

Bahkan sepanjang Pelajaran pun Hankey tidak terlihat.

Dimana diaa? Entah apa yang telah terjadi. Kenapa baru sehari masuk saja sudah alfa.

Bel pulang sekolah berbunyi. Aza lari menuju ke ruangan basecamp nya Hankey yang berada di samping rooftoop.

Dia menekan tombol kata sandi lalu masuk.

Lega. Dia melihat Hankey disana.

"Kok lo bolos sih? Ga pake seragam pula" ucap Aza

"Lagi males sekolah aja" ucap Hankey masih fokus sama kertas gambarnya.

Entah apa yang kali ini dia gambar.

"Liatt nih, oleh-oleh buat Lo" tukas Aza

Hankey menghentikan gambarannya lalu menoleh ke arah Aza.

Aza pun duduk di sofa.

"Lo suka gambar kan? Nih gue bawain sepaket alat gambar dari Prancis asli" ucap Aza memberikannya

"Whoaaah gilaaa, bagusss bangett coy" ucap Hankey terpukauu

"Bagus kan" ucap Aza tersenyum

"Makasii Azaaa, ini gratis buat gue?" Tanya Hankey

"Iyaa serius gratis lah, kan oleh-oleh. Entah kenapa saat lagi belanja terus lewat toko itu, gue langsung kepikiran Lo, jadinya gue belikan sekalian deh" Tukas Aza tersenyum

"Makasii, nanti balesannya gue ada sesuatu" ucap Hankey

"Apaan tuh?" Tanya Aza

Hankey mengeluarkan kartu undangan ultahnya.

"Pertama kali gue kasih ke Lo, awas sampai ga dateng!" Ancam Hankey

"Wih ada yang mau seventeen an nih, lucu banget kartunya, pasti acaranya bakalan rame ya?" Tanya Aza

"Iyaa, gue undang seangkatan kelas" ucap Hankey

"Wahh seru abis dong" ucap Aza

"Harus dateng loh" ucap Hankey mengulanginya lagi

"Pasti dong, kan banyak makanan nanti" ucap Aza terkekeh

"Heleh, dandan yang cantik yaa Za" ucap Hankey

"Emang biasanya gue ga cantik gitu?" Tanya Aza

"Iyaa maksudnya lebih cantikan lagi, lebih elegan dan cantik" ucap Hankey

"Ga mau ah, ntar lo naksir lagi sama gue" kekeh Aza bercanda

Hankey hanya tersenyum menyimpuli gurauan itu

Aza memasukkan kartu undangan itu kedalam tasnya.

"Za, semua udah terbongkar Za, saat lo pergi" ucap Hankey

"Ha? Maksudnya apa yang terbongkar? Rahasia lo yang mana?" Tanya Aza

"Mama" ucap Hankey

"Kok bisa?" Tanya Aza

"Gue ceritain tapi jangan kaget yaa, jangan jauhin dia juga" ucap Hankey

"Dia, dia siapa?" Tanya Aza bingung

"Selina suka sama gue, dia confess ke gue, terus gue akhirnya jujur sama dia, dia kaget terus lari terus gue kejar dia, terus hujan turun deras, gue kumat dan gue pingsan. Terus dibawa di RS, terus buat buktiin kejujuran gue, dia panggil mama kesana." Ucap Hankey menceritakan kejadiannya

"HAH?" Aza sangat terkejut mendengarnya

"Ternyata mama gaada bedanya sama saat gue masih kecil. Dia hanya ngurusin admin lalu pulang. Dia bahkan ga peduli sedikitpun kalau gue lagi sakit. Padahal dihadapan Selina dia berkata seperti itu" ucap Hankey

"Lah, terus?" Tanya Aza kepo

"Gue usir Selina lah, ngapain masih bengong disana. Gue suruh dia stop juga buat suka sama gue" ucap Hankey




















♡♡♡

Hello Everyone!!👋

Gimana ceritanya? Suka?😍

Pantengin terus yaa😇

Jangan lupa Vote and Komen😘

AILE Lovers! Stay Read yaw 🤗

See you next chapter 💖💖

Belles Ailes🌹💟

AILE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang