duapuluh

992 11 0
                                    

"Agam," panggil Abra pelan.

Agam nolehin kepalanya sambil makan roti yang ada di tangan dia. "Apa?"

Abra natap Agam agak malu-malu buat Agam bersihin tangan dia yang kena roti pake tisu di dekat situ terus ngelus pipi kemerahan Abra dan narik Abra buat duduk di pangkuan dia. Tapi posisi mereka tuh gak hadapan, beneran kaya pangkuan biasa aja.

"Kenapa?" tanya Agam ngeletakin kepalanya di bahu Abra.

"Hilang," kata pacarnya Agam itu sambil nunjuk leher dia. Agam yang paham langsung senyum kecil dan ngeletakin rotinya yang masih dia pegang di tangan satunya lagi.

"Jangan ketawa," seru Abra agak malu sebenarnya bilang gitu tapi ya gimana dia takut kalo Agam nanti marah karena dia gak bilang kalo tanda itu hilang. "Agam sendiri yang bilang kalo hilang harus bilang."

"Iya." Agam ngangguk terus dia majuin bibirnya nuju ke leher Abra yang emang udah gak ada noda atau tanda apapun di sana.

Penasaran kelanjutannya apa? Iya? Iya? Iya? Bisa kok dibaca lanjutannya di novel Destiny! Iya, Destiny sudah menjadi novel.

Boleh check Instagram penerbit aku, @ moonseed_publisher untuk melihat detail harga Destiny.

Kenapa harus beli? Lebih lengkap, jelas. Lebih rapih tulisannya, jelas. Ada beberapa jawaban dari pertanyaan-pertanyaan kalian selama ini. Ada freebies-freebies lucu juga. Ya kali nggak dibeli?

Jangan marah-marah juga kalau sebagian chapter dihapus, ini sudah aku tulis di deskripsi dan ini juga salah satu perjanjian aku dengan penerbit selagi aku masih ada tanda tangan kontrak dengan mereka.

INTINYA AYO BELI DESTINY. LEBIH BAIK MENYESAL MEMBELI DARIPADA MENYESAL KARENA TIDAK MEMBELI SAMA SEKALI.

DESTINY [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang