duapuluhdelapan

752 10 0
                                    

Abra narik barang-barang yang biasa di bawa ke cafe dengan cepat terus tuh cowok keluar kamar tamu tanpa mau noleh ke kanan- ke kiri. Habis Agam minta-minta maaf ke dia, Abra mutusin untuk gak ngobrol sama Agam dan Agam mau gak mau nurut tapi dengan syarat Abra tetap di apartment ini.

"Aku anter."

Suara si Agam tiba-tiba aja hadir waktu Abra mau keluar nih apartment. Cowok itu noleh ke belakang terus geleng pelan dan buang muka habis itu. "Gak usah. Gue bisa sendiri."

"Abra," panggil Agam lembut terus jalan ke cowok itu.

Abra masih diam di tempatnya karena kasihan juga lihat cowok ini dari seminggu yang lalu semenjak kejadian itu dia diamin terus. "Gue bisa sendiri."

"Iya," kata Agam singkat. Dia cuman gak mau paksa Abra aja, biarin Abra gini dulu sama dia sampai Abra memang ngerasa baikan. "Lo lupa sesuatu."

"Apa?"

Penasaran kelanjutannya apa? Iya? Iya? Iya? Bisa kok dibaca lanjutannya di novel Destiny! Iya, Destiny sudah menjadi novel.

Boleh check Instagram penerbit aku, @ moonseed_publisher untuk melihat detail harga Destiny.

Kenapa harus beli? Lebih lengkap, jelas. Lebih rapih tulisannya, jelas. Ada beberapa jawaban dari pertanyaan-pertanyaan kalian selama ini. Ada freebies-freebies lucu juga. Ya kali nggak dibeli?

Jangan marah-marah juga kalau sebagian chapter dihapus, ini sudah aku tulis di deskripsi dan ini juga salah satu perjanjian aku dengan penerbit selagi aku masih ada tanda tangan kontrak dengan mereka.

INTINYA AYO BELI DESTINY. LEBIH BAIK MENYESAL MEMBELI DARIPADA MENYESAL KARENA TIDAK MEMBELI SAMA SEKALI.

DESTINY [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang