"Mas definisi bahagia yang sebenarnya apa?"
"Bahagia itu saat di samping istri tercinta. Saat lagi capek, lihat wajah kamu aja capeknya hilang. Saat sedih, sedihnya hilang. Saat Mas kalut, langsung tenang..."
"Gombal banget."
"Beneran lah, intinya bahagianya Mas itu kamu, sayang."
"Kalau ga ada aku?"
"Kayanya Mas ga akan bisa hidup tanpa kamu."
"Kalau ada yang bisa memberi kebahagiaan lebih dari yang aku kasih?"
"Kayanya ga ada deh, kan sudah bilang bahagianya Mas cuma kamu."
~
"Buka mulutnya, aku mau suapi Mas dan mau aku rekam. Ini buat pengingat nanti.""Pengingat?"
"Kita kan akan hidup bersama sampai tua nanti kan? Nanti kita akan pikun, kalau ada ini kan pas kita lupa bakalan inget lagi kalau kita pernah makan di sini pakai gaji pertama kamu Mas dan ini suapan pertama dari istrimu, Saka."
"Haha iya, di umur kita yang 100 tahun nanti akan sama-sama pikun... Aaaa."
"Makanannya jadi makin enak kalau disuapi istri.""Gombalnya kumat hahaha."
"Bangun lu."
Harsa menendang kaki Arga agar terbangun, rasanya n̶a̶j̶i̶s jika harus membangunkannya dengan tangannya. Lelaki itu tertidur di lantai menunggu Saka yang tengah diselamatkan Dokter di dalam.
"Lu ditunggu Saka di dalam."Arga yang setengah sadar langsung terbangun mendengar ucapan Kakak iparnya, demi apa ia ditunggu istrinya?
Namun bahunya kembali di tahan, tidak lupa disertai tatapan tajam dari Kakak iparnya."Lu jangan pernah bicara soal perselingkuhan lu depan dia, ingatannya kembali memburuk dan dia cuma ingat lu saat ini."
Entah harus senang atau sedih, Arga mengangguk dan merapikan mawar putih yang dibawanya tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Farewell
Fanfiction'Karena kamu akan tetap hidup sayang, aku berjanji.' NOMIN Story by Storyrein