"Bangun lu!"
Arga terbangun karena tendangan Harsa, ia mendongak menatap Harsa yang sepertinya tak sudi melihatnya.
"Maaf Kak aku ketiduran, bagaimana Saka? Bagaimana keadaannya?"
Harsa bahkan seakan tak sudi melihat wajah Arga, tapi ia harus menyampaikan jika Saka sudah sadar dan orang yang pertama Saka panggil adalah Arga.
"Lu disuruh masuk sama Dokter, adik gua nyariin lu."
Arga langsung mengangguk senang dan langsung bangun untuk pergi ke kamar rawat istrinya namun sebelumnya Harsa menahannya lagi.
"Jaga bacot lu, jangan bahas soal perselingkuhan lu depan dia. Karena dia ga bakalan inget."
Arga harus senang atau sedih mendengar ucapan Harsa? Tapi apapun kondisi istrinya sekarang ia harus segera menemuinya dan berjanji tidak akan membahas itu di depan Saka.
"Mas Arga!"
Senyum manis itu menyambut Arga, ia menghampiri sang terkasih dan langsung memeluknya dengan erat.
"Akhirnya Mas datang, aku sampai menelepon Mas tadi berkali-kali."
Arga mengusap rambut Saka dan mengingat-ingat kapan ingatan Saka yang ini. Ah 3 bulan yang lalu, saat ia tengah menemani Kiana dan anaknya.
Saat itu Saka meneleponnya karena mengeluh sakit kepala hebat tapi ia justru tidak datang.
"Ayo pulang."
"Apakah boleh pulang, Dokter?"
"Nanti anda bisa ikut saya ke ruangan dulu setelah itu saya akan memberi keputusan. Silakan."
"Tunggu sebentar ya sayang, semoga kamu bisa pulang."
Saka mengangguk dan Arga mengikuti Dokter dari belakang.
Saat di ruangan Dokter, ada orangtua Saka serta Harsa yang menunggu.
Setelah berunding akhirnya Saka dibolehkan pulang walau sebenarnya tidak memungkinkan untuk dirawat di rumah.
Tapi karena ingatan Saka yang hanya mengingat Arga dan bahkan melupakan penyakit yang dideritanya, akhirnya diperbolehkan dengan syarat jika keadaan semakin memburuk Saka harus dibawa ke Rumah Sakit lagi.
"Aslinya gua ga begitu percaya sama lu, tapi ini demi adek gua. Kalau misalkan terjadi sesuatu gua ga akan segan-segan..."
"Aku berjanji akan menjaganya, ga akan membuatnya sedih dan stress. Aku juga akan pastikan Ibuku tak datang ke rumah."
"Bacot janji-janji, gua ga percaya janji lu. 10 tahun gua percaya sama lu malah lu balas pake kelakuan bejat."
"Harsa sayang sudah, nanti Saka curiga kita lama di sini. Nak Arga, Ibu titip Saka. Jangan sakiti anak ibu lagi ya?"
Arga mengangguk sambil memegang tangan mertuanya, "Iya Bu, tolong percaya pada saya sekali lagi."
"Ya sudah kita pamit, kalau ada apa-apa bilang Harsa."
Arga mengangguk melihat kepergian mertua dan kakak iparnya, setelah itu ia kembali ke kamar Saka. Mereka akan pulang juga hari ini.
~
"Pelan-pelan sayang."
Saka menatap serta memukul pelan lengan suaminya, "Aku sakit kepala aja bukan lumpuh."
"Tetap aja Mas khawatir tadi kata Dokter kamu pingsan di jalan."
"Aku tadi seperti melihat Kak Harsa, tapi tiba-tiba kepalaku sakit dan akhirnya ga inget apa-apa lagi."

KAMU SEDANG MEMBACA
Farewell
Fiksi Penggemar'Karena kamu akan tetap hidup sayang, aku berjanji.' NOMIN Story by Storyrein