THE HEAVEN 🔞 [✓]

Hot Tonight

hi, i'm back! kangen book ini gak?

⚠️🔞

Apa hal paling membahagia kan selain dapat menikahi orang yang paling kau cintai? Rasanya benar-benar bahagia dan bagaikan sebuah mimpi, bahkan saking bahagia nya serasa dunia ini sudah bukan apa-apa lagi selain mengutamakan orang yang paling kita cintai.

Itulah yang kini V rasakan. Betapa rasa bahagia itu menggebu-gebu di dalam dirinya saat ia telah berhasil menjadikan Jane sebagai istri sah nya. Rasa bahagia itu takkan luntur, bahkan V telah berjanji kepada Tuhan dan seluruh keluarga mereka bahwa ia akan membahagiakan Jane dengan segenap jiwa-raga nya.

V baru saja menyelesaikan ritual mandinya. Ia sedikit terkejut saat tak mendapati sang istri dimana pun. Namun kekhawatiran itu hilang saat ia menemukan presensi wanita anggun itu kini tengah berada di balkon, menatap bulan sembari menikmati segelas teh hangat.

"J."

Jane menoleh lalu tersenyum, "Sudah selesai?"

V mengangguk lalu menghampiri sang istri dan memeluk nya dengan erat. Jane sangat cantik di balut handuk kimono dan rambut yang di gerai bebas. Riasan wanita itu telah di hapus dan wajah natural nya benar-benar cantik dan memikat. Ahh, V rasanya semakin di mabuk cinta.

"Apa kau lelah?" Tanya V lembut.

Jane memandang tubuh V yang tak di balut apapun di bagian atas sementara bawahan pria itu di tutup oleh handuk. Jane pun paham jika kini ia harus melaksanakan tugas nya sebagai seorang istri untuk malam pertama mereka.

"Aku tidak lelah. Mau melakukan nya?"

V tersenyum menggoda, "Melakukan apa?"

Jane merotasikan bola matanya malas, "Terserah lah. Padahal aku sedang tidak ingin bercanda."

Jane melepas pelukan V dan ingin beranjak dari sana namun V menarik tubuhnya lebih dulu dan memeluk nya dengan sangat erat.

"Kenapa sih kucing ku ini sensitif sekali?"

"Hm. Entahlah. Aku hanya merasa sangat lelah." Ujar Jane lalu menyandarkan kepalanya di dada V.

"Mau melakukan nya disini?"

Jane mengangkat kepala nya.

"Kau serius?"

"Kapan aku bercanda soal ini?"

Raut Jane menjadi sangat datar, "Belum sampai semenit kau bercanda soal itu."